Gunung Semeru Terus Erupsi, Benarkah Jalur Pendakian Akan Dibuka?

1 month ago 28

TEMPO.CO, Jakarta - Setelah lama ditutup, Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) mengkonfirmasi bahwa jalur pendakian Gunung Semeru akan kembali dibuka. Meski belum dapat memastikan tanggalnya, sejumlah persiapan telah dilakukan. Lantas bagaimana kah status Gunung Merapi saat ini?

Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) menyatakan bahwa pembukaan jalur pendakian di Gunung Semeru menunggu arahan dari Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Kehutanan.

Adapun Kepala Bagian Tata Usaha BB TNBTS Septi Eka Wardhani di Kota Malang, Sabtu, 7 Desember 2024 mengungkapkan bahwa pembukaan jalur pendakian di Gunung Semeru memang sudah direncanakan. "Memang benar akan dibuka, tapi masih belum dilaksanakan. Pembukaan jalur untuk kegiatan pendakian ditentukan setelah mendapatkan izin dari Dirjen KSDAE Kementerian Kehutanan," kata dia, seperti dikutip dari Antara

Sebagai bagian dari persiapan, TNBTS juga telah mengadakan rapat koordinasi pendakian Semeru yang diikuti oleh TNI, Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Pariwisata, Dinas Kesehatan, Kepala Desa Ranupani, pos pengamatan gunung api (PGA), Basarnas, dan para pemangku kebijakan lainnya pada Rabu, 4 Desember 2024.

Tak hanya itu, pihak Resort Pengelolaan Taman Nasional Wilayah Ranupani dan Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru sebelumnya juga  berkolaborasi dengan sejumlah pihak untuk melaksanakan operasi bersih-bersih dan pemantapan jalur pendakian Gunung Semeru.

Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari, pada 28 hingga 30 November 2024. Dalam beberapa video yang diunggah di Tiktok, nampak para volunteer melaksanakan kegiatan perawatan jalur pendakian Gunung Semeru termasuk di area Ranu Kumbolo, Jambangan hingga Kalimati.

Gunung Semeru Masih Berstatus Waspada

Hingga saat ini, gunung yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu, dilaporkan masih terus mengalami erupsi belakangan ini. 

Adapun pada Sabtu malam, dilaporkan terjadi erupsi terus menerus dengan visual letusan tak teramati. "Terjadi erupsi Gunung Semeru pada pukul 18.25 WIB. Tinggi kolom erupsi tidak teramati dan saat laporan itu dibuat, erupsi masih berlangsung," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Liswanto dalam laporan tertulis diterima di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, dikutip dari Antaranews

Berdasarkan data, gunung tertinggi di Pulau Jawa itu erupsi 14 kali pada Sabtu, sejak pukul 06.00 hingga 18.25 WIB. Namun, sebagian besar letusan Gunung Semeru tidak teramati karena tertutup kabut.

Liswanto pun mengungkapkan bahwa  Gunung Semeru masih berstatus Waspada sehingga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan sejumlah rekomendasi, di mana masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi).

Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.

"Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar," jelasnya seperti dilansir dari Antara.

Sehari sebelumnya, Gunung Semeru juga dilaporkan erupsi dengan letusan setinggi 800 meter di atas puncak pada Jumat malam pukul 20.29 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 800 meter di atas puncak atau 4.476 meter di atas permukaan laut (mdpl). 

Menurut keterangan Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Ghufron Alwi, kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah selatan. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 116 detik.

ANTARA | INSTAGRAM | TIKTOK

Pilihan Editor: Donasi untuk Korban Erupsi Gunung Semeru

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |