PBB Hadapi Tantangan Keamanan saat Distribusi Bantuan ke Gaza

4 hours ago 5

TEMPO.CO, Jakarta -Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB tengah mempersiapkan perluasan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza di bawah potensi gencatan senjata pada Rabu, 15 Januari 2024. Namun, ketidakpastian seputar akses perbatasan dan keamanan di kawasan itu tetap menjadi kendala.

Dilansir dari Reuters, para negosiator di Qatar sedang menyelesaikan rincian akhir gencatan senjata antara Israel dan kelompok pejuang Palestina Hamas di Gaza.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Para mediator dan pihak yang bertikai menggambarkan kesepakatan itu lebih dekat dari sebelumnya. Gencatan senjata akan mencakup peningkatan bantuan kemanusiaan yang signifikan ke Jalur Gaza.

Juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan Koordinator Kemanusiaan dan Eekonstruksi PBB untuk Gaza, Sigrid Kaag, bertemu dengan para menteri Israel dan Palestina dalam beberapa hari terakhir dan berbicara dengan menteri luar negeri Mesir pada Selasa pekan ini tentang keterlibatan PBB dalam gencatan senjata.

"Sistem PBB secara keseluruhan sedang dalam perencanaan dan persiapan yang intensif ketika gencatan senjata mulai berlaku, dan bagaimana kita dapat meningkatkan bantuan," kata Dujarric, dikutip dari Reuters

Di antara hal-hal yang tidak diketahui adalah penyeberangan perbatasan mana yang akan dibuka ke Gaza di bawah gencatan senjata dan seberapa aman Gaza untuk distribusi bantuan. Sebab, banyak pengiriman telah menjadi sasaran geng bersenjata dan penjarah selama konflik.

"Jelas, hal-hal itu akan terus menjadi tantangan karena kami tidak memiliki jawaban untuk semua pertanyaan itu," ujar Dujarric.

PBB telah mengeluhkan hambatan bantuan di Gaza selama perang yang telah berlangsung selama 15 bulan. PBB mengatakan Israel dan pelanggaran hukum di kawasan itu telah menghalangi masuknya dan distribusi bantuan di zona perang.

'Melakukan Segala yang Mungkin'

Pakar keamanan pangan global memperingatkan pada November lalu bahwa ada kelaparan akan segera terjadi di Gaza utara. Pejabat kesehatan Palestina menyebut lebih dari 46.500 orang telah tewas dalam serangan Israel di Gaza. 

Israel mengatakan jumlah bantuan yang dikirim ke Gaza, yang jumlahnya lebih dari satu juta ton selama setahun terakhir, telah memadai. Namun, Hamas dituduh membajak bantuan tersebut sebelum sampai ke Palestina yang membutuhkan. Hamas membantah tuduhan tersebut dan menyalahkan Israel atas minimnya batuan kemanusiaan tersebut.

Nasib badan bantuan PBB untuk Palestina atau UNRWA juga tidak jelas karena undang-undang yang melarang operasinya di tanah Israel dan kontak dengan otoritas Israel akan mulai berlaku akhir bulan ini.

Dujarric mengatakan PBB dan organisasi mitra "melakukan segala yang mungkin" untuk menjangkau rakyat Palestina yang membutuhkan dengan sumber daya yang sangat terbatas.

"Namun, permusuhan yang sedang berlangsung, penjarahan serta pembatasan akses yang sistematis terus membatasi upaya kami," tuturnya. 

"Kerusakan jalan, persenjataan yang tidak meledak, kekurangan bahan bakar, dan kurangnya peralatan telekomunikasi yang memadai juga menghambat pekerjaan kami." 

"Sangat penting bahwa bantuan vital dan barang-barang komersial dapat memasuki Gaza melalui semua penyeberangan perbatasan yang tersedia tanpa penundaan, dalam skala yang dibutuhkan," ucapnya.

Israel mengklaim bahwa Hamas menewaskan 1.139 orang di Israel selatan pada 7 Oktober 2023, dan menyandera sekitar 250 orang. Sejak saat itu, Israel telah menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza, dan populasi wilayah tersebut sebelum perang yang berjumlah 2,3 juta orang telah mengungsi beberapa kali, kata badan-badan kemanusiaan.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |