BMKG: La Nina Lemah dan Siklon Tropis Picu Potensi Cuaca Ekstrem

5 hours ago 11

Warga melintasi banjir akibat hujan deras di Perumahan Magnolia Residence, Kota Tangerang, Banten, Selasa (12/8/2025). Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk waspada menghadapi potensi cuaca ekstrem seiring meningkatnya curah hujan yang dipicu oleh kombinasi fenomena atmosfer di berbagai wilayah Indonesia sejak awal Agustus 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan masyarakat untuk mewaspadai peningkatan potensi cuaca ekstrem seiring dengan terdeteksinya fenomena La Nina lemah dan aktifnya siklon tropis di wilayah selatan Indonesia. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, kedua fenomena tersebut diperkirakan akan berlangsung hingga Februari atau Maret 2026 dan dapat mempengaruhi pola hujan nasional.

“Sejak November, indeks La Nina telah mencapai minus 0,61, melewati batas La Nina lemah yang ditetapkan pada minus 0,5. Kondisi ini diprediksi bertahan sampai Februari atau Maret 2026,” kata Dwikorita dalam konferensi pers di Jakarta, Sabtu (1/11/2025).

Tidak ada kode iklan yang tersedia.

Ia menjelaskan, pemantauan BMKG terhadap suhu muka laut di Samudra Pasifik menunjukkan tanda-tanda La Nina lemah sejak September dan Oktober lalu. Namun, peningkatan curah hujan yang terjadi di sejumlah wilayah Indonesia bukan semata akibat La Nina, melainkan karena pemanasan suhu muka laut di perairan Indonesia yang saat ini tercatat lebih hangat dari normal.

Selain itu, Dwikorita juga menyoroti meningkatnya aktivitas siklon tropis di wilayah selatan Indonesia sejak awal November. Fenomena ini, katanya, dapat membawa angin kencang, hujan deras, dan badai besar, terutama di pesisir selatan Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan sebagian Maluku bagian selatan.

“Fenomena siklon tropis ini berpotensi meningkatkan curah hujan secara signifikan serta memicu banjir besar, banjir bandang, dan longsor. Karena itu, kewaspadaan terhadap bencana hidrometeorologi perlu ditingkatkan,” ujarnya.

BMKG mencatat, aktivitas siklon tropis umumnya meningkat pada periode November hingga April, sebagaimana terjadi pada Badai Seroja di awal April 2021. Menurut Dwikorita, peluang munculnya fenomena serupa tahun ini juga lebih besar. 

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |