Gebyar Seni dan Bazaar UMKM Gendongan 2025 Meriahkan Salatiga

9 hours ago 7

Sebanyak 37 pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dari berbagai sektor turut ambil bagian dalam bazaar ini. Mereka menampilkan aneka produk unggulan lokal yang menjadi kebanggaan masyarakat Salatiga. Di sisi lain, panggung seni budaya menyuguhkan pertunjukan menarik seperti Keroncong Senandung Empat Salatiga, Reog Krido Mudo Tamtomo, Drumblek Amekura, dan berbagai kesenian khas daerah lainnya, yang berhasil memikat perhatian pengunjung sekaligus menghidupkan semangat pelestarian budaya.

Sebanyak 37 pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dari berbagai sektor turut ambil bagian dalam bazaar ini. Mereka menampilkan aneka produk unggulan lokal yang menjadi kebanggaan masyarakat Salatiga. Di sisi lain, panggung seni budaya menyuguhkan pertunjukan menarik seperti Keroncong Senandung Empat Salatiga, Reog Krido Mudo Tamtomo, Drumblek Amekura, dan berbagai kesenian khas daerah lainnya, yang berhasil memikat perhatian pengunjung sekaligus menghidupkan semangat pelestarian budaya.

(Beritadaerah – Salatiga) Lapangan Gendongan, Kecamatan Tingkir, Salatiga, menjadi pusat perayaan budaya dan ekonomi kerakyatan dalam acara Bazaar UMKM dan Gebyar Seni Gendongan 2025 yang diselenggarakan pada Minggu (4/5). Kegiatan ini secara resmi dibuka oleh Wakil Wali Kota Salatiga, Nina Agustin.

Sebanyak 37 pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dari berbagai sektor turut ambil bagian dalam bazaar ini. Mereka menampilkan aneka produk unggulan lokal yang menjadi kebanggaan masyarakat Salatiga. Di sisi lain, panggung seni budaya menyuguhkan pertunjukan menarik seperti Keroncong Senandung Empat Salatiga, Reog Krido Mudo Tamtomo, Drumblek Amekura, dan berbagai kesenian khas daerah lainnya, yang berhasil memikat perhatian pengunjung sekaligus menghidupkan semangat pelestarian budaya.

“Salatiga bukan hanya memiliki potensi ekonomi kerakyatan yang kuat, tetapi juga merupakan kota yang kaya akan warisan budaya,” ujar Wakil Wali Kota Nina Agustin dalam sambutannya.

Ia menegaskan bahwa kegiatan seperti ini menjadi wujud nyata dari upaya pelestarian budaya luhur bangsa (nguri-uri kabudayan) serta sebagai sarana mempererat kebersamaan antarwarga lintas komunitas dan generasi.

Sebagai bagian dari semangat kolaboratif, acara ini juga melibatkan berbagai pihak, di antaranya Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) yang menghadirkan Bazaar Pangan Murah untuk membantu menekan inflasi dan meningkatkan daya beli masyarakat. Selain itu, Palang Merah Indonesia (PMI) turut berpartisipasi melalui kegiatan donor darah, dan Puskesmas Sidorejo Kidul memberikan layanan pemeriksaan kesehatan gratis bagi pengunjung.

Mengusung tema “Anjayeng Bawana”, yang bermakna menjaga dan melestarikan warisan budaya Jawa, Nina Agustin menyampaikan harapannya agar kegiatan ini tidak hanya dilaksanakan satu kali, tetapi dapat menjadi agenda tahunan yang dinanti-nantikan masyarakat.

“Saya berharap kegiatan ini tidak hanya menjadi yang pertama (kapisan), tetapi juga ada penyelenggaraan kedua (kapindo), ketiga (katelu), dan seterusnya,” ujar Nina dengan penuh harap.

Antusiasme masyarakat terhadap acara ini pun sangat tinggi. Randu, salah satu warga yang menghadiri kegiatan tersebut, mengaku senang dengan pelaksanaannya yang bertepatan dengan hari libur.

“Saya pribadi senang sekali karena acaranya pas dengan hari Minggu. Kebetulan juga bertepatan dengan jadwal donor darah saya. Jadi, selain bisa berdonor, saya juga bisa menikmati jajanan dan menonton pertunjukan reog bersama teman-teman,” tuturnya.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |