
SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM — Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta melalui program Pemberdayaan Desa Binaan (PDB) 2025 sukses menggelar pelatihan pengolahan kotoran kambing menjadi pupuk organik di Desa Purworejo, Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen.
Kegiatan tersebut menyasar dua Kelompok Tani Ternak (KTT) setempat, yakni KTT Jaya dan KTT Muda Bakti Sejahtera. Pelatihan bertujuan untuk meningkatkan keterampilan sekaligus menambah nilai ekonomi limbah peternakan.

Pelatihan yang berlangsung di Mitra Karya Farm itu dikemas dalam empat tahap: pre-test, seminar, demonstrasi pembuatan pupuk organik, dan post-test. Narasumber dari PT Turrima Agro Mas mengupas tuntas perbedaan pupuk kimia dan organik, manfaat bagi tanah, hingga peluang ekonomi dari pengolahan limbah. Hasilnya, pemahaman peserta meningkat signifikan—rata-rata 8,3 persen dibandingkan sebelum mengikuti pelatihan.
Usai paparan materi, peserta langsung praktik membuat pupuk organik menggunakan mesin pengayak dan hammer mill yang dihibahkan oleh tim PDB UNS. Mesin ini sekaligus menjadi sarana pembelajaran agar peternak mampu memproduksi pupuk organik secara mandiri. Tim mahasiswa juga memberikan pendampingan intensif untuk memastikan keterampilan peserta benar-benar terbangun.
“Kami ingin program ini bukan hanya berhenti di teori, tetapi juga menjadi langkah nyata agar peternak mampu mengolah limbah menjadi produk bernilai tambah,” kata Ketua PDB UNS, Dr. Ir. Joko Riyanto, M.P., Selasa (23/8/2025).
Tak hanya memberikan pelatihan, mahasiswa juga membagikan pupuk organik hasil produksi kepada peserta untuk langsung diaplikasikan di lahan pertanian. Dengan begitu, manfaatnya dapat dirasakan segera sekaligus memotivasi peternak mengembangkan produksi pupuk organik secara berkelanjutan.

Praktik pembuatan pupuk organik dari kotoran kambing oleh petani ternak di Desa Purworejo, Kecamatan Gemolong, Sragen, dengan didampingi tim mahasiswa UNS | Foto: Istimewa
Menurut Joko Riyanto, Desa Purworejo berpotensi menjadi contoh praktik peternakan kambing perah yang ramah lingkungan dan berdaya saing. Program ini diharapkan dapat direplikasi di desa lain untuk mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), terutama SDG 12 tentang konsumsi-produksi bertanggung jawab dan SDG 15 mengenai ekosistem daratan.
Mahasiswa PDB UNS optimistis keterampilan baru ini akan memperkuat ketahanan ekonomi masyarakat, meningkatkan kesuburan lahan, sekaligus mengurangi pencemaran lingkungan akibat limbah ternak.
Atas kesuksesan acara tersebut, para mahasiswa mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi atas dukungan dana program pengabdian masyarakat melalui Program Bina Desa (PDB). [*]
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.