TEMPO.CO, Yogyakarta - Sejumlah kawasan di Kota Yogyakarta diperkirakan bakal kembali padat wisatawan pada momentum libur panjang Isra Miraj dan Tahun Baru Imlek, 25-29 Januari 2025 mendatang.
Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta menganalisa, akan ada kenaikan jumlah kendaraan pribadi yang cukup signifikan di Kota Gudeg itu melihat durasi libur yang lamanya hampir sepekan itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Melihat pengalaman sebelumnya, dengan durasi libur yang cukup panjang ini kenaikan jumlah kendaraan yang keluar masuk di perkotaan mencapai 10 persen dibanding hari biasa," ujar Kepala Bidang Angkutan Jalan dan Keselamatan Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta Hary Purwanto, Rabu 22 Januari 2025.
Peningkatan volume kendaraan
Pada hari biasa, kata Hary, volume kendaraan di perkotaan Yogyakarta berkisar 98.000-an satuan mobil penumpang (smp). Artinya, pada libur panjang Imlek dan Isra mi'raj ini kemungkinan terjadi peningkatan 9.800 atau hampir 10.000 kendaraan tiap harinya.
Meski demikian, kenaikan jumlah kendaraan pada masa libur hari raya keagamaan yang berurutan ini dinilai tak akan setinggi seperti momen libur Lebaran atau Natal dan Tahun Baru.
Namun, sejumlah kawasan tetap diprediksi padat karena dengan durasi libur tersebut wisatawan dari luar Yogyakarta akan cenderung memilih menghabiskan waktu secara efektif di di area perkotaan.
Setidaknya ada empat titik kawasan dan ruas jalan yang bakal mengalami kepadatan lalu lintas selama masa libur panjang ini. Antara lain kawasan Malioboro, Simpang Empat Wirobrajan, Simpang Empat Demangan, dan Simpang Empat Pingit. "Kepadatan lalu lintas di empat titik tersebut kemungkinan terjadi selama hari libur hingga akhir pekan," kata dia
Sejauh ini, Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta belum berencana menerapkan rekayasa lalu lintas secara khusus untuk menghadapi libur panjang Isra Miraj dan Tahun Baru Imlek itu.
"Belum ada rencana rekayasa lalu lintas secara khusus untuk prediksi peningkatan kendaraan itu, namun petugas akan kami sebar melakukan patroli dan pengaturan di titik-titik rawan kepadatan lalu lintas," ujarnya.
Ikon baru Teras Malioboro Ketandan
Adapun Penjabat Wali Kota Yogyakarta Sugeng Purwanto mengatakan libur panjang Isra Miraj dan Tahun Baru Imlek ini menjadi momentum yang pas mulai menggaungkan ikon baru pusat belanja kaki lima Teras Malioboro Ketandan dan Teras Malioboro Beskalan. Seribu lebih pedagang yang awalnya menghuni Teras Malioboro 2 seluruhnya sudah menempati dua area itu sejak pertengahan Januari ini.
"Kota Yogyakarta telah memiliki destinasi baru yakni Teras Malioboro Ketandan dan Teras Malioboro Beskalan, kami akan dorong wisatawan yang ke Malioboro bisa singgah dan belanja di sana," kata dia.
Sugeng menuturkan, salah satu cara menarik wisatawan datang ke pusat kaki lima baru itu dengan cara menggelar berbagai event saat masa libur. Mulai dari kesenian tradisional, musik, ataupun atraksi lainnya yang menarik.
Prediksi cuaca
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG Yogyakarta masih terus mewanti-wanti agar masyarakat dan wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta mewaspadai cuaca ekstrem berupa hujan lebat yang Januari ini mengguyur Yogyakarta secara merata nyaris setiap hari. Hujan kategori lebat ini diprediksi masih terus terjadi hingga Februari mendatang dan memicu tingginya potensi bencana hidrometerologi seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Agus Budi Santoso mengungkap sepanjang pekan ini kawasan Gunung Merapi terus diselimuti hujan intensitas sedang hingga lebat. Tak hanya sore dan malam hari, namun juga siang hari.
"(Dampak hujan di puncak Merapi) waspadai bahaya lahar di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi serta awan panas guguran di daerah potensi bahaya, masyarakat diimbau tetap menjauhi daerah bahaya serta mematuhi rekomendasi," kata dia.