TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Pemilihan Umum Provinsi Banten, telah menyelesaikan rapat pleno ihwal hasil rekapitulasi suara pada pemilihan gubernur atau Pilgub Banten.
Berdasarkan data dokumen D hasil dari setiap Kabupaten/Kota di Provinsi Banten yang dikutip dari situs pilkada2024.kpu.go.id pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Banten nomor urut 2, yaitu Andra Soni-Achmad Dimyati Natakusumah memperoleh suara lebih banyak dari pesaingnya, Airin Rachmi Diany-Ade Sumardi.
Duet Andra-Dimyati memperoleh 3.102.501 atau 55,88 persen suara dari 8 Kabupaten/Kota di Provinsi Banten. Jumlah tersebut lebih banyak dibandingkan suara yang diperoleh duet Airin-Ade dengan torehan 2.449.183 atau 44,12 persen suara.
Adapun 8 Kabupaten/Kota di Provinsi Banten tersebut, adalah Kabupaten Pandeglang; Kabupaten Lebak; Kabupaten Tangerang; Kabupaten Serang; Kota Tangerang; Kota Cilegon; Kota Serang; dan Kota Tangerang Selatan.
Pada dokumen D yang terdapat di situs pilkada2024.kpu.go.id duet Andra Soni mendulang lebih banyak suara di 6 Kabupaten/Kota. Sedangkan Airin-Ade unggul jumlah suara hanya di 2 Kabupaten/Kota.
Dua Kabupaten/Kota yang dimaksud, ialah Kota Tangerang Selatan dan Kota Cilegon. Duet Airin-Ade memperoleh 385.250 suara di Kota Tangerang Selatan dan 122.852 suara di Kota Cilegon.
Jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang dikeluarkan KPU untuk Pilkada Banten 2024 berjumlah 8.926.662 orang dengan tingkat partisipasi pemilih 66,05 persen atau sedikit meningkat dari pilkada Banten sebelumnya yang menorehkan tingkat partisipasi pemilih sebesar 62,02 persen.
Jumlah suara sah pada pilkada Banten adalah sebanyak 5.551.684 suara, dan suara tidak sah sebesar 356.492 suara.
Peneliti Politik dari Populi Center, Usep Saepul Ahyar, mengatakan kekalahan Airin di pilkada Banten disinyalir disebabkan oleh tidak maksimalnya mesin partai dalam bekerja.
Ia menilai, Golkar sebagai partai pengusung Airin, sebelumnya adalah pengusung Andra-Dimyati. Akan tetapi, Golkar menarik dukungan pada Andra-Dimyati setelah PDIP mengusung Airin untuk maju di pilkada Banten.
"Dari awal seperti Golkar tidak sepenuh hati menang di Banten," kata Usep.
Direktur Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, mengatakan kekalahan Airin atas Andra-Dimyati disebabkan oleh pelbagai faktor. Misalnya faktor figur dan bagaimana mesin partai bekerja maksimal.
"Yang tak kalah penting, endorse dukungan dari Presiden Prabowo Subianto jadi salah satu faktor penyebab kalahnya Airin," kata Adi.
Endorse dukungan Prabowo, Adi melanjutkan, cukup melekat pada partai pengusung Andra-Dimyati dan pemilih di Banten. Hal ini yang menjadi faktor mengapa perolehan suara Andra-Dimyati menjadi cukup besar ketimbang Airin-Ade.
Di sisi figur, kata dia, Andra-Dimyati juga minim resistensi sehingga membuat rekam jejak dan citranya cukup terjaga. Baiknya citra dan endorse dukungan dari figur tokoh inilah yang membuat perolehan suara Andra-Dimyati melesat di pilkada Banten.
"Kerja mesin politik KIM Plus juga signifikan di Banten," ujar Adi.
Sekretaris Jenderal Partai Golkar, Sarmuji, tak menampik ihwal kekalahan yang dialami Airin pada kontestasi ini. Ia memastikan kader Golkar telah bekerja keras untuk pilkada yang diikutinya.