Perbedaan Hamas dan Hizbullah dalam Menyikapi Penggulingan Bashar al Assad

1 month ago 33

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Suriah Bashar al Assad telah digulingkan oleh pemberontak Suriah yang merongrongnya selama 14 tahun. Selama pemerintahannya, Assad sangat bergantung pada Rusia, Iran dan Hizbullah.

Setelah Israel membalas serangan 7 Oktober yang dilancarkan Hamas, perhatian Iran dan Hizbullah teralihkan. Hizbullah dan Iran pun terlibat dalam perang melawan Israel membuat pertahanan Assad goyah dan pemberontak dengan mudah merebut kekuasaannya.

Namun, tergulingnya Bashar al Assad ternyata disikapi secara berbeda oleh Hamas dan Hizbullah. Berikut reaksi kedua kelompok perlawanan ini:

Hamas mengucapkan selamat 

Kelompok Palestina Hamas mengucapkan selamat kepada rakyat Suriah pada Senin atas tercapainya "aspirasi mereka untuk kebebasan dan keadilan" setelah menggulingkan Assad, Reuters melaporkan.

Ini adalah komentar publik pertama Hamas sejak pasukan pemberontak menyerbu ibu kota Suriah, Damaskus, pada Minggu, setelah serangan kilat yang membuat Assad melarikan diri ke Rusia setelah perang saudara selama 13 tahun dan enam dekade pemerintahan otokratis keluarganya.

"Kami berdiri teguh bersama rakyat Suriah... dan menghormati kehendak, kemerdekaan, dan pilihan politik rakyat Suriah," faksi Islamis yang telah memerintah Jalur Gaza mengatakan dalam sebuah pernyataan.

Hamas mengatakan pihaknya berharap bahwa Suriah pasca-Assad akan melanjutkan "peran historis dan penting dalam mendukung rakyat Palestina".

Dalam sebuah pernyataan terpisah, Ziad al-Nakhala, kepala Jihad Islam, sebuah kelompok yang didukung Iran dan sekutu Hamas, menggemakan sentimen tersebut.

"Jihad Islam berharap Suriah akan tetap menjadi dukungan nyata bagi rakyat Palestina, perjuangan mereka, seperti yang selalu terjadi," kata Nakhala.

Hamas secara terbuka mendukung pemberontakan jalanan Muslim Sunni 2011 melawan pemerintahan Assad dan mengosongkan markas besarnya di Damaskus pada 2012, sebuah langkah yang membuat Iran, sekutu Assad dan kelompok Palestina, marah.

Hamas, yang akar ideologinya berasal dari Ikhwanul Muslimin yang beraliran Islam Sunni, menjauhkan diri dari Assad - anggota sekte minoritas Alawite, sebuah cabang dari Islam Syiah - ketika ia menindak para pengunjuk rasa dan pemberontak yang sebagian besar beragama Islam Sunni.

Kelompok Palestina tersebut memutuskan pada 2022 untuk memulihkan hubungan dengan pemerintah Assad dan mengirim delegasi ke Damaskus, di mana para pemimpin Hamas bertemu dengan Assad dengan harapan dapat memperbaiki hubungan.

Suriah yang dipimpin Assad dan Iran membentuk "poros perlawanan" dengan gerakan Hizbullah Lebanon dan kelompok-kelompok militan Palestina untuk menentang Israel.

Hamas juga mengutuk keras "tindakan agresi berulang kali oleh pendudukan Israel terhadap wilayah Suriah" dan menolak "ambisi atau rencana Zionis yang menargetkan Suriah".

Hizbullah menyebut peristiwa di Suriah “Transformasi Berbahaya”

Tanggapan positif Hamas terhadap kejatuhan Assad berbeda dengan Hizbullah yang beraliran Syiah, yang memainkan peran utama dalam menopang Assad selama bertahun-tahun perang. Suriah yang dipimpin Assad telah lama menjadi saluran penting bagi Iran untuk memasok senjata kepada kelompok tersebut.

Hizbullah Lebanon memandang kejadian-kejadian di Suriah sebagai sebuah "transformasi besar, berbahaya, dan baru", seorang politisi senior Hizbullah mengatakan pada Senin, sebuah reaksi pertama dari kelompok yang didukung oleh Iran ini atas penggulingan sekutunya Bashar al Assad.

Hizbullah memainkan peran utama dalam menopang Assad selama bertahun-tahun perang di Suriah, sebelum membawa para pejuangnya kembali ke Lebanon pada tahun lalu untuk bertempur dalam perang sengit dengan Israel - sebuah pengerahan kembali yang melemahkan barisan pemerintah Suriah.

Kejatuhannya telah membuat Hizbullah kehilangan sekutu penting di sepanjang perbatasan timur Lebanon. Suriah yang diperintah oleh Assad telah lama menjadi saluran penting bagi Iran untuk memasok senjata kepada Hizbullah yang beraliran Syiah.

"Apa yang terjadi di Suriah adalah sebuah transformasi besar, berbahaya dan baru, dan bagaimana dan mengapa hal itu terjadi membutuhkan evaluasi, dan evaluasi tidak dilakukan di atas podium," ujar anggota parlemen Hizbullah, Hassan Fadlallah, dalam sebuah pernyataan.

Kelompok-kelompok bersenjata Suriah yang dipimpin oleh kelompok Islamis Sunni Hayat Tahrir al-Sham menyerbu Damaskus pada Minggu, merebut ibu kota dan memaksa Assad untuk pergi ke Rusia.

Israel memberikan pukulan berat kepada Hizbullah selama lebih dari satu tahun permusuhan, yang dimulai ketika kelompok Lebanon itu melepaskan tembakan pada 8 Oktober 2023 sebagai bentuk solidaritas terhadap sekutunya di Palestina, Hamas, di Gaza. Gencatan senjata di Lebanon mulai berlaku pada 27 November.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |