Biden Beri Restu Ukraina Gunakan ATACMS untuk Serang Rusia, Apa Implikasinya?

2 hours ago 3

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintahan Presiden Joe Biden akhirnya telah mengizinkan Ukraina untuk menggunakan senjata buatan AS, ATACMS, untuk menyerang jauh ke dalam wilayah Rusia. Keputusan ini menjawab permohonan berbulan-bulan dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelenksy untuk mengizinkan militer Ukraina menggunakan persenjataan AS untuk menghantam target militer Rusia yang jauh dari perbatasan. Demikian dilaporkan Reuters

Langkah ini dilakukan hanya dua bulan sebelum Presiden terpilih Donald Trump dilantik pada 20 Januari 2025.

Perubahan ini sebagian besar terjadi sebagai tanggapan atas pengerahan pasukan darat Korea Utara oleh Rusia untuk melengkapi pasukannya sendiri, sebuah perkembangan yang telah menyebabkan kekhawatiran di Washington dan Kyiv, kata seorang pejabat AS dan sumber yang mengetahui keputusan tersebut.

Zelensky mengatakan dalam pidatonya pada malam hari bahwa rudal-rudal itu akan "berbicara dengan sendirinya."

"Hari ini, banyak media yang mengatakan bahwa kami telah menerima izin untuk mengambil tindakan yang tepat," katanya. "Tetapi serangan tidak dilakukan dengan kata-kata. Hal-hal seperti itu tidak diumumkan."

Gedung Putih dan Departemen Luar Negeri AS menolak berkomentar.

Apa itu ATACMS?

Menurut situs Lockhead Martin, produsen senjata AS, Army Tactical Missile System (ATACMS) adalah sebuah adalah peluru kendali jarak jauh yang memberikan daya tembak langsung kepada para komandan untuk membentuk ruang pertempuran. Setiap rudal ATACMS dikemas dalam kapsul peluncuran MLRS (Multiple Launch Rocket System) yang mirip dan ditembakkan dari keluarga peluncur MLRS.

ATACMS membawa hulu ledak fragmentasi ledakan kelas WDU18, seberat 500 (227kg), dan memiliki jangkauan maksimum adalah 300 km.

Ketika ditembakkan, kelompok rudal ini akan terbuka di udara, melepaskan ratusan bom, bukan hanya satu hulu ledak.

Dua versi cluster ATACMS memiliki jangkauan antara 15 dan 186 mil dan dapat membawa 300 atau 950 bom. Salah satunya dipandu ke target dengan inersia seperti peluru artileri tradisional dan yang lainnya dibantu oleh GPS.

Tiga varian hulu ledak tunggal memiliki jangkauan hingga 186 mil dan semuanya dipandu dengan bantuan GPS.

Apakah ini Ukraina pernah menggunakan ATACMS untuk serang Rusia?

Pernah. Dilansir Axios, AS diam-diam mengirimkan sistem rudal jarak jauh baru ke Ukraina, yang menggunakannya untuk mengebom lapangan terbang di wilayah yang diduduki Rusia, menurut juru bicara Pentagon.

AS memberi Ukraina varian bom cluster jarak pendek dari ATACMS, yang pertama kali digunakan pada Oktober 2023 untuk menargetkan lapangan terbang Rusia di dekat Berdyansk dan Luhansk, dua kota di Ukraina timur yang diduduki pasukan Rusia.

Serangan itu merusak landasan udara, sembilan helikopter, sebuah peluncur pertahanan udara, "kendaraan khusus" dan gudang amunisi, kata Kementerian Pertahanan Ukraina.

Saat itu, Presiden Zelensky mengonfirmasi bahwa ATACMS telah digunakan di medan perang melawan Rusia dan "dieksekusi dengan sangat akurat" selama serangan yang dikenal sebagai "Operasi Capung".

Pasukan Operasi Khusus Ukraina menyatakan bahwa serangan malam hari terhadap target-target di Ukraina timur dan selatan telah menghancurkan sembilan helikopter Rusia serta peralatan dan personel militer lainnya di dua lapangan terbang di wilayah yang diduduki Rusia - termasuk yang berada di Berdyansk.

Apa implikasi persetujuan ini?

Pemberian restu AS untuk Ukraina menandai pergeseran kebijakan besar dalam pemerintahan Biden. Selama ini, Biden berhati-hati dalam memberikan rudal jarak jauh kepada Ukraina karena khawatir akan terjadinya eskalasi.

Pada saat yang sama, Kyiv telah berulang kali meminta AS dan negara-negara Barat lainnya untuk memiliki kemampuan jarak jauh untuk menyerang target Rusia di wilayah Ukraina yang diduduki.

Ukraina sejauh ini telah menggunakan ATACMS jarak jauh sebanyak dua kali, satu kali terhadap pangkalan militer di Krimea dan satu kali lagi terhadap pasukan Rusia di sebelah timur Berdyansk dekat Laut Azov, demikian menurut New York Times.

Belum ada tanggapan langsung dari Kremlin tentang persetujuan Biden ini, dilaporkan Reuters. Namun, Kremlin telah memperingatkan bahwa mereka akan melihat langkah untuk melonggarkan batasan penggunaan senjata AS oleh Ukraina sebagai eskalasi besar.

Vladimir Dzhabarov, wakil ketua pertama komite urusan internasional majelis tinggi Rusia, mengatakan bahwa keputusan Washington untuk membiarkan Kyiv menyerang jauh ke dalam wilayah Rusia dapat menyebabkan "Perang Dunia Ketiga".

"Barat telah memutuskan tingkat eskalasi yang bisa berakhir dengan negara Ukraina yang benar-benar hancur di pagi hari," kata Andrei Klishas, anggota senior Dewan Federasi, majelis tinggi parlemen Rusia, di aplikasi pesan Telegram.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |