TEMPO.CO, Bandung - Empat pasangan calon (paslon) gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat (Jabar) menyampaikan kesan dan masukan, termasuk soal teknis penyelenggaraan usai mengikuti debat perdana pemilihan gubernur atau Pilgub Jabar pada Senin malam, 11 November 2024.
Paslon nomor urut satu, Acep Adang Ruchiat-Gitalis Dwi Natarina, menyampaikan bahwa debat perdana Pilgub Jabar di Gedung Graha Sanusi Hardjadinata Universitas Padjadjaran (Unpad), Bandung, tercipta suasana kekeluargaan dengan para paslon dalam beradu gagasan dan visi-misi.
"Saya sangat menikmati suasana debat hari ini, karena kekeluargaan yang ditimbulkan oleh empat pasangan, menunjukkan betapa bahwa ini bukan perlawanan atau konflik, tetapi bagaimana menawarkan program-program yang akan ditempuh dalam lima tahun ke depan," ujar Acep Adang.
Paslon ini menyampaikan bahwa debat perdana ini akan menjadi pelajaran bagi mereka untuk memperbaiki penampilan pada debat berikutnya.
"Kami kan berasal dari anggota DPR, sekarang masuk di dalam kancah pertarungan di eksekutif. Tentu pengalaman kita hari ini ke depan lebih matang lagi mempersiapkan, sehingga apa yang disampaikan ke depan itu betul-betul lebih terarah dan lebih sistematis," katanya.
Paslon nomor urut dua, Jeje Wiradinata-Ronal Surapradja, menyampaikan debat publik pertama ini sebagai ajang untuk menyampaikan gagasan tentang membangun Jabar ke depan.
"Nanti masyarakat Jabar yang akan mempertimbangkan, ini menjadi bahan pertimbangan untuk memilih. Ya tentu kita sudah semaksimal mungkin menyampaikan itu," ujar Jeje.
Namun demikian, menurut Jeje, teknis debat khususnya terkait waktu yang disediakan yakni dua menit untuk menyampaikan visi-misi, kemudian 45 detik untuk menjawab dan menanggapi setiap pertanyaan, perlu dievaluasi.
"Menurut saya perlu dievaluasi kembali, agar baik durasi atau polanya, semuanya bisa muncul. Kan debat ini menjadi referensi masyarakat Jabar untuk memilih, sehingga tentu baik formatnya, waktunya, sehingga para calon ini bisa mengekspresikan semua konsep pembangunan sehingga rakyat menjadi jelas," kata Jeje.
Paslon nomor urut tiga Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie menilai, penampilan mereka dalam debat perdana sudah optimal dalam menyampaikan gagasan baik yang ditanyakan panelis, maupun pasangan kandidat.
Terkait dengan teknis debat, pasangan ini merasa waktu yang disediakan memang singkat, sehingga mereka harus pintar-pintar mengatur ritme agar semua gagasan dapat tersampaikan.
"Ya, memang waktu yang diberikan sangat sempit, 45 detik. Tapi Alhamdulillah semua bisa dilaksanakan, dan semua pesan saya kira sudah tersampaikan dalam beberapa bidang. Mudah-mudahan ini juga bisa semakin meyakinkan masyarakat pada kami," kata Syaikhu.
Sementara itu, paslon nomor urut empat, Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan, menilai debat merupakan ajang untuk menyampaikan materi dalam ucapan yang bisa diterima oleh publik dan dipahami.
"Debat itu mengartikulasikan gagasan personal pemimpin. Pemimpin itu harus kaya akan gagasan," ujar Dedi.
Paslon Dedi-Erwan menilai dalam debat perdana tadi, pertanyaan yang diberikan lebih banyak menyasar hal teknis yang biasa dikerjakan oleh dinas-dinas di pemerintahan.
"Sangat teknis, dan itu sesungguhnya jawaban itu yang biasa dikerjakan oleh para kerja teknis pemerintah. Sementara pemimpin bertugas mengetahui seluruh persoalan secara utuh, sehingga bisa memberikan solusi dalam kebijakan-kebijakan kepada masyarakat lewat perangkat daerah," katanya.
Terkait kesan dan masukan dari para pasangan calon, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jabar Ummi Wahyuni mengatakan, mereka bakal melakukan evaluasi mulai dari masalah waktu hingga pemaparan pasangan calon yang kurang menyentuh pada tema debat.
"Nanti masukkan dari teman-teman, akan saya sampaikan pada saat rapat, ini menjadi sebuah perbaikan nanti untuk debat yang kedua dan ketiga," ujar Ummi.
Selepas debat perdana di Bandung, debat yang kedua akan dilaksanakan pada 16 November 2024 di Kabupaten Cirebon, dan yang ketiga akan dilaksanakan pada 23 November 2024 di Kabupaten Bogor.