Majas metafora adalah salah satu jenis majas yang kerap digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam bidang linguistik, majas merupakan istilah yang berarti kiasan atau konotasi.
Selain digunakan dalam kehidupan sehari-hari, majas ini juga banyak ditemukan dalam berbagai karya sastra, seperti puisi, prosa, cerpen, hingga novel.
Melansir dari laman Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), konon majas sudah digunakan sejak era Yunani Kuno. Tujuan penggunaannya adalah untuk membuat pembaca mendapat efek tertentu dari gaya bahasa tersebut karena akan memberikan kesan yang lebih emosional.
Majas dibagi atas empat kelompok besar, yakni majas perbandingan, pertentangan, penegasan, dan sindiran. Terdapat tiga jenis majas pada majas perbandingan, yakni personifikasi, hiperbola, dan metafora.
Pada kesempatan ini, akan dibahas lebih lengkap mengenai majas metafora. Termasuk pengertian, contoh, dan artinya. Berikut rangkuman informasi selengkapnya.
Pengertian Majas Metafora
Seperti telah disebutkan di atas, majas metafora masuk kelompok majas perbandingan. Mengutip laman Balai Bahasa Jateng, kelompok majas perbandingan meliputi majas yang menggunakan kata kiasan untuk menyandingkan atau membandingkan suatu objek dengan objek yang lain.
Singkatnya, majas metafora adalah majas yang memakai kata atau kelompok kata yang mengacu pada suatu objek, tetapi bukan dengan arti yang sebenarnya. Kiasan yang digunakan mengacu pada persamaan atau perbandingan sifat yang dimiliki objek tersebut.
Dalam konteks ini, metafora berfungsi sebagai alat untuk menggambarkan perasaan, pengalaman, atau objek dengan cara yang lebih imajinatif.
Melansir dari laman Fakultas Hukum UMSU, menurut Gorys Keraf, seorang ahli bahasa, metafora adalah ungkapan yang menyatakan bahwa satu hal adalah sesuatu yang lain, meskipun secara harfiah tidak demikian.
Keraf menekankan bahwa penggunaan metafora dapat memperkaya makna dan memberikan nuansa yang lebih dalam pada sebuah kalimat.
Contoh Majas Metafora dan Artinya
Berikut beberapa contoh majas metafora beserta artinya.
- Anton sering dijuluki sebagai kutu buku di kelasnya. (kutu buku: orang yang hobi membaca buku)
- Ayah adalah tulang punggung keluarga yang bekerja keras demi mencukupi kebutuhan mereka. (Tulang punggung: pencari nafkah utama)
- Ayah rela banting tulang agar anaknya bisa sekolah. (Banting tulang: kerja keras)
- Anak itu terkenal sebagai bintang kelas di sekolahnya. (Bintang kelas: siswa yang cerdas dan berprestasi)
- Azmi adalah darah daging dari Paman Ibnu. (Darah daging: anak kandung)
- Arhan Pratama adalah tunas bangsa yang bikin bangga. (Tunas bangsa: seseorang yang telah mengharumkan nama Indonesia melalui prestasinya)
- Awan menangis sepanjang hari. (Awan menangis: hujan).
- Aldi harus gigit jari setelah tim sepak bolanya kalah. (Gigit jari: kecewa).
- Anak itu mati kutu ketika dimarahi ibunya. (Mati kutu: tidak bisa berbuat apa-apa).
- Bos perusahaan itu memiliki tangan kanan. (Tangan kanan: orang kepercayaan)
- Banyak perusahaan gulung tikar setelah Pandemi Covid-19. (Gulung tikar: bangkrut)
- Bambang pergi ke perpustakaan mencari harta karun buku. (Harta karun: sesuatu yang berharga)
- Dia selalu cari muka di hadapan atasan. (Cari muka: berusaha mendapatkan perhatian).
- Dimas adalah anak emas di keluarganya. (anak emas: anak kesayangan)
- Dasar lelaki buaya darat! (lelaki buaya darat: laki-laki yang suka menggoda perempuan)
- Dengan kecepatan itu, dia memang pantas disebut raja jalanan. (Raja jalanan: pembalap atau pengendara ugal-ugalan)
- Dia adalah pria hidung belang. (Hidung belang: laki-laki yang gemar mempermainkan perempuan)
- Diah sering menjadi buah bibir di sekolah. (buah bibir: bahan pembicaraan)
- Haikal adalah orang yang berjiwa besar. (Berjiwa besar: bisa mengendalikan diri)
- Ia memang kepala batu dan susah dinasehati. (Kepala batu: keras kepala)
- Iqbal maju ke depan kelas untuk unjuk gigi. (Unjuk gigi: menampilkan kemampuan terbaiknya)
- Ibu naik pitam karena aku menghilangkan tupperware miliknya. (Naik pitam: marah sekali)
- Irfan selalu menjadi kambing hitam oleh teman-temannya. (Kambing hitam: orang yang menanggung kesalahan yang tidak diperbuatnya)
- Jangan hanya berpangku tangan pada orang lain. (Berpangku tangan: perilaku yang tidak berbuat apa-apa)
- Jamal membeli banyak cendera mata sepulang dari Bali. (Cendera mata: souvenir)
- Kelahiran buah hati amat ditunggu ibunda. (buah hati: anak)
- Kita harus menerima semua itu dengan berat hati. (Berat hati: sulit untuk menerima)
- Kita harus bisa menerima dengan lapang dada. (Lapang dada: ikhlas)
- Kasus penggelapan Dana Desa itu sudah naik ke meja hijau. (Meja hijau: pengadilan).
- Karina dengan berat hati harus merelakan kucingnya yang meninggal. (Berat hati: enggan untuk melepaskan.
- Konten menyesatkan itu telah mencuci otak para penontonnya. (Cuci otak: memengaruhi pikirannya)
- Malang sekali nasib bunga desa itu. (bunga desa: perempuan tercantik di suatu desa)
- Masalah harus diselesaikan dengan kepala dingin. (kepala dingin: tenang)
- Matahari telah terbenam, dewi malam pun mulai terlihat. (Dewi malam: bulan)
- Nenekku sudah tutup usia sejak tiga tahun lalu. (Tutup usia: meninggal dunia atau wafat)
- Orang itu terkenal panjang tangan. (panjang tangan: suka mencuri)
- Penyanyi Denny Caknan kini sedang naik daun. (Naik daun: sosok yang terkenal atau karirnya naik)
- Penipu itu berhasil mencuci otak korbannya. (Mencuci otak: mempengaruhi atau membujuk)
- Rania Yamin masih memiliki darah biru. (Darah biru: keturunan bangsawan atau kerajaan).
- R.A. Kartini adalah bunga bangsa. (Bunga bangsa adalah pahlawan).
- Sandra adalah jantung hati Marvel. (Jantung hati: kekasih atau orang yang disayang)
- Saat pergi dinas ke luar kota, ayah selalu membeli buah tangan untuk keluargaku. (buah tangan: oleh-oleh)
- Setelah menjadi pebisnis sukses, Gina menjadi buah bibir di desanya. (Buah bibir: bahan pembicaraan)
- Sejak dulu, ia dikenal sebagai kupu-kupu malam di kota itu. (Kupu-kupu malam: pekerja malam atau wanita penghibur)
- Sejak dulu, ia selalu menjadi bintang kelas dengan nilai-nilai terbaiknya. (Bintang kelas: orang paling pintar di kelas)
- Si jago merah berhasil melahap rumah dalam waktu sekejap. (jago merah: api)
- Selama ini Edo hidup sebatang kara. (Sebarang kara: hidup sendirian tanpa keluarga)
- Setelah pulang dari luar negeri, Nurul jadi lupa daratan. (Lupa daratan: tidak menghiraukan hal di sekitarnya)
- Sampah masyarakat itu akhirnya mendapatkan ganjaran yang setimpal. (Sampah masyarakat: orang yang tidak memberikan manfaat bagi masyarakat)
- Tidak hanya cantik, Bella juga murah hati. (Murah hati: dermawan dan suka menolong)
- Tidak pandai bukan berarti otak udang. (Otak udang: bodoh)
- Wanita itu memiliki akal bulus yang bisa menyesatkanmu. (Akal bulus berarti tipu muslihat)
- Wanita si tebal muka merebut suami tetangganya. (Tebal muka: tidak punya malu)
- Yeji membawa banyak buah tangan dari dari Korea. (Buah tangan: oleh-oleh)
- Banyak tikus berdasi di lembaga pemerintahan. (Tikus berdasi: koruptor)
Pilihan Editor: 20 Contoh Majas Personifikasi dan Artinya