TEMPO.CO, Jakarta - Federasi Serikat Pekerja Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kesehatan meminta pemerintah memperhatikan para pekerja di PT Indofarma (Persero) Tbk. yang dianggap tak diperhatikan. Serikat meminta Presiden Prabowo Subianto dan Menteri BUMN Erick Thohir memperhatikan pekerja Indofarma seperti perhatian pemerintah terhadap PT Sri Rejeki Isman Tbk. atau Sritex yang sudah dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga Semarang.
Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Pekerja BUMN Kesehatan Ridwan Kamil mengatakan Presiden Prabowo seharusnya memiliki keberpihakan yang kuat terhadap dunia usaha maupun pekerja.
"Kalau Sritex saja mau diselamatkan, seharusnya Indofarma pun sama, apalagi Indofarma ini kan BUMN pemegang sahamnya adalah pemerintah", kata Ridwan dalam keterangan tertulisnya pada Kamis, 4 November 2024.
Ridwan menyebut Erick Thohir sebagai Menteri BUMN, yang juga merupakan sosok yang mendapatkan perintah dari Presiden dalam penyelamatan Sritex, seharusnya juga memperhatikan Indofarma. Dia menyebut Erick Thohir masih memiliki pekerjaan rumah di Indofarma soal penyelesaian atas hak para pekerja.
"Pekerja Indofarma sudah 10 bulan tidak kunjung dibayar penuh gajinya, sementara mereka masih dituntut untuk tetap bekerja," kata Ridwan.
Terkait penyelamatan Indofarma, sebelumnya Komisi VI DPR RI telah memberi sinyal akan mendorong penyertaan modal negara (PMN) kepada pemerintah. "Anehnya, Holding BUMN Farmasi dan Kementerian BUMN masih belum bergeming," pungkas Ridwan.
Sementara itu, Ketua Umum Serikat Pekerja Indofarma, Meida Wati, mengatakan ada sekitar 1.000 orang karyawan di Indofarma Group yang nasibnya tak jelas. Sebelum itu, juga ada sekitar 400 orang memilih resign dari perusahaan. “Mereka adalah korban dari BUMN ‘salah urus. yang dilakukan direksi sebelumnya,” kata Meida.
Meida mengatakan dia mewakili para pekerja Indofarma mengapresiasi Presiden Prabowo yang sigap akan menyelamatkan Sritex. Dia menyebut persoalan yang menimpa Sritex memiliki kesamaan dengan Indofarma, yaitu perusahaan terancam bangkrut dan PHK menghantui para pekerja.
Oleh karena itu, Serikat Pekerja Indofarma meminta Presiden Prabowo segera memerintahkan Erick Thohir untuk bertanggung jawab menyelamatkan perusahaan ini. “Menyelamatkan Indofarma sampai tuntas,” kata dia.
Iklan
Pada Sabtu, 2 November 2024, Meida mengatakan, Serikat Pekerja Indofarma juga telah mendatangi kediaman Prabowo di Hambalang. Kemudian, pada Rabu, 6 November 2024, Serikat Pekerja Indofarma akan menggelar aksi di Istana Presiden.
“Kami akan kembali aksi di Istana Presiden dengan harapan Presiden Prabowo mengetahui yang terjadi di Indofarma", kata Meida.
Menteri BUMN Erick Thohir sebelumnya menyampaikan rencana penyehatan PT Indofarma (Persero) Tbk. yang saat ini mengalami persoalan finansial. Ia mengklaim sudah mencoba berdiskusi dengan beberapa pihak swasta untuk menjamin ketersediaan bahan baku untuk menopang produksi.
“Karena bahan baku ini penting. Tapi saya memang belum boleh bicara siapa (pihak swasta), karena ini lagi proses tender. Jadi belum getok istilahnya,” kata Erick Thohir di Gedung Kementerian BUMN pada Jumat, 1 November 2024.
Erick Thohir mengatakan Indofarma memang harus kembali ke langkah awal, yakni menyehatkan kondisi finansial perusahaan. Setelah ketersediaan bahan baku terjamin dan produksi berjalan, Erick Thohir berharap Indofarma bisa mengekspor 50 persen dari hasil produksinya.
Selain itu, Erick Thohir pun menekankan pentingnya proses check and balance untuk memastikan kelangsungan usaha. Menurutnya, tidak mungkin pengawasan BUMN hanya dilakukan oleh Kementerian. Ia menginginkan agar swasta maupun partner strategis dan partner keuangan bisa ikut membantu.
“Saya rasa (check and balance), itu yang menjadi metode yang sangat ampuh untuk BUMN hari ini dan ke depan,” ujarnya.
Hammam Izzudin berkontribusi dalam penulisan artikel ini