Pasokan Senjata untuk TPNPB OPM Produksi Pindad sampai Pengrajin di Bojonegoro

8 hours ago 6

TEMPO.CO, Jakarta - Pasokan senjata untuk kelompok separatis Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB OPM) ternyata tidak hanya dari Pindad, Papua Nugini atau Mindanao, Filipina Selatan.

Direktorat Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Jawa Timur menangkap tiga warga Bojonegoro yang memproduksi senjata api untuk Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), demikian sebutan Pemerintah untuk TPNPB OPM, di Puncak Jaya, Papua.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kapolda Jawa Timur, Komjen Imam Sugianto, dalam konferensi pers di Mapolda Jatim, Selasa, 11 Maret 2025, mengatakan bahwa ketiga tersangka ditangkap sebagai hasil pengembangan dari penangkapan yang dilakukan oleh Polda Papua.

"Dari hasil pengembangan kasus di Papua, diketahui bahwa pemasok senjata berasal dari Bojonegoro, Jawa Timur," ujar Imam Sugianto, seperti dikutip Antara.

Ketiga tersangka yakni Teguh Wiyono yang berperan sebagai pemasok dan distributor senjata serta amunisi, Muhammad Kamaludin sebagai operator mesin perakitan, dan Pujiono sebagai perakit senjata api.

Sebelumnya, Polda Papua dan Papua Barat berhasil menangkap mantan anggota TNI Kodam 18 Kasuari, berinisial Yuni Enumbi, ketika sedang membawa senjata kiriman dari Surabaya. Setelah itu, ditangkap pula bekas anggota TNI Eko Sugiyono yang merupakan jaringan Yuni Enumb.

"Dari penangkapan kedua tersangka, diketahui bahwa senjata dirakit di Bojonegoro," kata Imam

Polisi juga menangkap  Adi Pamungkas, yang bertugas menyimpan senjata dan amunisi di Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, DIY.

Kapolda Papua, Irjen Petrus Patrige Rudolf Renwarin, dalam konferensi pers yang digelar secara daring, menyebutkan bahwa barang bukti yang diamankan meliputi 982 butir amunisi berbagai kaliber dan lima senjata api.

"Amunisi yang diamankan terdiri atas 42 butir kaliber 5,56 mm, 198 butir kaliber 5,6 mm, 152 butir kaliber 30, 197 butir kaliber 7,62 mm, dan 14 butir kaliber 9 mm," ujar Irjen Petrus Patrige Rudolf Renwarin.

Adapun lima senjata api yang disita terdiri atas dua senjata rakitan jenis Fajar dan tiga senjata api laras pendek.

Kapolda Papua menegaskan bahwa hingga saat ini tidak ditemukan keterlibatan anggota TNI/Polri dalam kasus ini. Namun, pihaknya menegaskan bahwa tindakan tegas akan diberikan jika ada oknum yang terbukti terlibat.

"Jika ada anggota TNI yang terlibat dalam jual beli senjata api kepada kelompok kriminal bersenjata, mereka wajib dihukum dengan tindakan tegas, karena mereka sadar bahwa senjata tersebut akan digunakan untuk menyerang rekan mereka di wilayah konflik," katanya.

Senjata Produksi Rumahan

Sebelumnya, polisi menggerebek sebuah rumah di Perumahan Kalianyar, Desa Kalianyar, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro, yang diduga menjadi tempat perakitan senjata api tanpa izin.

Penggerebekan dilakukan oleh personel gabungan dari Polda Jatim dan Satgassus Mabes Polri pada Sabtu siang, 8 Maret 2025.

Dalam operasi tersebut, polisi menemukan seorang perempuan yang merupakan istri penghuni rumah serta dua pria yang diduga sebagai pekerja di bengkel perakitan.

Kepala Desa Kalianyar, Ibnu Ismail, membenarkan adanya penggeledahan dan penyitaan yang dilakukan aparat kepolisian.

"Pihak desa hanya diminta menjadi saksi. Informasinya, rumah itu dikontrakkan dan bukan milik warga Kalianyar," ujarnya.

Polisi juga menyita sejumlah mesin bubut yang digunakan dalam perakitan senjata api. Beberapa mesin tersebut diangkut menggunakan mobil towing dan pikap yang ditutup terpal.

Menurut Kapolda Jatim Imam Sugianto, para tersangka dalam kasus tersebut akan dikenakan hukuman sesuai Undang-Undang Darurat RI Nomor 12 Tahun 1951.

Sementara itu, Kapolda Papua Irjen Pol Patrige Renwarin mengatakan selain mengamankan 17 senjata  dan 3.573 butir amunisi juga ditangkap tujuh orang tersangka dari empat Polda tersebut.

Menurut dia, terungkapnya kasus tersebut berawal dari ditangkapnya Yuni Enumbi (YE) beserta enam pucuk senjaapai terdiri atas dua laras panjang dan empat laras pendek serta 882 butir amunisi yang dikirim dari Surabaya menggunakan jasa pengiriman kapal laut.

Amunisi dan senjata itu disimpan di dalam kompresor yang di luarnya dipacking dengan papan kayu.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |