TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto mengundang kelompok pemuda peduli lingkungan, Pandawara Group, ke Istana Kepresidenan Jakarta pada Selasa, 11 Maret 2025, untuk membahas isu lingkungan dan pengelolaan sampah. Lima anggota Pandawara hadir dengan mengenakan kemeja hitam.
"Soal isu lingkungan sampah, khususnya membicarakan isu persoalan sampah," kata salah satu anggota Pandawara Group, Gilang Rahma sebelum bertemu dengan Presiden Prabowo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa, dikutip dari Antara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gilang berharap pertemuan dengan Presiden Prabowo dapat membuka peluang kerja sama dan inovasi guna mewujudkan lingkungan yang lebih bersih di Indonesia.
"Semoga hasil dari pertemuan ini, kita bisa lebih bersinergi dan bisa membuat inovasi yang keren lah untuk kemajuan lingkungan di Indonesia," katanya.
Profil Pandawara Group
Pandawara Group, yang lebih dikenal sebagai Pandawara, adalah komunitas yang terdiri dari lima pemuda asal Kopo, Bandung. Anggotanya meliputi Rafli Pasya (22), Agung Permana (22), Gilang Rahma (22), Muchamad Iksan (21), dan Rifki Sa’dullah (22), dengan fokus utama pada aksi kebersihan lingkungan.
Mereka aktif di media sosial, termasuk akun Instagram @pandawaragroup, yang telah membagikan 443 unggahan dan memiliki 3,5 juta pengikut. Selain itu, mereka juga berpartisipasi di TikTok dengan nama yang sama, diikuti oleh 12,4 juta pengguna.
Pada Oktober 2023, video mereka saat membersihkan Pantai Loji di Kampung Cibutun, Desa Sangrawayang, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, menjadi viral. Dalam video tersebut, Pandawara menyebut Pantai Loji sebagai pantai terkotor keempat di Indonesia.
Sebelumnya, mereka telah melakukan aksi serupa di tiga pantai lain, yaitu Pantai Labuan di Pandeglang, Pantai Sukaraja di Lampung, dan Pantai Kesenden di Cirebon. Masing-masing pantai ini diberi label sebagai pantai terkotor sesuai urutan pembersihannya—semakin awal dibersihkan, semakin kotor kondisinya.
Selain membersihkan pantai, Pandawara juga menyusuri daerah aliran sungai berdasarkan laporan warga setempat. Mereka menemukan bahwa sampah di setiap sungai yang dibersihkan sering kali berasal dari aliran sebelumnya, sehingga mereka terus menelusuri sumbernya ke hulu. Kebiasaan ini bermula dari keresahan mereka terhadap banjir yang sering melanda daerah tempat tinggalnya.
Lima pemuda ini membentuk Pandawara Group sebagai respons terhadap permasalahan sampah di Indonesia yang mereka rasakan langsung, terutama banjir. Sebagai korban banjir, mereka merasa resah dan berempati melihat sungai yang dipenuhi sampah. Berdasarkan keprihatinan itu, mereka mulai turun langsung untuk membersihkan selokan dan sungai di sekitar tempat tinggal mereka.
Pada awalnya, Pandawara Group hanya menggunakan peralatan kebersihan sederhana, seperti tempat sampah dan jaring, dengan modal pribadi. Mereka memulai aksi dari saluran air di sekitar lingkungan mereka, kemudian memperluas cakupan ke daerah lain, termasuk Sukabumi, setelah kondisi membaik.
Mereka juga membagikan dokumentasi kegiatan membersihkan sampah melalui media sosial pribadi sebagai pengingat sekaligus motivasi bagi masyarakat. Dengan mengunggah video, mereka berharap dapat menginspirasi lebih banyak orang, terutama anak muda, untuk melakukan aksi serupa di lingkungan masing-masing.
Pada akhir 2022, TikTok memberikan penghargaan kepada Pandawara Group melalui akun @pandawaragroup sebagai TikTok Local Heroes dalam ajang Year on TikTok 2022. Penghargaan ini diberikan karena mereka dinilai memberikan pengaruh positif, menginspirasi, serta mengedukasi masyarakat melalui konten yang mereka buat. Bahkan, aksi mereka berhasil membantah stigma bahwa anak muda cenderung malas bergerak (mager).
M. Roby Septiyan dan Rachel Farahdiba Regar berkontribusi dalam penulisan artikel ini.