TEMPO.CO, Jakarta - Singapura menawarkan beragam kuliner bercita rasa dan berkualitas tinggi bagi wisatawan. Mulai dari kuliner lokal hingga kuliner yang telah meraih penghargaan global. Sektor makanan dan minuman menyumbang penerimaan cukup besar untuk pariwisata negara tersebut pada tahun 2023. Singapore Tourism Board pun memanfaatkan potensi untuk memperkuat status Singapura sebagai Ibu Kota kuliner dan surga makanan.
Dunia kuliner Singapura membentang dari kedai jajanan kaki lima yang sederhana, hingga restoran mewah modern. Bahkan mendapat pengakuan secara internasional, melalui seperti MICHELIN Guide, The World's 50 Best Restaurants and Bars, dan Asia's 50 Best Restaurants and Bars. Perpaduan cita rasa dan pengalaman yang beragam ini mencerminkan variasi budaya kuliner Singapura serta memperkuat statusnya sebagai Ibu Kota Kuliner.
Selain itu, dinamika dunia kuliner Singapura didorong oleh para chef, bartender, pembuat bir, dan pencipta rasa yang terus mendorong batas-batas gastronomi. Konsep inovatif dan pengalaman kuliner yang mereka miliki turut mewujudkan komitmen Singapura untuk membentuk masa depan kuliner global.
Beberapa talenta dan inovator kuliner yang berkontribusi terhadap reputasi Singapura sebagai pelopor tren kuliner di tingkat global antara lain Janice Wong dari 2AM: Dessert Bar yang dikenal dengan keunikannya dalam mengkreasikan cokelat. Malcolm Lee dari Candlenut and Pangium, yang memodernisasi hidangan Peranakan dan Matt Orlando dari Air CCCC, yang memperjuangkan keberlanjutan di kampus sirkular.
Termasuk Sasha Wijidessa dari Fura, yang memelopori praktik minum yang berkelanjutan. Terakhir, Yugnes Susela dari The Elephant Room, yang menghadirkan pengalaman bar koktail yang mengedepankan budaya dan terinspirasi dari Little India di Singapura.
Wisatawan dapat menjelajahi keragaman ini melalui tur makanan dan minuman yang telah dikurasi di berbagai kawasan, mulai dari Chinatown hingga Tiong Bahru dan Little India. Yang tak boleh dilewatkan termasuk acara seperti Singapore Food Festival dan Brewnanza Fest oleh Brewlander yang memamerkan budaya kuliner kota ini.
Singapore Tourism Board meluncurkan kampanye untuk memperkuat stasus Singapura sebagai Ibu Kota Kuliner. Lewat lagu pendek "What Do I Eat First" yang menampilkan Paddy Ong, vokalis utama Club Mild. (dok. Singapore Tourism Board)
Made in Singapore
Sejalan dengan tujuan tersebut, Singapore Tourism Board atau STB meluncurkan kampanye terbaru sebagai bagian dari kampanye global Made in Singapore, yang menampilkan kuliner Singapura yang beragam.
Iklan
Kampanye tersebut mengajak pecinta kuliner mengikuti perjalanan menjelajahi kekayaan kuliner Singapura. Mulai dari hidangan tradsisional hingga fusion. Diiringi lagu pendek berdurasi 30 detik berjudul “What Do I Eat First?”, yang menampilkan vokalis utama Paddy Ong dari salah satu band indie-pop Singapura, Club Mild.
STB akan berkolaborasi dengan para kreator konten dari negara-negara penyumbang kunjungan wisatawan terbesar. Seperti Australia, Tiongkok, India, Indonesia, dan Amerika Serikat. Para konten kreator itu mengeksplorasi berbagai pengalaman, mulai dari hidangan warisan di pusat hawker centers hingga kreasi fusion inovatif di restoran dan bar. Termasuk mengabadikan momen-momen penting dari Singapore Food Festival yang sedang berlangsung.
Kampanye tersebut diharapkan dapat menginspirasi pecinta kuliner untuk mengeksplorasi kemungkinan tak terbatas yang dikurasi oleh talenta kuliner lokal dan internasional.
"Melalui pendekatan ini, kami bertujuan untuk mendorong kesadaran yang lebih besar akan penawaran F&B Singapura yang beragam, dengan mengundang para pencinta kuliner untuk menjelajahi dan berbagi penemuan kuliner mereka," ujar Kenneth Lim, Assistant Chief Executive, Marketing Group, Singapore Tourism Board, dalam keterangan tertulis.
Pecinta kuliner dapat bergabung dalam kampanye Made in Singapore dengan mendokumentasikan hidangan favorit atau pengalaman kuliner di Singapura melalui video dan unggahan di media sosial yang dilengkapi dengan lagu aslinya. Para peserta berkesempatan untuk menampilkan konten mereka di platform global STB, yang berpotensi menjangkau jutaan pencinta kuliner di seluruh dunia.
Mulai akhir Januari 2025, STB akan meluncurkan serangkaian aset video di akun media sosial Visit Singapore. Video-video ini akan terus menyoroti interpretasi unik Singapura terhadap tren kuliner di media sosial di seluruh dunia.
Pilihan editor: 10 Restoran Unik di Singapura yang Harus Dicoba, Ada Makanan Terinspirasi Harry Potter