Home > Umum Sunday, 23 Nov 2025, 16:01 WIB
Dengan memanfaatkan pupuk organik dari sisa biogas, rantai pasok pertanian berputar kembali ke masyarakat dan limbah kotoran ternak teratasi
Dialog dan sosialisasi pemanfaatan pupuk cair keluaran unit Biogas untuk tanaman sayuran di Desa Jayagiri, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Sabtu (22/11/2025). Foto: Edi YusufBANDUNG--Institut Teknologi Bandung (ITB) melalui Fakultas Teknologi Industri (FTI) kembali memperkuat komitmennya dalam pemberdayaan masyarakat berbasis teknologi tepat guna. Tim Pengabdian Masyarakat dari Program Studi Teknik Kimia dan Program Studi Teknik Pangan FTI ITB bersama mitra FPLH (Forum Penyelamat Lingkungan Hidup) menggelar acara sosialisasi ‘Pemanfaatan Pupuk Cair Keluaran Unit Biogas untuk Tanaman Sayuran dalam Rangka Pembentukan Sirkular Ekonomi’ di Desa Jayagiri, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Sabtu (22/11/2025).
Kegiatan ini merupakan wujud nyata kolaborasi yang melibatkan akademisi, pemerintah, industri dan komunitas. Hadir dalam acara tersebut Deputi Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Kependudukan dan Ketenagakerjaan Kementerian PPN/Bappenas Maliki beserta tim, yang meliputi staf dari beberapa direktorat dan Setyo Yanus Sasongko (Direktur Utama PT. Aimtopindo Nuansa Kimia), serta perwakilan dari Perhutani dan pemilik lahan Desa Jayagiri.
Dari pihak ITB, hadir Prof Sanggono Adisasmito, Prof Lienda Aliwarga Handojo dan Dr Helen Julian selaku Ketua Tim Pelaksana program pengabdian masyarakat topik ini.
Peninjauan lapangan pemanfaatan pupuk cair keluaran unit Biogas untuk tanaman sayuran di Desa Jayagiri, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Sabtu (22/11/2025). Foto: Edi Yusuf
Agenda diawali dengan diskusi di saung pertemuan Desa Jayagiri. Tim ITB menjelaskan urgensi penerapan konsep ekonomi sirkular untuk mengatasi permasalahan limbah kotoran sapi yang selama ini mengganggu lingkungan. Melalui teknologi yang diterapkan, kotoran tersebut diolah menjadi biogas sebagai sumber energi, sementara limbah keluarannya (effluent), baik padat maupun cair, dimanfaatkan kembali sebagai pupuk organik berkualitas tinggi.
Prof Lienda A Handojo dari Direktorat Riset & Pengabdian Masyarakat (DRPM) ITB mengatakan program pengabdian masyarakat yang telah berlangsung sekitar 5 tahun sejak tahun 2021, ini dimaksudkan tidak hanya memberi solusi dalam penanganan limbah kotoran sapi yang sangat membebani lingkungan, tetapi juga dapat dimanfaatkan untuk membentuk Ekonomi Sirkuler melalui pemanfaatan biogas, maupun hasil samping dari unit biodigester yang berupa pupuk cair dan pupuk padat.
”Pupuk yang dihasilkan selain sangat menyuburkan tanaman, juga membuat petani tidak lagi memerlukan penggunaan pupuk kimia maupun insektisida, bahkan dapat membantu meningkatkan kesuburan tanah marginal,” kata Lienda.
Pemasangan instalasi pemanfaatan pupuk cair keluaran unit Biogas untuk tanaman sayuran di Desa Jayagiri, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Sabtu (22/11/2025). Foto: Edi Yusuf
Selain sayuran, pupuk juga dapat digunakan untuk menyuburkan tanaman rumput, hijauan atau pakan yang sangat penting untuk sapi perah, namun keberadaannya semakin langka. Dengan dihasilkannya rumput, diharapkan dapat membantu peternak agar tidak ketergantungan pada pasokan hijauan dari luar daerah.
”Mudah-mudahan unit percontohan ini dapat direplikasi di tempat lain, sehingga daerah Lembang bukan hanya bersih dari limbah kotoran sapi, tetapi dapat memanfaatkannya untuk menciptakan Ekonomi Sirkuler,” ujarnya.
Dengan memanfaatkan pupuk organik dari sisa biogas, rantai pasok pertanian berputar kembali ke masyarakat dan limbah kotoran ternak teratasi, ketergantungan petani pada pupuk kimia mahal seperti urea maupun insektisida dapat dihilangkan, dan kualitas lahan meningkat. Penerapan metode ini terbukti membuat tanaman lebih subur dan tahan hama, bahkan dapat menyuburkan kembali tanah marginal, dengan harapan nilai tambah ekonomi dan kelestarian lingkungan ini akan bermuara kembali pada peningkatan kesejahteraan warga Desa Jayagiri.***.

40 minutes ago
5















































