TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah negara yang menjadi mediator konflik konflik Israel-Palestina telah berhasil merancang proposal kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas untuk mengakhiri perang dan pembantaian yang telah berlangsung sekira 15 bulan di Jalur Gaza. Konflik ini telah menimbulkan kerugian besar, baik bagi warga Palestina maupun Israel.
Kesepakatan yang dirancang ini mencakup penghentian pertempuran, pertukaran sandera, penarikan pasukan, dan upaya rekonstruksi Gaza yang hancur akibat perang. Dilansir dari Reuters dan Aljazeera Berikut adalah rincian utama tiga tahap gencatan senjata yang disepakati kedua belah pihak:
Tahap Pertama
1. Pembebasan Sandera
- Hamas akan membebaskan 33 sandera. Mereka termasuk anak-anak, perempuan, pria berusia di atas 50 tahun, serta individu yang terluka atau sakit.
- Israel akan membebaskan lebih dari 1.000 tahanan Palestina. Ini mencakup tahanan yang telah dijatuhi hukuman penjara panjang, kecuali mereka yang terlibat langsung dalam serangan 7 Oktober 2023.
2. Penarikan Pasukan
- Pasukan Israel akan menarik diri secara bertahap, tetapi tetap menjaga garis perbatasan untuk melindungi kota-kota dan desa-desa di perbatasan Israel.
- Pengaturan keamanan akan diberlakukan di Koridor Philadelphi yang berbatasan dengan Mesir, dengan penarikan sebagian pasukan Israel dari wilayah tersebut dalam beberapa hari pertama kesepakatan.
- Penduduk Gaza Utara yang tidak bersenjata akan diizinkan kembali ke wilayah mereka dengan pengawasan untuk memastikan tidak ada senjata yang dipindahkan.
- Penyeberangan Rafah antara Gaza dan Mesir akan mulai beroperasi kembali secara bertahap untuk membantu pasien dan kasus kemanusiaan mendapatkan perawatan di luar Gaza.
3. Bantuan Kemanusiaan
- Sebanyak 600 truk bantuan kemanusiaan akan diizinkan masuk ke Gaza setiap hari, termasuk 50 truk yang membawa bahan bakar.
- 300 dari truk bantuan tersebut akan dialokasikan untuk Gaza Utara. Bantuan ini akan diawasi oleh badan-badan internasional untuk memastikan sampai ke tangan mereka yang membutuhkan.
Tahap Kedua
- Negosiasi tahap kedua akan dimulai pada hari ke-16 setelah kesepakatan mulai berlaku.
- Hamas akan membebaskan sandera yang tersisa, termasuk tentara pria dan pria sipil yang lebih muda.
Israel akan membebaskan lebih banyak tahanan Palestina dan mengembalikan jenazah para sandera yang telah tewas. - Pasukan Israel akan mulai menarik diri dari Koridor Netzarim di Gaza Tengah.
Tahap Ketiga
- Tahap ini akan dimulai setelah seluruh sandera dibebaskan dan pasukan Israel ditarik sepenuhnya.
- Jenazah sandera yang tewas akan dikembalikan.
- Program rekonstruksi Gaza selama 3 hingga 5 tahun akan dimulai. Rekonstruksi ini akan diawasi oleh pihak internasional seperti Qatar, Mesir, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Masa Depan Gaza
Salah satu tantangan utama dalam menyepakati pengelolaan Gaza pasca-perang adalah menentukan pihak yang akan memimpin wilayah tersebut. Israel dengan tegas menolak memberikan kendali kepada Hamas maupun menerima pemerintahan oleh Otoritas Palestina. Sementara itu, komunitas internasional menyerukan agar Gaza tetap dikelola oleh rakyat Palestina sendiri. Namun, menemukan alternatif yang tidak melibatkan faksi-faksi utama masih menjadi hambatan besar.
Saat ini, pembicaraan sedang berlangsung antara Israel, Uni Emirat Arab, dan Amerika Serikat untuk merancang pemerintahan sementara di Gaza, yang nantinya akan diserahkan kepada Otoritas Palestina setelah melewati proses reformasi.
Ida Rosdalina berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan Editor: Genosida Gaza dan Kekalahan Israel
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini