REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA — Presiden COP30 Brasil, Andrea Correa do Lago, mengatakan Brasil ingin membantu negara-negara berkembang dan berpendapatan rendah mengamankan lebih banyak pendanaan untuk adaptasi iklim. Pernyataan itu disampaikan setelah PBB memperkirakan dunia harus menggelontorkan sekitar 310 miliar dolar AS per tahun pada 2035 untuk menghadapi kenaikan permukaan laut, gelombang panas ekstrem, dan dampak lain akibat pemanasan global.
Dalam Adaptation Gap Report, PBB menyebut dana adaptasi tahunan perlu meningkat 12 kali lipat dari tingkat saat ini. Hingga kini, COP belum berhasil menghasilkan pendanaan adaptasi iklim yang memadai. Investasi untuk adaptasi masih jauh tertinggal dibanding pendanaan untuk energi terbarukan dan teknologi pengurangan emisi gas rumah kaca.
Laporan tersebut dirilis pada Rabu (29/10/2025), bertepatan dengan bencana badai Kategori 5 yang melanda Jamaika dan menyebabkan banjir, longsor, serta pemadaman listrik. Para ilmuwan iklim menegaskan peningkatan suhu laut memperkuat frekuensi dan intensitas badai, yang pada gilirannya meningkatkan risiko kenaikan permukaan laut. Kondisi ini menunjukkan urgensi langkah adaptasi perubahan iklim.
“Masyarakat umum, pemerintah, dan kota-kota semakin menginginkan sumber daya yang lebih banyak untuk adaptasi,” kata Correa do Lago, Rabu (30/10/2025).
COP30 akan digelar pada 10–21 November di Kota Belem, gerbang hutan tropis Amazon. Correa do Lago berharap pertemuan itu menghasilkan “paket sumber daya” untuk memperkuat pendanaan adaptasi.
“Sebagian akan berasal dari negara-negara kaya, sebagian dari filantropi, dan yang paling utama dari perhatian bank pembangunan multilateral terhadap adaptasi,” ujarnya tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Dalam laporannya, PBB mencatat aliran dana internasional untuk proyek adaptasi di negara berkembang pada 2023 hanya mencapai sekitar 26 miliar dolar AS, jauh dari kebutuhan 310 miliar dolar AS per tahun.
Awal pekan ini, investor dan filantropis Bill Gates juga mendorong para pemimpin dunia agar lebih fokus pada upaya melindungi dan meningkatkan kehidupan masyarakat, bukan hanya menetapkan target pengendalian suhu global.
Correa do Lago berharap COP30 dapat memulihkan kepercayaan publik bahwa isu perubahan iklim masih menjadi prioritas global, meski Amerika Serikat, ekonomi terbesar dunia, kini menolak memperkuat aksi iklim.
“Entah bagaimana, kita harus meyakinkan dunia bahwa ada kemajuan dalam agenda ini. Saat ini banyak orang mengira isu iklim sudah kehilangan arah,” ujarnya.
Ia menegaskan negara-negara perlu berfokus pada aksi nyata dan memastikan pendanaan, bukan terjebak dalam tawar-menawar redaksional yang harus disepakati semua pihak. Pendanaan iklim, katanya, masih menjadi isu paling alot dalam setiap pertemuan COP.
Pada COP29 di Baku, Azerbaijan, tahun lalu, negara-negara maju berjanji menyediakan 300 miliar dolar AS untuk pendanaan iklim hingga 2035. Namun, negara-negara miskin menilai komitmen itu masih jauh dari cukup.
Sebagai tindak lanjut, Azerbaijan dan Brasil menyusun “Peta Jalan Baku–Belem” dengan target peningkatan pendanaan iklim tahunan hingga 1,3 triliun dolar AS dari berbagai sumber, termasuk investor swasta dan bank pembangunan.

 22 hours ago
                                14
                        22 hours ago
                                14
                    















































