Jadi Pertunjukan Wajib Saat Imlek, Simak Fakta Menarik Tarian Barongsai

1 day ago 7

TEMPO.CO, Jakarta - Tahun baru Imlek merupakan hari raya tradisional yang dirayakan oleh masyarakat Tionghoa di seluruh dunia. Saat perayaannya, setiap rumah akan diramaikan dengan ornamen berwarna merah dan emas hingga nyaring bunyi-bunyian seperti petasan. Selain itu, di Indonesia, tarian barongsai menjadi atraksi budaya yang tak pernah ketinggalan.

Imlek berasal dari dialek Hokkian, Im artinya bulan dan Lek artinya penanggalan. Bahasa Mandarin-nya adalah Yin Li juga berarti penanggalan atau kalender bulan. Menurut sejarah, Imlek mulanya disebut Sin Cia, sebuah perayaan yang dilakukan oleh para petani pada saat tanggal satu, bulan pertama awal tahun baru.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selain itu Imlek juga berkaitan dengan pesta untuk merayakan datangnya musim semi. Dimulai pada 30 bulan ke-12 dan berakhir pada tanggal 15 bulan pertama yang umum diketahui dengan istilah perayaan Cap Go Meh. Perayaan Imlek menurut tradisi masyarakat Tionghoa meliputi sembahyang Imlek, sembahyang kepada Sang Pencipta atau Thian dalam Bahasan Mandarin, dan perayaan Cap Go Meh.

Di Indonesia, tradisi Imlek erat kaitannya dengan pertunjukan budaya, salah satunya pementasan kesenian barongsai. Kendati demikian, di negeri asalnya Tiongkok, tidak mengenal barongsai, tetapi seni pertunjukan ini disebut dengan istulah “Wu Shi” dan secara internasional dikenal dengan “Lion Dance” atau tarian singa. 

Barongsai ditarikan oleh dua orang atau lebih yang menggunakan kostum menyerupai singa. Satu orang berada di depan untuk menggerakkan kepala atau tubuh bagian depan dan satu orang di belakang untuk menggerakkan tubuh bagian ekor. Biasanya, tarian ini disertai dengan atraksi para penari yang bisa melompat dari tiang dan membutuhkan keselarasan serta keseimbangan yang baik.

Istilah Barongsai

Dikutip dari laman Kementerian Pendidikan dan Budaya (Kemendikbud), istilah barongsai berasal dari Indonesia dan terdiri dari dua kata, yakni Barong berasal dari kesenian Bali dan Sai berasal dari bahasa Hokkian yang artinya singa. 

Barongsai merupakan bentuk nyata dari akulturasi budaya Indonesia dan Tionghoa. Pada 2010, kesenian barongsai ditetapkan sebagai salah satu warisan budaya takbenda dari Indonesia. Menurut kepercayaan warga Tionghoa, singa yang dijadikan wujud dari barongsai sendiri merupakan simbol keberanian, kekuatan, kebijaksanaan, dan keunggulan.

Selain untuk pertunjukan, tarian ini juga dipercaya untuk mengusir roh jahat, memberikan kemakmuran, dan keberuntungan. Barongsai diiringi musik meriah yang berasal dari simbal, gong, dan terompet. Pertunjukan barongsai biasanya diadakan di pura dan klenteng, area Pecinan, dan di berbagai tempat festival Imlek seperti di lapangan atau mall.

Fakta Unik Barongsai

Untuk diketahui, tarian ini terbagi menjadi dua jenis yaitu, tarian singa utara dan tarian singa selatan. Tarian singa utara memiliki ciri khas bulu ikal dan berkaki empat, dengan penampilan yang lebih alami mirip singa. Sedangkan singa selatan sendiri memiliki kaki dengan jumlah lebih variatif. Disebutkan ada yang dua dan ada yang empat, kepala dari singa selatan juga dilengkapi dengan tanduk mirip dengan binatang ‘kilin’.

Lebih lanjut, selain penari Barongsai itu sendiri, ada juga penari lain dengan perlengkapan tambahan berupa topeng dan kipas. Dalam pertunjukan, penari ini dikisahkan berperan menggiring barongsai munuju tempat dimana uang disembunyikan.

Sebab dalam tarian barongsai terdapat prosesi Lay See yang mana barongsai akan memakan amplop berisi uang yang ditempeli selada air. Penari tadi yang menggiring tadi kemudian disebut sebagai Sang Buddha karena perannya menggiring tadi. 

Bagi masyarakat Tionghoa, singa sebagai perwujudan dari barongsai merupakan lambang kebahagiaan dan kegembiraan. Karenanya, tarian barongsai dipercaya dapat membawa keberentungan.

Andini Sabrina, Savina Rizky Hamida, dan Melinda Kusuma Ningrum berkontribusi dalam penulisan artikel ini. 

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |