TEMPO.CO, Jakarta - Mumbai, kota terbesar di India, tercatat sebagai salah satu kota terbising di dunia. Karena tingkat polusi suaranya, beberapa kritikus menyebutnya tidak layak huni.
Kota terbesar di India itu bergulat dengan tingkat kebisingan yang sering kali melampaui batas aman. Mumbai Times telah melaporkan bahwa kota metropolitan itu tidak layak huni, setidaknya dalam hal kebisingan, karena tingkat desibelnya yang memekakkan telinga. Tingkat kebisingan kota itu mencapai 100 Desibel Hearing Level (dBHL) selama lalu lintas jam sibuk.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan agar kebisingan pada siang hari tidak melebihi 85 dBHL dan pada malam hari harus di bawah 40 dB untuk menghindari risiko kesehatan bagi mereka yang terpapar.
Pegiat polusi suara Sumaira Abdulali memperingatkan bahwa apa pun di atas 80 desibel berbahaya.
Penyebab Kebisingan
Terkait polusi suara tingkat tinggi di Mumbai, penyebab utamanya adalah konstruksi, kembang api, klakson kendaraan, dan pengeras suara. Upaya untuk mengekang gangguan pendengaran ini sedang dilakukan. Pemerintah Mumbai berupaya mengatur penggunaan pengeras suara, seperti yang dilaporkan oleh One India. Selain itu, Pada Kamis, 23 Januari 2025, Pengadilan Tinggi Bombay telah menginstruksikan komisaris polisi untuk bertindak cepat terhadap pengaduan kebisingan yang terkait dengan tempat-tempat keagamaan, menurut artikel Hindustan Times.
Pengadilan menilai bahwa pengeras suara bukanlah bagian penting dari agama apa pun, sehingga mewajibkan intervensi polisi untuk mengurangi tingkat kebisingan.
Kebisingan di Kairo
Kota lain yang sangat bising adalah Kairo di Mesir. Polusi suara telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan di kota metropolitan yang beroperasi 24 jam ini dan telah menyebabkan masalah pendengaran, mudah tersinggung, dan bahkan kematian.
Menurut sebuah penelitian oleh Pusat Penelitian Nasional Mesir, tingkat kebisingan rata-rata adalah 90 dB dan tidak pernah turun di bawah 70 dB. Ini sama dengan menghabiskan seharian di pabrik.
Selain polusi suara, Kairo juga didera polusi udara yang parah, termasuk yang terburuk di dunia. Indeks Kualitas Udara (AQI) kota tersebut saat ini berada di angka 160, yang menunjukkan kondisi udara yang tidak sehat. AQI yang dianggap normal dan sehat sekitar 36.
Lebih jauh, konsentrasi partikulat PM2.5, partikel halus pada komponen udara, di Kairo telah mencapai 68,4 μg/m3, jauh melampaui batas aman yang direkomendasikan Organisasi Kesehatan Dunia sebesar 5 μg/m3.
MIRROR | EXPRESS