Prabowo Akan Bangun 3 Juta Rumah Setahun, Mari Belajar dari Cina yang Kelebihan Properti Baru

1 month ago 32

Prabowo menargetkan membangun 3 juta rumah setahun, pakar properti ingatkan masalah perumahan bukan cuma dari sisi suplai, tapi juga demand.

2 Desember 2024 | 14.52 WIB

Image of Tempo

Presiden Prabowo menargetkan membangun 3 juta rumah setahun untuk mengejar backlog perumahan 9,9 juta. Ia pun membentuk Kementerian Perumahan dan Kawasan Pemukiman, yang di kabinet sebelumnya menyatu di bawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Banyak suara mendukung, karena pembangunan 1 juta hunian di perkotaan dalam bentuk rumah susun dan 2 juta rumah di pedesaan, bakal berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi.

Bahkan Ketua Satuan Tugas Perumahan Hashim Djojohadikusumo, optimistis sektor perumahan bisa menyumbang hingga 1,5 persen terhadap pertumbuhan ekonomi.

Hashim mengatakan kontribusi sebesar itu antara lain datang dari luasnya dampak sektor perumahan. Saat pemerintah berfokus menggenjot sektor ini, terdapat 185 sektor usaha lain yang akan ikut bergeliat tumbuh, seperti furnitur, semen, keramik, cat, dan jasa konstruksi, katanya pada 23 Oktober 2024.Menteri Perumahan Maruarar Sirait juga sangat optimistis dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi muncul karena ditopang konsumsi para pelaku industrinya. "Jutaan orang yang terlibat, baik itu developer, kontraktor, maupun agen properti. Kalau mereka bertumbuh, ekonomi juga akan bertumbuh," ujarnya pada 19 November 2024.

Head of Research Colliers Indonesia Ferry Salanto pun yakin program 3 juta rumah bakal berdampak signifikan terhadap ekonomi jika terlaksana. Sebab, membangun rumah bisa melibatkan banyak jenis usaha sehingga efek ekonomi yang terasa bakal berlipat ganda.

Lagi pula selama ini belum pernah ada tambahan suplai sebanyak itu. Di Jakarta saja saat ini hanya ada sekitar 250 ribu unit apartemen. Dalam dua tahun terakhir, pertumbuhan jumlahnya tak terpaut jauh. Pada 2022 terdapat 220 ribu unit apartemen dan naik menjadi 239 ribu unit pada 2023. Sementara itu, tahun depan, pemerintah berencana menambah hingga 1 juta unit apartemen. Namun ia mengingatkan pemerintah, bahwa masalah daya beli juga harus dipertimbangkan.

"Masalah perumahan di Indonesia bukan cuma dari sisi suplai, tapi juga demand," ucap Ferry. Dia mempertanyakan kemampuan pemerintah merealisasi pembangunan 3 juta rumah di tengah daya beli masyarakat yang tertekan seperti sekarang.

Meskipun kebutuhan terhadap rumah tinggi, terlihat dari data backlog perumahan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional 2023 sebesar 9,9 juta unit, kenyataannya sejumlah unit rumah yang dibangun tak terserap. Dia mencontohkan serapan unit apartemen yang stagnan sejak 2020 akibat harga properti yang melambung tinggi.

Belajar dari CinaSektor properti di Cina meningkat pesat sebelum krisis keuangan 2008. Pemerintah sampai harus menaikkan harga untuk mengerem penjualan. Namun akibat krisis, banyak kelas menengah mengerem pembelian rumah.

Akibatnya, 60 persen bangunan baru tak terserap pasar. Banyak kompleks apartemen berubah menjadi kota hantu. BBC pada 2012 menulis tentang Ordos, sebuah kota di Mongolia, menjadi kompleks dengan belasan rumah susun tak berpenghuni, termasuk sebuah mal yang kosong melompong.

Situs berita The Diplomat  pada September menulis bahwa s

ektor properti di Tiongkok sedang terpuruk. Dulunya sektor ini menjadi tulang punggung ekonomi yang mengangkat ratusan juta warga Cina dari kemiskinan ke kelas menengah, kini industri ini mengalami kemerosotan.

Nilai real estat tidak hanya mengancam kekayaan rumah tangga dan pendapatan pemerintah daerah, tetapi juga pertumbuhan ekonomi Cina secara keseluruhan, indikator utama legitimasi dan hak Partai Komunis Tiongkok untuk berkuasa.

Pengembang properti raksasa seperti Evergrande dan Country Garden telah bangkrut. Dalam upaya untuk mengurangi dampaknya, otoritas Cina pada September lalu meluncurkan langkah-langkah stimulus yang dirancang untuk menstabilkan pasar dan mencegah spiral kemerosotan yang telah menyebabkan nilai rumah baru yang dijual turun lebih dari 23 persen hingga Agustus 2024.

Yudono Yanuar

Pokoknya Dua Putaran

Pokoknya Dua Putaran

PODCAST REKOMENDASI TEMPO

  • Podcast Terkait
  • Podcast Terbaru

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |