TEMPO.CO, Jakarta - Profesor bidang riset dari Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Dewi Fortuna Anwar mengkritik pemerintahan Presiden Prabowo Subianto atas sikapnya terhadap ASEAN. Dia menilai Prabowo belum menjadikan ASEAN sebagai prioritas dalam membangun hubungan diplomatik.
Dewi mencontohkan ketika Prabowo tidak mengirim Menteri Luar Negeri (Menlu) Sugiono ataupun wakil menteri luar negeri untuk menghadiri pertemuan informal di Bangkok, Thailand, yang membahas isu Myanmar pada 19-20 Desember 2024. Saat itu, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) hanya mengutus Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Sidharto R. Suryodipuro dan Utusan Khusus Indonesia untuk Myanmar I Ngurah Swajaya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Indonesia punya menlu dan tiga wamenlu. Masa salah satu dari political figure itu enggak bisa hadir?,” kata Dewi saat menghadiri focus group discussion (FGD) bersama Tempo pada Rabu, 15 Januari 2024.
Selanjutnya, Dewi menyayangkan Prabowo tidak menempatkan negara-negara ASEAN sebagai tujuan pertama usai dilantik sebagai presiden. Prabowo justru lebih memilih untuk kunjungan kerja ke Cina lalu Amerika Serikat di momen pertama masa jabatannya. Padahal, Prabowo telah menyempatkan diri berkunjung ke sejumlah negara anggota ASEAN saat masih menjadi presiden terpilih yang memenangkan pemilihan presiden atau Pilpres 2024.
Menurut Dewi, lawatan Prabowo ke Cina usai dilantik, maka ini memberi kesan ASEAN belum menjadi prioritas. Bukan hanya itu, ASEAN juga jarang disebut dalam pidato Prabowo meskipun konsep good neighbor policy kerap dibicarakan Prabowo.
Dewi mengasumsikan konsep bertetangga yang baik di kawasan ASEAN dianggap sudah terjalin sejak masa Orde Baru sehingga Prabowo merasa tak perlu menaruh perhatian lebih. Walau begitu, Dewi meminta agar Prabowo tetap menjalin komitmen yang baik dan tidak memunggungi ASEAN.
Lebih lanjut, Dewi meyakini Prabowo bisa menjadikan ASEAN sebagai prioritas politik luar negeri pada tahun ini. Terlebih, ASEAN Chairmanship 2025 dipegang oleh Malaysia. Dia memprediksi bahwa Prabowo akan banyak melakukan kunjungan ke Malaysia.
Dewi pun menyarankan agar Prabowo dapat memperkenalkan sosok Sugiono kepada ASEAN agar Sugiono juga dapat semakin berperan aktif di ASEAN. Dia mendorong kerja sama di kawasan ASEAN selalu tetap ditingkatkan.
Menurut Dewi, sebelum Indonesia mendominasi kerja sama yang lebih luas secara internasional, ASEAN harus menjadi prioritas utama. Jika Indonesia tak mampu membawa kestabilan dan kemakmuran di ASEAN, maka dunia internasional akan mempertanyakan kemampuan Indonesia untuk berkontribusi di tingkat global.
“Kebijakan luar negeri tidak hanya dimulai dari dalam negeri, kebijakan luar negeri dimulai dari lingkungan terdekat Anda,” ujarnya.
Arah kebijakan luar negeri Indonesia secara detail dibahas dalam Majalah Tempo edisi khusus 100 hari kerja Presiden Prabowo yang terbit pekan ini. Dalam laporan “Politik Luar Negeri di Bawah Komandan Prabowo”, Tempo mengungkap adanya dominasi Presiden Prabowo Subianto atas kebijakan dan diplomasi politik luar negeri. Sebagai presiden, Prabowo memiliki kecenderungan untuk enggan didikte dalam pengambilan keputusan untuk urusan luar negeri. Keputusan yang Prabowo ambil tanpa kajian matang tak jarang membuat kegaduhan di dalam negeri dan dunia internasional.
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini