Kronologi Kerusuhan di Acara Bupati Jayawijaya, Dipicu Orang yang Mabuk

4 hours ago 6

TEMPO.CO, Jakarta - Kerusuhan terjadi pada acara ibadah syukur untuk penyambutan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Jayawijaya, Athenius Murib dan Ronny Elopere, pada Sabtu sore, 14 April 2025. Massa yang berkumpul di Lapangan Sepak Bola Kama, Wamena, terlibat baku hantam hingga menyebabkan enam orang terluka, termasuk di antaranya tiga anggota Polres Jayawijaya yang sedang melakukan pengamanan.

Kendati demikian, Kapolres Jayawijaya AKBP Heri Wibowo menyampaikan situasi keamanan dan ketertiban di Wamena sudah membaik. “Dapat kami pastikan bahwa situasi di Kota Wamena sudah kondusif, karena konsentrasi massa telah kembali ke rumah masing-masing,” kata Kapolres Jayawijaya  dalam keterangannya, melalui Kasi Humas Polres Ipda M Suryanto di Wamena, Minggu siang, 16 Maret 2025, seperti dilansir dari Antara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lantas, seperti apa sebenarnya kronologi kerusuhan di acara Bupati Jayawijaya tersebut? Berikut rangkuman informasi selengkapnya.

Dipicu oleh Kemunculan Orang yang Mabuk Berat

Menurut Polres Jayawijaya, kericuhan yang terjadi di lapangan sepak bola Kama, Jalan J.B. Wenas, Wamena, pada Sabtu sore bermula dari bentrokan antar kelompok massa yang menghadiri acara syukuran tersebut. Kejadian itu terjadi saat warga tengah mengantre pembagian makanan.

Keributan pecah ketika massa mulai saling menyerang dengan melemparkan batu dan kayu yang tersedia di sekitar lapangan. Insiden ini diduga dipicu oleh sekelompok orang yang memasuki area bakar batu dalam pengaruh minuman beralkohol.

"Tiba-tiba terjadi aksi pelemparan batu dan kayu dari arah areal bakar batu ke arah tengah panggung hingga terjadi aksi saling membalas," kata Kapolres Jayawijaya AKBP Heri Wibowo yang dihubungi dari Jayapura.

Untuk mencegah aksi semakin besar, aparat Polres Jayawijaya yang dibantu personel Brimob berusaha membubarkan massa yang terlibat bentrokan. Namun, bukannya mereda, massa justru berbalik menyerang petugas. Situasi semakin tidak terkendali ketika sejumlah orang melakukan aksi perusakan dan pembakaran kendaraan di sekitar lokasi kejadian, termasuk mobil dinas milik Polres Jayawijaya.

Kericuhan baru berhasil diredam setelah adanya bantuan dari TNI. Untuk mencegah bentrokan susulan, aparat melakukan patroli dan penyekatan di beberapa titik guna menghalau massa agar tidak masuk ke dalam kota. Polisi juga akhirnya menggunakan gas air mata untuk membubarkan kerumunan. “Massa baru bubar setelah petugas menembakan gas air mata,” ucap Kasi Humas Polres Jayawijaya Inspektur Dua Suryanto.

Sehari setelah bentrok tersebut, Kapolres Jayawijaya AKBP Heri Wibowo menyampaikan bahwa situasi keamanan dan ketertiban di Wamena sudah membaik. Jalan-jalan di Kota Wamena masih sepi, namun pertokoan dan pusat perbelanjaan sudah kembali normal.  “Aparat keamanan pun sudah tidak berjaga-jaga karena situasi sudah aman sehingga masyarakat dapat melakukan aktivitasnya,” ujar Heri.

Menurut Kapolres, situasi pada saat ibadah syukur terpilihnya Bupati dan Wakil Bupati Jayawijaya terpilih Athenius Murib-Ronny Elopere sedikit tegang, namun polisi dibantu TNI melakukan pengamanan berlapis sehingga situasi dapat kembali normal. “Kami berharap situasi ini terus terjaga seperti ini sehingga siapa saja bisa melakukan aktivitas apapun di Kota Wamena,” katanya.

Semua elemen masyarakat di Kabupaten Jayawijaya diharapkan untuk tetap tenang dan menjaga situasi keamanan dan ketertiban, apalagi sudah mendekati perayaan Paskah bagi umat Kristiani. “Kami dari kepolisian mengajak semua pihak untuk tetap tenang dan terus menjaga kedamaian, toleransi antar umat beragama di Kabupaten Jayawijaya,” ujarnya.

Antara, Nandito Putra, Clara Maria Tjandra Dewi berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |