Rayakan HUT RI, Warga Kotagede Gelar Lomba Melamun, Peserta Dilarang Ngapa-ngapain

4 weeks ago 28

Ilustrasi melamun | kreasi AI

YOGYAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Jika biasanya lomba 17 Agustus identik dengan balap karung, panjat pinang, atau makan kerupuk, lain halnya dengan yang digelar di kawasan Benteng Cepuri, Kotagede, Yogyakarta, Senin (18/8/2025). Di lokasi bersejarah itu, ratusan warga justru berkumpul untuk mengikuti lomba yang tak biasa: adu kuat melamun.

Alih-alih berlari atau bersaing adu cepat, para peserta justru ditantang untuk duduk tenang, tidak boleh tidur, tidak boleh bercakap-cakap, apalagi bermain ponsel. Aturannya sederhana: siapa yang paling lama bertahan melamun tanpa terdistraksi, dialah yang berpeluang jadi juara.

Menurut salah satu penggagas acara, Fery Friday dari Lokanusa Kotagede, gagasan Itu muncul karena keinginan menghadirkan suasana perayaan yang lebih santai dan tidak melulu kompetitif.

“Di tengah hidup yang serba terburu-buru, kami ingin mengajak masyarakat berhenti sejenak. Melamun itu bukan hal negatif, justru bisa menjadi ruang jeda untuk menenangkan pikiran,” ujarnya.

Tiga Kategori Penilaian

Panitia membagi penilaian ke dalam tiga kategori unik, yaitu pelamun Paling Tahan Lama, yakni peserta yang bisa melamun paling konsisten. Kedua, pelamun Paling Ekspresif, yakni peserta dengan raut wajah paling menarik selama bengong. Ketiga,

pelamun Paling Macak, khusus bagi mereka yang tampil dengan kostum paling nyentrik.

Untuk menjaga keseruan, panitia bahkan menyiapkan “distraksi dadakan” agar peserta benar-benar diuji kesabarannya.

Poster lomba yang diunggah akun Lokanusa Kotagede beberapa hari sebelum acara, langsung menuai respons luas. Lebih dari 2.000 komentar memenuhi unggahan itu, sebagian besar memberi tanggapan kocak dan penasaran ingin mencoba. Bahkan hingga menjelang acara, sudah lebih dari seratus orang resmi mendaftar.

Salah seorang peserta, Intan, mengaku tertarik ikut karena merasa “ahli melamun” di kehidupan sehari-hari.
“Kalau outfit saya persiapkan, tapi untuk melamunnya sih sudah biasa. Kan sehari-hari memang sering melamun mikirin hidup,” candanya.

Meski terkesan main-main, lomba ini digelar serius. Panitia menghadirkan praktisi mindfulness dan pegiat slow living sebagai juri. Hadiah pun cukup menarik, mulai dari piala, goodie bag, voucher makan, hingga keanggotaan spesial di Lokanusa Kotagede.

“Intinya, kami ingin membuat perayaan kemerdekaan yang mengundang tawa, tidak menegangkan, tapi tetap memberi makna. Bahwa berhenti sejenak juga bagian dari merdeka,” pungkas Fery. [*] Berbagai sumber

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |