TEMPO.CO, Jakarta - Brasil telah mengerahkan pasukan, kendaraan lapis baja, dan kapal angkatan laut untuk memperkuat keamanan di sekitar pertemuan puncak para pemimpin G20 (KTT G20) yang akan bertemu pada Senin 18 November 2024 dan Selasa 19 November 2024 di Museum Seni Modern di tepi Teluk Rio de Janeiro.
Lalu lintas udara, termasuk penggunaan drone, telah dibatasi. Sementara jadwal penerbangan dibatalkan selama dua hari di bandara domestik Santos Dumont di dekatnya.
Pihak berwenang tidak mau mengambil risiko setelah serangan bom gagal di Mahkamah Agung Brasil di ibu kota Brasilia pada Rabu pekan lalu.
Polisi mengatakan seorang aktivis sayap kanan pendukung mantan Presiden Jair Bolsonaro bunuh diri dengan bahan peledak di luar pengadilan setelah mencoba masuk dengan bom rakitan.
Tentara berpatroli di sekitar museum, jalan-jalan ditutup untuk lalu lintas dan mobil lapis baja diparkir di luar gedung tempat para pemimpin G20 berkumpul.
Kapal angkatan laut berpatroli di Teluk Botafogo yang indah antara museum dan Gunung Sugarloaf yang ikonik di Rio, sementara marinir berlari ke darat dari kapal pendarat di pantai yang berdekatan.
“Kami dapat mengerahkan pasukan dengan sangat cepat dari pangkalan angkatan laut kami dengan menggunakan laut sebagai jalur akses jika kami perlu memperkuat keamanan di sini,” kata Kapten Marinir Goncalves Maia kepada wartawan.
Polisi federal mengatakan mereka menyisir area museum untuk mengetahui adanya risiko bom dan menempatkan penembak jitu atau sniper di sekitar gedung untuk melindungi 84 pemimpin dan menteri yang diperkirakan akan menghadiri pertemuan puncak tersebut.
Sejumlah pemimpin negara dilaporkan telah tiba di Brasil untuk menghadiri KTT tersebut, termasuk Presiden Cina Xi Jinping dan Presiden Indonesia Prabowo Subianto.
Ketegangan diplomatik mengenai pemanasan global akan menjadi pusat perhatian pada KTT G20 di Brasil pekan ini, setelah para perunding dalam pembicaraan PBB (COP29) di Baku, Azerbaijan menemui jalan buntu. Sementara itu, para aktivis turun ke pantai Brasil pada Ahad untuk menyerukan para pemimpin dunia agar berkomitmen memerangi kelaparan global.
Revolusolar
Sementara itu, bagi penduduk Morro da Babilonia, salah satu lingkungan 'favela' yang kurang berkembang di Rio de Janeiro, penduduk setempat berharap proyek listrik tenaga surya mereka akan berhasil.
Dalam jarak berjalan kaki dari pantai Copacabana yang terkenal di Rio, Babilonia perlahan-lahan memperluas penggunaan tenaga surya sejak 2015. Organisasi nirlaba lokal Revolusolar memasang panel surya untuk memberi daya pada rumah sekitar 50 keluarga di komunitas yang berpenduduk kurang dari 4.000 jiwa.
Tahun depan, organisasi nirlaba ini berharap dapat memperluas hingga 100 keluarga dengan biaya sebesar US$260.000.
Revolusolar telah berpartisipasi dalam G20 Social, sebuah acara sampingan yang dibuat oleh Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva, agar kelompok non-pemerintah dapat mengambil bagian dalam forum global. Lula akan bergabung dalam upacara penutupan G20 Social pada Sabtu bersama ibu negara Janja Lula da Silva.
“Kami berhasil menyerahkan salah satu dokumen kami kepada panitia KTTG20,” kata Adriano Hazad, warga lokal Babilonia dan pegawai Revolusolar, yang memanfaatkan acara tersebut sebagai kesempatan untuk mendiskusikan rencana dengan pejabat negara bagian Rio.
Organisasi nirlaba ini, yang juga menyediakan tenaga surya untuk delapan komunitas lain di seluruh Brazil, termasuk komunitas Pribumi di hutan hujan Amazon, berharap visibilitas ini akan menghasilkan pendanaan dan dukungan pemerintah untuk energi berkelanjutan di favela.
“Saat kami tampil untuk dunia, saya yakin inilah saatnya untuk tampil menonjol dan membuat proyek kami berkembang,” kata Hazad.
REUTERS