SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Mahasiswa disebut memiliki peran strategis dalam memperkuat keberlanjutan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan mewujudkan generasi sehat menuju Indonesia Emas 2045. Hal ini ditegaskan oleh Direktur Utama BPJS Kesehatan, Prof. Dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc., Ph.D, saat memberikan kuliah umum bertajuk “Mahasiswa sebagai Social Agent Program JKN” di Institut Islam Mamba’ul ‘Ulum (IIM) Surakarta, Jumat (10/10/2025).
Menurut Ghufron, mahasiswa bukan hanya penuntut ilmu, tetapi juga agen sosial yang berperan penting dalam membangun kesadaran publik akan pentingnya jaminan kesehatan.
“Mahasiswa merupakan agen sosial yang dapat mengedukasi masyarakat, menggerakkan solidaritas, dan menumbuhkan kepedulian terhadap pentingnya Program JKN. Kehadiran JKN adalah bukti nyata hadirnya negara melindungi seluruh rakyat melalui prinsip asuransi sosial,” ujar Ghufron.
98,62 Persen Penduduk Indonesia Sudah Terlindungi JKN
Sejak diluncurkan pada 2014, Program JKN terus menunjukkan perkembangan luar biasa. Hingga 1 Oktober 2025, cakupan kepesertaan JKN telah mencapai 98,62 persen penduduk atau sekitar 282,75 juta jiwa, menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan capaian Universal Health Coverage (UHC) tercepat dan terbesar di dunia.
Ghufron menambahkan, keberhasilan tersebut tidak hanya berdampak pada sektor kesehatan, tetapi juga pada ekonomi nasional. Selama satu dekade (2014–2024), BPJS Kesehatan telah menyalurkan Rp1.087 triliun untuk pelayanan kesehatan, dengan Rp235 triliun di antaranya digunakan untuk penanganan penyakit berbiaya katastropik seperti jantung, kanker, dan stroke.
Dalam kesempatan itu, Ghufron menegaskan bahwa transformasi digital menjadi pilar utama peningkatan mutu layanan. Kini peserta JKN hanya perlu menunjukkan Nomor Induk Kependudukan (NIK) tanpa harus membawa kartu fisik.
Melalui Aplikasi Mobile JKN, peserta juga dapat menikmati berbagai fitur:
✓ Antrean online, untuk mendapatkan nomor antrean tanpa harus datang ke fasilitas kesehatan lebih awal.
✓ Skrining riwayat kesehatan, agar peserta bisa mendeteksi risiko penyakit sejak dini.
✓ i-Care JKN, untuk melihat rekam medis.
✓ BUGAR, fitur pemantau aktivitas fisik.
Selain itu, BPJS Kesehatan juga menyediakan layanan PANDAWA (Pelayanan Administrasi melalui WhatsApp) di nomor 08118165165 serta Care Center 165 yang melayani pengaduan dan konsultasi peserta tanpa harus datang ke kantor cabang.
Keberhasilan Indonesia dalam menjalankan Program JKN juga mendapat pengakuan internasional. BPJS Kesehatan berhasil meraih 10 penghargaan dalam ajang International Social Security Association (ISSA) Good Practice Award 2024, menjadikan Indonesia sebagai salah satu contoh terbaik implementasi jaminan sosial di dunia.
“BPJS Kesehatan bahkan menjadi rujukan bagi lembaga internasional seperti World Bank dan perguruan tinggi luar negeri. Kami juga telah hadir di forum resmi PBB untuk memperkenalkan sistem JKN sebagai model sukses perlindungan kesehatan universal,” jelas Ghufron.
Ia menambahkan, big data BPJS Kesehatan kini terbuka untuk kalangan akademisi dan peneliti yang ingin mengembangkan riset berbasis bukti (evidence-based policy), sekaligus memperkuat sinergi antara dunia pendidikan dan lembaga sosial.
Dukungan dari Pemkot Surakarta dan Dunia Kampus
Mewakili Wali Kota Surakarta, Kepala Dinas Kesehatan Kota Surakarta, Retno Erawati Wulandari, menilai Program JKN sejalan dengan visi Solo sebagai kota sehat dan berpendidikan.
“Mahasiswa adalah agen sosial yang bisa menjembatani perubahan perilaku masyarakat. Melalui mereka, masyarakat bisa lebih memahami bahwa kesehatan adalah hak dasar setiap warga negara,” ujarnya.
Retno menegaskan, Pemkot Surakarta terus berupaya menghadirkan layanan kesehatan yang mudah dijangkau, terutama bagi masyarakat kurang mampu, melalui kolaborasi lintas sektor dengan perguruan tinggi.
Sementara itu, Rektor IIM Surakarta, Dr. Edy Muslimin, S.Ag., M.Si, menyebut mahasiswa memiliki tanggung jawab moral dan sosial untuk membantu menyebarluaskan literasi JKN di masyarakat.
“Mahasiswa bukan hanya belajar, tapi agen perubahan. Mereka bisa menjadi penggerak bagi sistem kesehatan yang berpihak pada masyarakat kecil. Jika mereka aktif, Program JKN akan berkembang menjadi gerakan sosial besar,” tegas Edy.
Ia juga menekankan pentingnya mengamalkan nilai-nilai keislaman dalam aksi sosial nyata.
“Mahasiswa harus mempraktikkan teologi Al-Maun dan Al-Maidah dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam mendukung program-program sosial seperti BPJS,” tambahnya.
Kuliah umum tersebut diikuti lebih dari 700 peserta dari berbagai kampus di Solo Raya, termasuk STIKES Mambaul Ulum dan sejumlah perguruan tinggi lainnya. Tampil sebagai Keynote Speaker, Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ali Ghufron Mukti serta Panelist Rektor IIM Surakarta, Dr. Edy Muslimin dan Ketua STIKES Mambaul Ulum, Joko Tri Atmojo S.Kep.NS.MKM.
Ketua STIKES Mambaul Ulum, Joko Tri Atmojo mengatakan JKN adalah bentuk nyata dari nilai tolong-menolong yang diajarkan dalam Islam. Ia juga menyampaikan bahwa kampusnya siap mendukung program pemerintah di bidang kesehatan.
Selain menghadirkan diskusi panel bersama akademisi dan pejabat BPJS, acara juga dirangkai dengan penggalangan dana untuk pengadaan ambulans bagi masyarakat sekitar.
Momentum ini diharapkan menjadi tonggak keterlibatan mahasiswa sebagai agen sosial penggerak literasi kesehatan dan solidaritas nasional. Aris Arianto
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.