Hasil Studi: Air Minum Sparkling Water Bisa Ikut Turunkan Berat Badan

1 day ago 11

TEMPO.CO, Jakarta - Air berkarbonasi atau sparkling water adalah air yang mengandung karbondioksida (CO2). Para ahli tertarik pada potensi manfaat dan kekurangan air minum ini bagi kesehatan. Salah satu hal yang menarik adalah bagaimana minum air ini dapat membantu menurunkan berat badan.


Sebuah laporan yang diterbitkan dalam BMJ Nutrition, Prevention & Health membahas bagaimana minum air soda dapat berkontribusi pada penurunan berat badan. Laporan tersebut menunjukkan bahwa CO2 dalam air menyebabkan peningkatan pemecahan glukosa dan peningkatan penyerapan glukosa oleh sel darah merah. Hal ini dapat berkontribusi pada penurunan berat badan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini


Akan tetapi, laporan tersebut mencatat bahwa efeknya sangat minimal sehingga air berkarbonasi tidak mungkin memiliki dampak signifikan terhadap penurunan berat badan. Diperlukan penelitian lebih lanjut di bidang ini.


Bagaimana Sparkling Water Membantu Penurunan Berat Badan?


Laporan tersebut diawali dengan mencatat beberapa cara air minum soda dapat membantu penurunan berat badan. Misalnya, minum air ini dapat meningkatkan rasa kenyang. Laporan tersebut mencatat bahwa air soda juga dapat menurunkan kadar gula darah, tetapi mekanismenya belum sepenuhnya jelas. Hubungan antara gula darah dan minum air berkarbonasi menjadi fokus utama laporan tersebut.


Setelah sparkling water dikonsumsi, CO2 melewati kapiler lambung ke aliran darah. Dari sini, sel darah merah menggunakan enzim yang disebut karbonat anhidrase untuk mengubah CO2 menjadi bikarbonat (HCO3-).


Kemudian, bagian dalam sel darah merah akhirnya menjadi basa atau kurang asam. Kondisi tersebut menyebabkan peningkatan pemecahan glukosa oleh sel darah merah untuk menghasilkan energi, suatu proses yang disebut glikolisis. Hal ini diyakini dapat mendorong glikolisis dan meningkatkan penyerapan glukosa sel darah merah dari plasma.


“Ketika air berkarbonasi dikonsumsi, CO diserap ke dalam pembuluh darah di lambung. CO ini dengan cepat menembus membran lipid sel darah merah dan diubah menjadi ion bikarbonat oleh karbonat anhidrase, meningkatkan alkalinitas sel darah merah. Alkalinitas ini mendorong glikolisis, yang mengonsumsi glukosa dalam sel darah merah dan menurunkan kadar glukosa darah,” kata Penulis laporan Akira Takahashi dari Pusat Dialisis di Rumah Sakit Bedah Saraf Tesseikai di Shijonawate, Jepang seperti dikutip dari Medical News Today.


Dengan demikian, air soda secara tidak langsung dapat membantu penurunan berat badan melalui efeknya pada glukosa darah.


Manfaat dan Kekurangan Minum Sparkling Water


Seperti yang ditunjukkan dalam laporan tersebut, minum air uni mungkin menawarkan manfaat tertentu, tetapi juga mungkin memiliki kekurangan tertentu.


“Manfaat potensial sebagian besar belum diketahui, meskipun ada beberapa penelitian yang menunjukkan air berkarbonasi dapat membantu meredakan sembelit,” kata Dokter Bedah Bariatrik dan Direktur Medis MemorialCare Surgical Weight Loss Center di Orange Coast Medical Center, Mir B Ali seperti dikutip Medical News Today. Ia menyarankan potensi kekurangan minum air berkarbonasi termasuk kembung dan gas.


Secara keseluruhan, potensi manfaat minum air soda untuk mendorong penurunan berat badan sangat minim. Ketika membandingkannya dengan apa yang terjadi dalam hemodialisis.


“Selama sesi hemodialisis selama empat jam, hanya sekitar 9,5g glukosa yang dikonsumsi. Karena minum air berkarbonasi menyediakan CO untuk periode yang jauh lebih singkat daripada hemodialisis, efeknya pada konsumsi glukosa dapat diabaikan dan tidak berkontribusi pada penurunan berat badan,” kata Takahashi.


Dengan demikian, laporan tersebut menekankan bahwa minum sparkling water tidak boleh menjadi strategi mandiri untuk menurunkan berat badan dan bahwa mengonsumsi makanan yang seimbang dan berolahraga tetap menjadi komponen penting. Makalah tersebut juga mencatat bahwa minum air soda dapat berdampak negatif pada sistem pencernaan, jadi moderasi itu penting. Selain itu, hal itu dapat menyebabkan penurunan sementara kadar gula darah dan memengaruhi pengukuran gula darah yang dilakukan saat meminum minuman tersebut.


Takahashi menjelaskan bahwa menguji kadar glukosa darah segera setelah mengonsumsi air berkarbonasi dapat menghasilkan hasil yang lebih rendah, yang berpotensi menyebabkan perkiraan kadar glukosa darah yang sebenarnya menjadi lebih rendah.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |