(Beritadaerah – Jakarta) Minyak kelapa sawit merupakan salah satu komoditas unggulan Indonesia yang memberikan kontribusi signifikan terhadap nilai ekspor nasional serta mendorong pertumbuhan ekonomi. Menyadari besarnya potensi tersebut, Kementerian Perindustrian terus mengakselerasi hilirisasi kelapa sawit melalui pengembangan produk turunan bernilai tambah tinggi, seperti pangan olahan, kosmetik, bioenergi, dan berbagai produk olahan lainnya.
Upaya hilirisasi ini turut mendapatkan dukungan dari berbagai daerah penghasil kelapa sawit, termasuk Provinsi Sulawesi Selatan yang memiliki potensi besar dalam pengembangan industri sawit. Berdasarkan data Statistik Perkebunan 2024 dari Badan Pusat Statistik (BPS), luas lahan perkebunan kelapa sawit di Sulawesi Selatan mencapai 44.014 hektare (Ha), yang terdiri dari Perkebunan Negara seluas 17.527 Ha, Perkebunan Swasta 841 Ha, dan Perkebunan Rakyat 25.646 Ha. Adapun produksi minyak kelapa sawit (CPO) pada tahun 2024 tercatat sebesar 112.377 ton, dengan rincian 19.568 ton dari Perkebunan Negara, 3.931 ton dari Perkebunan Swasta, dan 88.878 ton dari Perkebunan Rakyat.
“Potensi besar yang dimiliki daerah seperti Sulawesi Selatan menjadi bagian penting dalam transformasi industri kelapa sawit yang inklusif dan berkelanjutan. Dengan luas lahan dan kapasitas produksi yang signifikan, daerah ini berpeluang menjadi pusat pertumbuhan industri hilir sawit di Kawasan Timur Indonesia,” ujar Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kementerian Perindustrian, Andi Rizaldi, dalam keterangan resminya di Jakarta, Sabtu (3/5).
Sebagai bentuk nyata dukungan terhadap hilirisasi industri sawit, unit pelaksana teknis di bawah BSKJI, yaitu Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Hasil Perkebunan, Mineral Logam, dan Maritim (BBSPJIHPMM) Makassar, telah menyelenggarakan lokakarya peningkatan kapasitas pelaku UMKM. Kegiatan ini merupakan bagian dari strategi memperkuat industri hilir sawit, khususnya di Kawasan Timur Indonesia.
“Melalui lokakarya ini, kami mendorong peningkatan kapasitas masyarakat dan UMKM dalam memanfaatkan minyak kelapa sawit sebagai bahan baku produk inovatif, salah satunya cokelat berbasis minyak sawit. Inovasi ini diharapkan mampu memberikan nilai tambah serta membuka peluang pasar baru,” jelas Andi.
Kegiatan lokakarya yang berlangsung pada 22–24 April 2025 ini merupakan hasil kolaborasi antara BBSPJIHPMM Makassar dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) serta Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) Perjuangan. Sebanyak 30 peserta dari kalangan masyarakat dan pelaku UMKM turut serta dalam pelatihan ini.
Kepala BBSPJIHPMM Makassar, Shinta Virdhian, menjelaskan bahwa pelatihan ini berfokus pada pengembangan inovasi produk hilir sawit dalam bentuk pembuatan cokelat. “Kami berkomitmen memberikan dukungan teknologi dan pelatihan yang dibutuhkan agar masyarakat dan UMKM mampu menciptakan produk yang kompetitif dan berdaya saing di pasar global,” ungkapnya.
Tujuan utama dari workshop ini adalah memberikan pemahaman teknis dan keterampilan praktis kepada peserta dalam mengolah minyak kelapa sawit menjadi cokelat bernilai tambah tinggi. Selain itu, peserta juga memperoleh sertifikat kompetensi sebagai bentuk pengakuan atas keahlian yang dimiliki.
“Program ini menunjukkan sinergi antara BBSPJIHPMM sebagai pelaksana teknis, BPDPKS sebagai penyedia dana pengembangan industri, serta APKASINDO Perjuangan yang aktif dalam pemberdayaan petani sawit di seluruh Indonesia,” tambah Shinta.
Senior Analis Divisi UKMK BPDPKS, Anwar Saddat, menyampaikan harapannya agar pelatihan ini memberikan manfaat langsung bagi masyarakat dan pelaku UMKM. “Melalui pelatihan ini, kami berharap dapat mendorong terciptanya produk inovatif berbasis sawit yang mampu menjadi peluang usaha berkelanjutan,” ujarnya.
Sekretaris Jenderal DPP APKASINDO Perjuangan, A. Sulaiman H. Andi Loeloe, turut memberikan apresiasi terhadap pelatihan ini. Ia menilai bahwa pelatihan ini dapat menjadi solusi kreatif dalam mengoptimalkan potensi turunan sawit. “Antusiasme peserta sangat tinggi. Pembuatan cokelat dari minyak kelapa sawit menjadi inovasi yang membuka peluang ekonomi baru dan memperkuat industri hilir di tingkat masyarakat,” tuturnya.
Kementerian Perindustrian meyakini bahwa pengembangan produk hilir sawit akan membuka peluang ekonomi baru, memperluas pasar domestik dan ekspor, serta menciptakan lapangan kerja, khususnya bagi sektor industri kecil dan menengah (IKM). Melalui program seperti lokakarya ini, Kemenperin bersama BPDPKS dan APKASINDO Perjuangan berharap pelaku UMKM dapat terus berinovasi, memanfaatkan potensi lokal, dan mampu bersaing secara global dengan produk yang berkelanjutan.