JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM — Wacana masuknya PDI Perjuangan ke lingkaran pemerintahan Prabowo Subianto terus memantik perhatian. Partai Amanat Nasional (PAN) menilai langkah partai banteng itu, jika benar terjadi, bakal memberi dampak positif bagi kinerja kabinet.
Wakil Ketua Umum PAN, Eddy Soeparno, menyebut kerja besar negara tidak bisa ditangani satu-dua pihak. Target ambisius, seperti pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen, membutuhkan kekuatan bersama. “Semakin banyak pihak yang memikul tanggung jawab ini, semakin ringan beban pemerintahan,” ujar Eddy saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Rabu (6/8/2025).
Meski demikian, Eddy menegaskan, keputusan untuk bergabung atau tidak tetap ada di tangan PDIP. Ia mengaku tak bisa mengklaim peluang partai tersebut merapat ke Kabinet Merah Putih.
Sementara itu, Megawati Soekarnoputri telah mengunci arah politik PDIP melalui pidato pada penutupan Kongres VI di Bali akhir pekan lalu. Dalam sambutannya, Megawati menyatakan partai yang ia pimpin tidak akan menjadi oposisi, tetapi juga tidak serta-merta membangun koalisi kekuasaan.
Menurut Megawati, konsep oposisi dan koalisi hanya relevan di sistem parlementer, bukan presidensial seperti Indonesia. Karena itu, PDIP memilih posisi sebagai penyeimbang. “Kami berdiri di atas kebenaran, berpihak pada rakyat, dan bersikap tegas menjaga arah pembangunan agar tetap sesuai konstitusi,” tegas Megawati.
Sikap politik ini memunculkan pertanyaan: apakah pengawasan terhadap pemerintah akan melemah, mengingat PDIP adalah satu-satunya partai parlemen yang berada di luar kabinet? Eddy punya pandangan lain. Ia menilai kontrol terhadap pemerintah tidak harus datang dari oposisi di DPR. “Media, akademisi, bahkan masyarakat di media sosial bisa menjalankan fungsi koreksi. Itu pengawasan juga,” kata Wakil Ketua MPR tersebut.
Eddy juga mengapresiasi posisi PDIP sebagai penyeimbang. Baginya, pernyataan Megawati mencerminkan sikap dewasa dan guyub dalam berdemokrasi. “Ini bentuk objektivitas. Kalau ada kebijakan baik, didukung. Kalau perlu koreksi, disampaikan,” ujarnya.
Eddy mengaku pernah berada di posisi serupa ketika PAN tidak masuk kabinet. Ia menyebut, berada di luar pemerintahan bukan berarti menutup ruang kerja sama. “Kita pernah mengalaminya. Yang baik kita dukung sepenuhnya, yang belum baik, kita berikan kritik konstruktif,” tandasnya. [*] Berbagai sumber
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.