TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto telah menunjuk Maruarar Sirait, seorang politikus Partai Gerindra, sebagai Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman. Jabatan ini baru dibentuk, karena Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman merupakan pemecahan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang sebelumnya berdiri di era pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Penunjukan ini menjadi pengalaman pertama bagi pria kelahiran Medan, 23 Desember 1969, untuk duduk di kursi sebagai menteri. Sebelumnya, pada periode pemerintahan pertama Jokowi tahun 2014-2019, Maruarar sempat diisukan bakal menjadi Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo). Namun, ketika Jokowi mengumumkan Kabinet Kerja pada Oktober 2014, nama Maruarar tidak muncul dalam daftar menteri.
Dikutip dari Antara, Meskipun lahir di Medan, namun Maruarar besar di Jakarta, begitu juga dengan pendidikannya, menghabiskan di Jakarta. Masa sekolah SD PKSD VI Jakarta sejak 1982 sampai 1985, SMPK Ora Et Labora dan lulus pada 1988. Maruarar kemudian melanjutkan ke SMA Negeri 7 Jakarta, lulus pada 1991. Melanjutkan kuliah mengambil jurusan Ilmu Politik di FISIP Universitas Parahyangan dan berhasil meraih gelar sarjananya 1996. Maruarar adalah politisi dan mantan anggota DPR RI. Saat di bangku kuliah, ayah dari dua anak ini aktif di organisasi kemahasiswaan, Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI).
Maruarar Sirait adalah putra dari Sabam Sirait, mantan anggota DPR RI. Awal karier politik Maruarar dimulai sebagai kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), yang membawanya terpilih tiga kali sebagai anggota DPR RI untuk periode 2004-2009, 2009-2014, dan 2014-2019. Di DPR, ia ditempatkan di Komisi XI yang mengurusi bidang keuangan dan perbankan. Popularitasnya sebagai wakil rakyat cukup dikenal luas, dan ia dekat dengan kalangan politik nasional.
Namun, mendekati Pilpres 2024, secara mengejutkan, Maruarar memutuskan untuk meninggalkan PDIP. Keputusan ini diumumkannya usai mengunjungi kantor pusat PDIP di Menteng, Jakarta, pada 15 Januari 2024. Saat itu, ia menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Sekretaris Jenderal Hasto Kristiyanto atas kesempatan yang telah diberikan untuk berkontribusi melalui PDIP selama hampir dua dekade. Maruarar juga mengungkapkan bahwa keputusan untuk hengkang dari PDIP didasari oleh diskusi dan doa bersama orang-orang terdekatnya.
Meski tidak merinci alasan pasti di balik kepindahannya, Maruarar menjelaskan bahwa langkahnya tersebut selaras dengan arah politik Presiden Jokowi. Tak lama setelah hengkang dari PDIP, Maruarar resmi bergabung dengan Partai Gerindra pada April 2024 dan menyatakan dukungannya terhadap pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dalam Pilpres 2024. Di sisi lain, PDIP mendukung pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD sebagai calon presiden dan wakil presiden.
Iklan
Soal harta kekayaannya, menurut laporan harta kekayaan pejabat negara yang disampaikan ke KPK pada 29 April 2020 untuk periode 2019, total harta Maruarar Sirait mencapai Rp 85,8 miliar. Kekayaannya meliputi 31 bidang tanah dan bangunan yang tersebar di berbagai wilayah seperti Jakarta Utara, Tangerang, dan Subang, yang berasal dari hasil usaha sendiri dan warisan.
Selain itu, ia juga memiliki tiga kendaraan, yakni Foton Ambulance 2012, Toyota Alphard 2017, dan Toyota Fortuner 2017. Harta bergerak lainnya senilai Rp 7,4 miliar, serta surat berharga dan kas setara kas. Meski demikian, ia juga tercatat memiliki utang sebesar Rp 33,7 miliar, yang mengurangi nilai total kekayaannya.
Dengan latar belakang politik dan pengalaman yang panjang di kancah nasional, Maruarar Sirait kini memasuki babak baru dalam karier politiknya sebagai anggota kabinet Prabowo. Langkah politiknya yang penuh kejutan menjadi sorotan, terutama terkait peralihannya dari PDIP yang selama ini menjadi kendaraan politik utamanya, ke Gerindra yang menjadi partai barunya.
Pilihan Editor: Menteri Maruarar Sirait Upayakan Lahan Gratis dari Bank Tanah untuk Program 3 Juta Rumah