TEMPO.CO, JAKARTA - Novel sejarah adalah salah satu jenis teks cerita sejarah berbentuk fiksi. Adapun teks cerita sejarah adalah teks yang menjelaskan dan menceritakan tentang fakta dan kejadian masa lalu yang menjadi latar belakang terjadinya sesuatu yang mempunyai nilai sejarah. Lantas seperti apa struktur novel sejarah?
Sebelum mengetahui strukturnya, perlu lebih dulu dipahami terkait pengertian novel sejarah. Melansir dari e-Modul Bahasa Indonesia karya Supatmi, novel adalah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif, umumnya dalam bentuk cerita.
Sementara novel sejarah adalah karya sastra yang menceritakan mengenai fakta-fakta tentang berbagai kejadian yang terjadi di masa lalu. Mengutip dari laman Penerbit Deepublish, Di dalam novel tersebut, berisi berbagai peristiwa yang memiliki nilai sejarah. Meski mengulas fakta sejarah di masa lalu, novel sejarah juga berisi tentang berbagai hal yang berasal dari imajinasi penulis.
Novel sejarah umumnya disusun sedemikian rupa agar dapat tetap menghibur dan mengedukasi pembacanya. Lantas bagaimana struktur novel sejarah? Berikut rangkuman informasi selengkapnya.
Struktur Novel Sejarah
Berdasarkan e-Modul Bahasa Indonesia, teks cerita sejarah seperti novel termasuk dalam kategori cerita ulang. Oleh karena itu, baik teks cerita sejarah ataupun novel sejarah memiliki struktur teks yang sama, yakni: orientasi, pengungkapan peristiwa, konflik, komplikasi, resolusi, dan koda.
1. Pengenalan situasi cerita (orientasi, exposition)
Struktur novel sejarah yang pertama adalah orientasi atau pengenalan situasi cerita. Pada bagian ini, penulis mulai memperkenalkan latar belakang cerita. Mulai dari latar belakang waktu, tempat, maupun lokasi dan awal mula kejadian atau peristiwa. Tokoh dan hubungan antar tokoh juga mulai diperkenalkan dengan cara yang sesuai dengan kebutuhannya.
2. Pengungkapan peristiwa
Bagian ini mengungkapkan peristiwa atau kejadian awal yang berpotensi menimbulkan berbagai masalah, pertentangan, atau kesukaran yang menghadang tokoh, terutama tokoh utama (protagonis).
3. Konflik (rising action)
Pada bagian ini, terjadi peningkatan masalah, pertikaian atau peristiwa lainnya yang menyebabkan kesukaran tokoh ikut meningkat pula.
4. Puncak Konflik (komplikasi)
Puncak konflik merupakan bagian yang paling mendebarkan dan menghebohkan. Pada bagian ini, masalah, pertikaian, atau peristiwa lainnya yang dihadapi oleh para tokohnya akan memuncak menuju intensitas konflik paling tinggi.
5. Penyelesaian (resolusi)
Bagian ini berisi pengungkapan bagaimana tokoh utama dan tokoh lainnya menyelesaikan berbagai permasalahan yang menimpanya. Terkadang dapat melalui penjelasan maupun penilaian terhadap nasib dan sikap yang dialami oleh tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa. Jika tidak diikuti oleh koda, biasanya bagian ini adalah akhir dari cerita (ending).
6. Koda
Koda adalah bagian terakhir dalam struktur novel sejarah. Ini merupakan komentar yang membahas kembali isi semua peristiwa dan perilaku tokoh yang terlibat. Terkadang bagian ini memberikan interpretasi amanat, tetapi tidak disarankan agar pembaca menyimpulkan amanat ceritanya sendiri.
Ini adalah bagian yang opsional, bisa ada atau tidak. Namun, terkadang koda digunakan untuk membuat semacam teaser untuk sekuel atau buku lanjutannya.
Fungsi Novel Sejarah
Novel sejarah memiliki sejumlah fungsi, yaitu:
- Fungsi rekreatif, memberikan rasa gembira dan senang kepada pembaca.
- Fungsi inspiratif, memberikan inspirasi, imajinasi dan kreatifitas untuk keberlangsungan hidup berbangsa dan bernegara untuk lebih baik lagi.
- Fungsi instruktif, sebagai alat bantu dalam pembelajaran.
- Fungsi edukatif, dapat dijadikan petunjuk dan pelajaran kehidupan bagi manusia dalam berperilaku.
Nilai-Nilai Novel Sejarah
Cerita sejarah banyak mengandung nilai-nilai yang disajikan secara implisit (langsung) dan implisit (tidak langsung). Sebagian besar nilai yang dihasilkan masih sesuai dengan kehidupan saat ini atau dapat menjadi pembelajaran di masa ini. Berikut adalah nilai-nilai yang dapat hadir dalam cerita sejarah.
1. Nilai budaya
Salah satu nilai novel sejarah adalah nilai budaya, yang diambil dari budaya yang berkembang secara turun-temurun di masyarakat (berhubungan dengan budaya melayu). Ciri khas nilai-nilai budaya dibandingkan nilai lainnya adalah masyarakat takut meninggalkan atau menentang nilai tersebut karena ‘takut’ sesuatu yang buruk akan menimpanya.
2. Nilai moral
Pada dasarnya nilai moral berkaitan dengan nasihat-nasihat yang berkaitan dengan budi pekerti, perilaku, atau tata susila yang dapat diperoleh pembaca dari cerita yang dibaca atau dinikmatinya.
3. Nilai agama/ religi
Nilai religi biasanya ditandai dengan penggunaan kata dan konsep Tuhan, makhluk gaib, dosa-pahala, serta surga-neraka.
4. Nilai pendidikan/ edukasi
Ini adalah nilai yang berhubungan dengan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang/kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan.
5. Nilai estetika
Nilai yang berhubungan dengan keindahan dan seni dalam penyajiannya.
6. Nilai sosial
Nilai novel sejarah selanjutnya berhubungan dengan kehidupan di dalam masyarakat. Biasanya berupa nasihat-nasihat yang berkaitan dengan kemasyarakatan. Indikasi nilai sosial dikaitkan dengan kepatuhan dan kepantasan bila diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.