Deretan Kontroversi Itamar Ben-Gvir, Menteri Garis Keras Israel yang Tolak Gencatan Senjata

3 hours ago 5

TEMPO.CO, Jakarta - Itamar Ben-Gvir, Menteri Keamanan Nasional Israel sekaligus pemimpin partai sayap kanan ekstremis Jewish Power (Otzma Yehudit), terus menjadi sorotan karena serangkaian kontroversi yang mengiringi karier politiknya. Baru-baru ini, ia memutuskan mundur dari jabatan menteri setelah pemerintah Israel menyetujui gencatan senjata dengan Hamas. Namun, ini bukan pertama kalinya Ben-Gvir menuai kritik. Berikut adalah deretan kontroversi yang melibatkan dirinya:

1. Menolak gencatan senjata dengan Hamas

Pada 19 Januari 2025, Ben-Gvir mengundurkan diri dari jabatannya setelah pemerintah Israel menyetujui perjanjian gencatan senjata tiga fase yang dimediasi Qatar. Ia menyebut perjanjian tersebut sebagai bentuk "penyerahan kepada teror" dan mengklaim bahwa kesepakatan ini melewati "garis merah ideologis" partainya. 

Ben-Gvir juga mengkritik pelepasan tahanan Palestina dan pemulangan penduduk Gaza ke sektor utara sebagai bagian dari kesepakatan tersebut. Menurutnya, perjanjian itu "menghapus semua pencapaian" Israel selama perang di Gaza.

2. Larangan Azan yang menuai kecaman

Ben-Gvir juga menuai protes dari komunitas internasional, khususnya dari negara-negara mayoritas Muslim, setelah melarang suara azan di Israel. Ia mengklaim bahwa suara azan mengganggu warga yang tinggal di dekat masjid. Bersama Menteri Ekstremis Idit Silman, Ben-Gvir menyebut azan sebagai "suara yang tidak masuk akal" dan memperkenalkan kebijakan untuk membatasi waktu kumandangnya. Larangan ini memicu kemarahan, terutama di kalangan umat Islam, yang menganggapnya sebagai bentuk diskriminasi terhadap kebebasan beragama.

3. Dituduh menghambat upaya perdamaian

Sebagai politisi sayap kanan, Ben-Gvir dikenal sering menentang langkah-langkah yang mendukung proses perdamaian dengan Palestina. Ia pernah mengancam akan menggulingkan pemerintah koalisi jika Israel tidak menduduki seluruh Jalur Gaza. Pernyataannya ini memperkuat citranya sebagai tokoh yang menolak solusi diplomatik dalam konflik Israel-Palestina.

4. Pernah Diusir di pantai

Sekelompok warga Israel, Jumat, 6 September 2024, mengusir Menteri Keamanan Nasional sayap kanan mereka, Itamar Ben-Gvir, dari sebuah pantai di ibu kota Tel Aviv, menyebutnya "pembunuh". Media Israel memposting beberapa rekaman di situs web mereka yang menunjukkan Ben-Gvir dan anggota keluarganya tiba di sebuah pantai, ketika beberapa pengunjung pantai meneriakinya.

"Anda adalah seorang pembunuh, Anda adalah seorang teroris, dan karena Anda, para sandera sekarat di Gaza; beraninya Anda berjalan di pantai?" seorang warga Israel terlihat meneriakinya.

5. Kritik terhadap Perjanjian Pertukaran Tawanan

Keputusan pemerintah untuk menyetujui perjanjian pertukaran tahanan dengan Hamas juga menjadi salah satu alasan utama Ben-Gvir keluar dari pemerintahan. Ia menganggap langkah ini sebagai bentuk kemenangan bagi Hamas dan kekalahan bagi Israel. Bahkan, ia menyebut perjanjian tersebut sebagai "kesalahan besar" yang mengancam keamanan nasional.

6. Tekanan Politik terhadap Netanyahu

Sebelumnya pada Kamis, 16 Januari 2024, Ben Gvir menyatakan niatnya untuk mengundurkan diri sebagai menteri keamanan nasional dan partainya untuk meninggalkan pemerintah koalisi jika kesepakatan gencatan senjata Gaza dengan Hamas disetujui.

Pemerintah Israel menyetujui perjanjian gencatan senjata dan pertukaran tahanan di Jalur Gaza Jumat malam selama pertemuan Kabinet selama berjam-jam, penyiar publik Israel KAN melaporkan.

Menteri Keamanan Nasional Israel Ben-Gvir dilaporkan telah berusaha membujuk Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, juga tokoh ekstremis sayap kanan, untuk mengundurkan diri bersamanya jika kesepakatan itu disetujui.

Sita Planasari, Ida Rosdalina dan Karunia Putri turut berkontribusi dalam penulisan artikel ini. 

Pilihan Editor: Reaksi Warga Palestina dan Israel saat Sandera Dibebaskan 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |