OJK Sebut Kinerja Industri Jasa Keuangan di Solo Raya Stabil: Pertumbuhan Positif

1 month ago 31

TEMPO.CO, Solo - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kota Solo menilai kondisi industri jasa keuangan (IJK) di wilayah Solo Raya, Jawa Tengah, per September 2024 stabil dengan mencatatkan kinerja dan pertumbuhan positif.

Kepala OJK Solo, Eko Hariyanto mengemukakan kondisi IJK dengan kinerja yang terjaga dan pertumbuhan positif itu tercermin dari pertumbuhan di sejumlah sektor industri keuangan dengan profil risiko yang terjaga. "Di antaranya dari sektor perbankan. Jika melihat data kinerja sektor jasa keuangan di wilayah Solo Raya posisi September 2024, stabilitas sektor perbankan tetap terjaga dan tumbuh secara year on year atau yoy. Aset perbankan naik sebesar 2,45 persen menjadi Rp 120,53 triliun dari sebelumnya Rp 117,65 triliun," ujar Eko saat pemaparan kepada wartawan di Solo, Jawa Tengah, Jumat, 6 Desember 2024.

Ia menuturkan, kredit atau pembiayaan perbankan juga tumbuh sebesar 0,16 persen, meningkat sebesar Rp 171 miliar. Selain itu, untuk Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat meningkat sebesar 4,34 persen menjadi Rp 97,88 triliun. Di likuiditas perbankan, wilayah Solo Raya pada September 2024 juga masih terjaga dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) pada angka 108,33 persen. 

Adapun penyaluran kredit perbankan berdasarkan sektor ekonomi didominasi oleh penyaluran kredit pada sektor perdagangan besar dan eceran sebesar Rp 27,58 triliun kemudian kredit untuk industri pengolahan sebesar Rp 27,52 triliun.

"Berdasarkan jenis penggunaannya, penyaluran kredit terbesar dalam bentuk kredit modal kerja sebesar Rp 60,05 triliun dan kredit terbesar berdasarkan jenis usaha adalah kredit untuk kategori bukan UMKM sebesar Rp 57,88 triliun," tutur dia.

Di sektor pasar modal, ia mengatakan berdasarkan data posisi September 2024, perkembangan jumlah investor pasar modal di wilayah Solo Raya naik sebesar 6.707 SID atau 1,41 persen secara mom, dari 474.215 SID menjadi 480.922 SID. Sedangkan secara yoy, tercatat meningkat sebesar 74.789 SID (18,41 persen), dari 406.133 SID pada bulan September 2023 menjadi 480.922 SID pada bulan September 2024. 

Berdasarkan data posisi September 2024, transaksi saham tertinggi dicapai oleh Kota Solo sebesar Rp 996,53 miliar dan diikuti oleh Kabupaten Klaten sebesar Rp 545,25 miliar pada periode September 2024. Adapun pada posisi September 2024 itu, terdapat peningkatan nilai transaksi saham secara mom sebesar Rp 391,05 miliar atau 17,69 persen, dari Rp 2,21 triliun pada bulan Agustus 2024 menjadi Rp 2,60 triliun pada bulan September 2024. Begitu pula secara yoy nilai transaksi saham mengalami peningkatan sebesar Rp 520,00 miliar atau 24,98 persen, dari Rp 2,08 triliun pada September 2023 menjadi Rp 2,60 triliun pada September 2024.

Khusus untuk premi/kontribusi sektor asuransi konvensional, OJK mencatat secara akumulasi di Solo Raya pada triwulan 1 2024 turun secara yoy sebesar Rp 24,83 miliar atau -5,86 persen dari Rp 423,49 miliar menjadi Rp398,66 miliar.  Eko menyebut penurunan itu disebabkan oleh penurunan premi asuransi jiwa sebesar Rp 22,80 miliar atau -8,08 persen dari Rp 282,22 miliar menjadi Rp 259,43 miliar dan penurunan asuransi umum sebesar Rp 2,03 miliar atau -1,44 persen dari Rp 141,27 miliar menjadi Rp 139,24 miliar. "Secara akumulasi, klaim atau manfaat sektor asuransi konvensional di Solo Raya pada Triwulan I 2024 mengalami penurunan secara yoy sebesar Rp 7,03 miliar atau -1,78 persen dari Rp 395,77 miliar menjadi Rp 388,74 miliar," kata dia.

Ia menjelaskan penurunan tersebut disebabkan oleh penurunan klaim asuransi jiwa sebesar Rp 35,95 miliar atau -10,03 persen dari Rp 358,23 miliar menjadi Rp 322,29 miliar. Namun demikian, asuransi umum mengalami peningkatan sebesar Rp28,92 miliar atau 77,05 persen dari Rp 37,54 miliar menjadi Rp 66,46 miliar. 

Lebih lanjut dia juga memaparkan perkembangan kinerja Dana Pensiun. Berdasarkan data posisi Agustus 2024, dana pensiun di wilayah Solo Raya meningkat aset secara yoy sebesar Rp 20,59 miliar atau 3,72 persen, dari Rp 553,99 miliar menjadi Rp 574,58 miliar. "Begitu pula dengan aset netto mengalami peningkatan secara yoy sebesar Rp 20,35 miliar atau 3,67 persen, dari Rp 553,92 miliar menjadi Rp 574,26 miliar," tuturnya.

Peningkatan juga tercermin pada investasi dana pensiun yang meningkat secara yoy sebesar Rp 2,12 atau 0,39 persen, dari Rp 544,49 miliar menjadi Rp 546,60 miliar. Adapun dari perkembangan kinerja Lembaga Keuangan Mikro/Syariah (LKM/S), berdasarkan data posisi bulan Agustus 2024, total aset LKM/S di wilayah Solo Raya naik secara yoy sebesar Rp 0,09 miliar atau 0,26 persen, dari Rp 34,62 miliar menjadi Rp 34,71 miliar. Demikian juga dengan jumlah pembiayaan meningkat secara yoy sebesar Rp 0,11 miliar atau 1,15 persen). 

Peningkatan juga tercermin pada Laba/Rugi LKM/S secara yoy sebesar Rp19,35 juta (5,07 persen) dari Rp381,59 juta menjadi Rp400,93 juta. "Namun dari Dana Pihak Ketiga turun sebesar Rp 4,33 juta atau -0,05 persen secara yoy dari Rp 9,18 miliar menjadi Rp 9,17 miliar," katanya.

Untuk kinerja perusahaan pembiayaan, ia menyampaikan dari data posisi September 2024, perusahaan pembiayaan di wilayah Solo Raya naik piutang pembiayaan secara yoy sebesar Rp 628,87 miliar atau 13,54 persen, dari Rp 4,64 triliun menjadi Rp 5,27 triliun. Sementara itu, Non-Performing Financing (NPF) nominal perusahaan pembiayaan naik sebesar Rp 214,53 miliar atau 168,13 persen secara yoy, dari Rp 127,60 miliar menjadi Rp 342,13 miliar.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |