Efek Samping Suka Mengedit Wajah Pakai Filter Kecantikan

5 hours ago 6

CANTIKA.COM, Jakarta - Sering kali, orang membandingkan penampilan mereka dengan orang lain, memperlakukan mereka sebagai 'tipe ideal'. Namun, dengan munculnya media sosial dan filter kecantikan yang populer, tipe ideal telah beralih ke filter kecantikan. Alih-alih membandingkan diri mereka dengan orang lain, orang-orang sekarang mulai melihat filter virtual yang mengecilkan wajah dan tubuh mereka sebagai standar kecantikan yang sebenarnya .

Sebuah studi yang diterbitkan dalam Computers in Human Behavior meneliti bagaimana filter media sosial dengan fitur pelangsingan memperburuk masalah citra diri, yang menyebabkan dismorfia tubuh dan menetapkan standar kecantikan yang tidak realistis. Para peneliti menyebut fenomena ini sebagai 'perbandingan diri secara sosial'.

Sebelumnya, perbandingan kecantikan dilakukan terhadap orang lain. Namun kini, perbandingannya dilakukan terhadap 'diri lain', versi yang disempurnakan secara digital. Kedengarannya hampir seperti episode Black Mirror.

Filter kecantikan menghaluskan tekstur kulit, menghilangkan jerawat, mengencangkan dan membentuk tubuh, mengecilkan wajah, dan mengubah penampilan secara menyeluruh. Filter ini mengubah penampilan seseorang secara digital dengan mengaburkan semua 'ketidaksempurnaan'. Hasilnya, kini terjadi perbandingan antara penampilan asli seseorang dan versi yang dipercantik secara digital, dengan versi digital menjadi lebih diinginkan daripada versi asli.

Studi ini meneliti 187 peserta, membagi mereka ke dalam tiga kelompok: mereka yang menggunakan filter pelangsing pada gambar mereka sendiri, mereka yang melihat orang lain menggunakan filter yang sama, dan mereka yang menggunakan filter netral yang tidak mengubah penampilan. Peserta mengisi kuesioner, dan tanggapannya dinilai untuk memahami korelasi antara filter media sosial dan sikap anti-kegemukan.

Sikap Anti-gemuk 

Mereka yang menggunakan filter media sosial dan mengecilkan penampilan mereka secara digital memiliki sikap anti-kegemukan sesuai temuan tersebut. Mereka memiliki sikap negatif terhadap penampilan mereka dan ingin menurunkan berat badan. Kesenjangan antara diri mereka yang disempurnakan secara digital dan diri mereka yang sebenarnya menciptakan kesenjangan. Mereka tidak puas dengan penampilan mereka dan mengembangkan pikiran dismorfik tubuh yang tinggi.

Para peneliti juga mengungkap temuan mengejutkan lainnya bahwa orang-orang ini cenderung mengobjektifkan diri sendiri, menempatkan nilai lebih pada kecantikan dan penampilan luar daripada pada sifat-sifat lainnya. Sifat-sifat intelektual lebih rendah daripada sifat-sifat fisik. Hal ini menciptakan pandangan sempit yang hanya berfokus pada penampilan luar, yang mengikat seluruh harga diri mereka pada kecantikan fisik. Ironisnya, orang-orang ini juga fatphobia, sesuai temuan tersebut, mereka tidak menyukai orang yang kelebihan berat badan.

Bagi mereka, menjadi langsing adalah indikator positif, yang dikaitkan dengan segala hal positif mulai dari kesuksesan hingga kebahagiaan. Studi ini mengungkap betapa meresahkannya alat pelangsing digital ini karena alat ini menumbuhkan pikiran stereotip pada mereka yang menggunakannya.

Pilihan Editor: Air Serai vs Air Kelor, Mana Minuman untuk Kecantikan yang Lebih Berkhasiat?

HINDUSTAN TIMES

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |