JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kekhawatiran soal kualitas beras cadangan pemerintah kembali mencuat di parlemen. Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto, menilai kebijakan penyerapan gabah “any quality” yang dijalankan Bulog berpotensi menimbulkan stok beras berkualitas rendah, termasuk kasus temuan beras berkutu yang sempat terungkap di gudang Bulog.
Titiek menyinggung temuannya saat meninjau gudang Bulog di Yogyakarta beberapa waktu lalu. Saat itu, ia mendapati sisa beras impor yang kondisinya sudah terkontaminasi hama. Meski kutu pada beras bisa berwarna putih atau bukan jenis kutu hitam, Titiek menegaskan tetap saja kondisi tersebut menandakan beras tidak lagi segar.
“Kalau terlalu lama disimpan, kualitasnya pasti turun. Apalagi dengan kebijakan any quality ini, Bulog wajib menyerap gabah apa pun mutunya. Nah, risiko beras berkutu atau kualitas rendah makin besar,” kata Titiek, dalam rapat kerja dengan Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Rabu (2/7/2025).
Amran mengakui stok lama Bulog mencapai sekitar 1,7 juta ton dari total cadangan 4,2 juta ton. Ia memastikan upaya menjaga kualitas beras tetap dilakukan, termasuk melalui fumigasi untuk mengendalikan hama. Namun ia tak menampik sebagian beras berkualitas rendah akan dijual ke industri pakan ternak, bukan disalurkan ke masyarakat.
“Beras yang kualitasnya kurang bagus memang tidak kita bagikan ke rakyat. Itu kita jual ke peternak,” ujar Amran.
Titiek menilai langkah tersebut belum cukup. Ia mengkritik upaya pengendalian hama hanya dilakukan di permukaan tumpukan beras, sementara bagian dalam tidak tersentuh. “Yang disemprot cuma lapisan luar. Yang di tengah, yang menumpuk sampai plafon, enggak kena semprot. Itu berbahaya,” tegasnya.
Selain risiko hama, kebijakan any quality memaksa Bulog membeli gabah petani tanpa mempertimbangkan kualitas. Guru Besar IPB, Dwi Andreas Santosa, sebelumnya menilai kebijakan ini membuat rendemen beras turun drastis. Artinya, dari gabah kualitas rendah, beras yang dihasilkan lebih sedikit, sehingga merugikan Bulog.
Titiek meminta pemerintah tidak menunggu stok beras memburuk di gudang. Ia berharap beras lama segera disalurkan sebelum kualitas makin merosot. “Apalagi panen sekarang bagus, sebaiknya secepatnya dikeluarkan agar tidak menumpuk,” katanya.
Amran menargetkan stok lama Bulog dapat ditekan menjadi hanya 100 ribu ton pada akhir tahun. Namun DPR menilai risiko beras kualitas rendah tak hanya soal kutu, tetapi juga dampak kebijakan yang mengabaikan mutu demi menjaga stok nasional. [*]
Berbagai sumber
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.