Ternyata Presiden Prabowo Masih Berdarah Sultan HB II

1 month ago 31
Presiden Prabowo Subianto | Instagram

YOGYAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Omon punya omon, Presiden RI Prabowo Subianto ternyata memiliki ikatan darah dengan Kesultanan Yogyakarta. Garis keturunan itu disebut langsung bersambung ke Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) II, penguasa yang dikenal gigih menentang penjajahan Belanda dan Inggris pada abad ke-19 silam.

Keterangan tersebut diungkapkan RM Kukuh Hertaning, atau akrab disapa Romo Aning, pengageng kebudayaan Keraton Yogyakarta sekaligus pemilik Cepuri Ndalem Benawan. Menurutnya, silsilah keluarga menunjukkan Prabowo adalah keturunan ke-8 dari Sultan Agung Mataram dan Sri Sultan HB I.

Jalur itu mengalir melalui Bandara Raden Ayu Sepuh, yang melahirkan Bendoro Pangeran Haryo (BPH) Martosono atau Murdoningrat — putra ke-9 Sultan HB II dari permaisuri BRAy Sepuh. BPH Martosono adalah kakek buyut Raden Mas Margono Djojohadikusumo, pendiri Bank Negara Indonesia sekaligus kakek dari Prabowo.

“Jika ditelusuri, garis keturunan ini memang nyambung ke HB II. Jadi, darah beliau ada pada tubuh Presiden Prabowo,” ujar Romo Aning, Senin (11/8/2025).

Warisan Perjuangan HB II

Sosok Sultan HB II tercatat dua kali turun tahta, masing-masing akibat tekanan Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels pada 1810 dan Thomas Stamford Raffles pada 1811. Namun, ia tetap aktif melawan kolonial, bahkan terlibat mendukung Pangeran Diponegoro dalam Perang Jawa (1825–1830).

“Belanda bahkan sempat memulihkan kedudukan beliau sebagai sultan pada 1826–1828 untuk meredam perlawanan rakyat. Itu menunjukkan pengaruhnya luar biasa besar,” kata Fajar Bagoes Poetranto, salah satu trah HB II sekaligus Ketua Yayasan Vasatii Sovaning Lokika.

Fajar menambahkan, hubungan darah dengan Prabowo membuat pihak keluarga optimistis perjuangan HB II akan mendapat perhatian serius pemerintah, terutama terkait peristiwa Geger Sepehi 1812 — penyerbuan pasukan Inggris ke Keraton Yogyakarta yang berujung perampasan aset bersejarah.

Tuntut Pengembalian Aset dan Manuskrip

Sebagaimana diketahui, trah HB II hingga kini menuntut pengembalian harta, manuskrip, dan artefak yang dibawa Inggris kala itu. Nilainya diperkirakan mencapai Rp 8,36 triliun, mencakup 7.500 manuskrip dan ratusan benda pusaka.

“Kami tidak ingin aset ini dikembalikan dalam bentuk digital. Ada 195 manuskrip yang sangat penting, dan harus diakui sebagai milik Sultan HB II dan Keraton Yogyakarta,” tegas Fajar.

Pihaknya juga tengah membangun komunikasi dengan Kerajaan Inggris, Pemerintah Inggris, dan British Museum untuk memperjuangkan pengembalian tersebut. Menurut Fajar, sinyal positif sudah diterima dan proses kini dalam tahap persiapan.

“Kami berharap Presiden Prabowo, sebagai keturunan HB II, bisa ikut mengawal proses ini hingga tuntas,” pungkasnya. [*] Berbagai sumber

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |