7 Kebiasaan untuk Mencegah Pikun

2 hours ago 5

TEMPO.CO, Jakarta - Pikun dikenal sebagai salah satu kondisi yang membuat manusia takut berumur tua. Seperti diketahui hidup manusia berkesan jika ada ingatan. Namun jika mengalami kepikunan, manusia bisa lupa keluarga, bahkan lupa kepada diri sendiri. 

Pikun berkaitan erat dengan kesehatan otak karena memiliki dampak langsung terhadap produktivitas dan kemampuan berpikir kita dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Agar terhindar dari risiko pikun dan lebih mudah memahami hal-hal baru atau situasi yang terjadi, otak perlu terus dilatih dan digunakan secara aktif.

Ada berbagai kebiasaan sederhana yang dapat dilakukan setiap hari untuk meningkatkan kesehatan dan mencegak pikun. Apa saja langkah-langkah tersebut? Berikut informasinya dikutip dari Healthline.

1. Olahraga

Melakukan olahraga secara rutin tidak hanya baik untuk menjaga berat badan, meningkatkan sirkulasi darah, dan mendukung kesehatan jantung serta suasana hati, tetapi juga dapat membantu mengurangi risiko demensia.

Sebuah penelitian pada tahun 2019 menunjukkan bahwa olahraga aerobik dapat memperlambat penyusutan hippocampus, bagian otak yang berperan dalam mengatur memori. Penelitian lain di tahun yang sama menemukan bahwa orang tua yang tetap aktif secara fisik cenderung memiliki kemampuan kognitif yang lebih baik dibandingkan mereka yang kurang aktif. Temuan ini tetap relevan bahkan pada individu yang memiliki lesi otak atau biomarker yang berhubungan dengan demensia.

Bagi mereka yang memiliki kondisi kesehatan tertentu, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum memulai program olahraga baru. American Heart Association merekomendasikan olahraga setidaknya 150 menit per minggu. Jika belum terbiasa berolahraga, mulailah dengan durasi pendek, misalnya 15 menit setiap hari, sebagai langkah awal.

2. Pola makan yang teratur

Penelitian mengungkapkan bahwa diet Mediterania dan diet MIND dapat berperan penting dalam memperlambat penurunan fungsi otak yang terkait dengan demensia.

Beberapa jenis makanan juga terbukti memiliki manfaat khusus. Studi menunjukkan bahwa meminum teh hijau dapat membantu mengurai protein berbahaya yang menumpuk di otak penderita Alzheimer. Selain itu, sayuran hijau dan ikan diketahui memiliki kandungan yang dapat memperlambat penurunan kognitif.

Secara umum, diet seimbang terdiri dari makanan utuh yang kaya gizi. Penting juga untuk menghindari makanan olahan yang tinggi kalori, karena obesitas merupakan faktor risiko utama untuk demensia.

3. Berhenti merokok

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa merokok dapat meningkatkan risiko terkena demensia, sementara berhenti merokok dapat mengurangi risiko tersebut. Merokok memengaruhi sirkulasi darah ke seluruh tubuh, termasuk ke pembuluh darah otak.

Jika Anda merupakan seorang perokok dan kesulitan untuk berhenti, konsultasikan dengan dokter tentang program penghentian merokok yang tersedia.

4. Menghindari konsumsi alkohol

Penelitian juga menunjukkan bahwa konsumsi alkohol yang berlebihan dapat menjadi faktor risiko utama untuk berbagai jenis demensia, termasuk demensia pada usia dini.

Menurut Pedoman Diet untuk Warga Amerika, konsumsi alkohol yang moderat didefinisikan sebagai satu gelas per hari untuk wanita dan dua gelas per hari untuk pria.

5. Merangsang dan mengaktifkan otak

Menjaga pikiran tetap aktif dan terlibat dalam berbagai aktivitas kognitif dapat membantu menurunkan risiko terkena demensia. Oleh karena itu, sangat penting untuk terus menantang diri sendiri dengan berbagai kegiatan yang merangsang otak.

Salah satu cara yang efektif adalah dengan melakukan kegiatan seperti permainan teka-teki atau permainan papan, yang telah terbukti memiliki manfaat besar. Penelitian menunjukkan bahwa permainan semacam ini dapat meningkatkan sejumlah kemampuan kognitif, termasuk memori jangka pendek, waktu reaksi, kemampuan untuk memecahkan masalah, penalaran logis, dan keterampilan komunikasi. Terutama bagi individu yang berada pada tahap awal hingga menengah dari demensia, permainan seperti ini dapat membantu memperlambat penurunan fungsi otak dan mempertahankan kemampuan intelektual mereka.

Selain itu, ada banyak contoh aktivitas lain yang bisa merangsang otak dan mendukung kesehatan mental, seperti:

Mempelajari sesuatu yang baru

Misalnya, belajar bahasa asing yang dapat mengaktifkan area tertentu di otak yang berhubungan dengan pembelajaran dan pemahaman bahasa.

Membaca buku yang menantang

Membaca buku yang memerlukan pemikiran mendalam atau yang berada di luar zona nyaman Anda, dapat membantu melatih kemampuan analitis dan pemahaman yang lebih baik.

Belajar musik atau menulis

Mengambil alat musik baru atau belajar membaca notasi musik adalah cara yang sangat baik untuk meningkatkan fungsi kognitif, karena musik melibatkan berbagai aspek otak, termasuk memori dan koordinasi.

Berpartisipasi dalam kegiatan sosial

Menjaga hubungan sosial dengan teman atau keluarga, atau bergabung dengan kelompok kegiatan, juga terbukti bermanfaat untuk menjaga otak tetap aktif dan terhindar dari perasaan kesepian atau isolasi, yang bisa memperburuk kondisi mental.

Menjadi relawan

Terlibat dalam aktivitas sukarela juga dapat membantu menjaga kesehatan otak, karena Anda terlibat dalam kegiatan yang mengharuskan Anda berpikir dan berinteraksi dengan orang lain, meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.

RACHEL CAROLINE L.TORUAN | HEALTHLINE

Pilihan Editor: Serupa Tapi Tak Sama, Ini Perbedaan Alzheimer dan Pikun

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |