TEMPO.CO, Jakarta - Di era digital yang serba cepat ini, media sosial telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari, termasuk bagi anak-anak dan remaja. Meskipun platform-platform ini menawarkan banyak manfaat, seperti konektivitas dan akses informasi, tetapi juga membawa risiko yang signifikan, terutama dalam bentuk kecanduan.
Kecanduan media sosial dapat mengganggu perkembangan sosial, emosional, dan akademis anak, menyebabkan masalah seperti isolasi sosial, gangguan tidur, dan penurunan prestasi di sekolah. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk menyadari tanda-tanda kecanduan ini dan mengambil langkah-langkah proaktif untuk membantu anak mereka mengelola penggunaan media sosial dengan lebih sehat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari Psychology Today, mengemukakan pernyataan dalam sebuah uji coba terkontrol acak baru-baru ini menemukan bahwa mengunggah swafoto, baik yang difilter maupun tidak dapat meningkatkan kecemasan dan menurunkan kepercayaan diri pada wanita muda.
Walaupun demikian, media sosial tidak selalu membawa dampak buruk untuk anak-anak dan remaja karena memiliki banyak manfaat sebagai jejaring komunikasi.
Meskipun demikian, jika anak-anak dan remaja telah menunjukkan tanda-tanda kecanduan media sosial, maka orang tua perlu melakukan sesuatu mengingat potensi risiko yang ditimbulkan. Berikut beberapa strategi yang dapat digunakan orang tua untuk mengatasi kecanduan media sosial pada anak.
Tentukan Batasan yang Jelas
Orang tua biasa menentukan waktu tertentu untuk penggunaan media sosial dan terapkan periode tanpa perangkat, terutama menjelang tidur. Konsistensi sangat penting dalam menetapkan batasan ini. Misalnya, peraturan tentang tidak ada ponsel ketika di meja makan untuk mendorong interaksi keluarga atau aturan jam malam digital di mana semua perangkat dimatikan satu jam sebelum tidur.
Dorong Konten dan Interaksi yang Positif
Bagi sebagian remaja akan memikirkan mengenai postingan foto atau feed media sosialnya apakah telah dinilai cukup bagus atau tidak. Terkadang, untuk mengatur ini bisa mengantarkan kecemasan dan menurunkan kepercayaan diri bagi anak-anak atau remaja jika hasil swafoto yang diposting tidak bagus.
Untuk itu, bagi orang tua bisa membantu anak-anaknya dengan mengatur feed media sosial miliknya agar berisi lebih banyak konten positif dan inspiratif. Hal ini bisa dilakukan misalnya menghentikan mengikuti atau menonaktifkan akun-akun yang sering kali membuat pengguna merasa negatif atau tidak berdaya.
Prioritaskan Interaksi Tatap Muka
Doronglah anak remaja untuk aktif dalam melakukan kegiatan di dunia nyata daripada di dunia maya, seperti tetap mempertahan interaksi tatap muka dan bersosialisasi secara langsung. Misalnya seperti merencanakan aktivitas bersama teman atau anggota keluarga secara rutin dan berpartisipasi dalam kegiatan positif lainnya.
Komunikasi yang Terbuka
Bangun komunikasi yang terbuka dengan anak remaja orang tua tentang pengalaman bermain di media sosial mereka. Topik komunikasi yang bisa digunakan orang tua seperti membahas potensi risiko dan manfaat penggunaan media sosial atau menciptakan ruang aman bagi mereka ketika anak remaja telah berbagi kekhawatiran yang mereka alami secara daring.
Tunjukkan Contoh Penggunaan Media Sosial yang Sehat
Sebagai orang tua, penting untuk untuk menunjukkan perilaku bertanggung jawab dalam menggunakan media sosial. Hal ini mencakup menetapkan batasan pribadi dalam penggunaan perangkat dan menyadari dampak konsumsi media sosial terhadap suasana hati.
Edukasi Literasi Digital
Melalui edukasi literasi digital, orang tua dapat membantu mengembangkan keterampilan berpikiran kritis anak remaja saat menjelajahi dunia digital. Edukasi literasi digital termasuk mengajarkan mereka cara mengenali berita palsu dan informasi yang menyesatkan. Selain itu bisa juga seperti membahas perbedaan antara pesona daring yang dikurasi dan realitas.
Ciptakan Zona Bebas Teknologi
Tetapkan area tertentu di rumah atau waktu tertentu dalam sehari sebagai area bebas teknologi. Hal ini bisa berupa menjadikan kamar tidur sebagai zona bebas perangkat untuk meningkatkan kebiasaan tidur yang lebih baik. Atau bisa berupa menerapkan waktu keluarga tanpa teknologi, seperti saat jalan-jalan di akhir pekan bersama keluarga.
Promosikan Hobi dan Aktivitas Offline
Anak remaja juga perlu untuk mengeksplorasi hobi atau aktivitas yang bisa dilakukan di dunia nyata atau offline. Kegiatan ini bisa membantu anak remaja mengeksplorasi minat dan keterampilan di luar dunia digital, seperti menyelami kegiatan kreatif atau terlibat dalam aktivitas olahraga.
Gunakan Kontrol dan Pemantauan Orang Tua
Manfaatkan teknologi untuk membantu mengelola penggunaan media sosial anak remaja, sambil tetap mempertimbangkan aspek kepercayaan dan privasi. Misalnya, secara berkala meninjau pengaturan privasi pada akun media sosial anak remaja Anda bersama-sama.
Pilihan editor: