REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Perum Bulog menyiapkan percepatan serap gabah dan beras menjelang puncak panen Februari hingga Mei 2026. Strategi ini ditempuh untuk memastikan kapasitas penyerapan dapat mengimbangi lonjakan produksi pangan nasional yang diproyeksikan meningkat pada periode tersebut.
Direktur Utama Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani mengatakan kesiapan infrastruktur, penguatan pergudangan, dan mobilisasi antardaerah menjadi fokus utama. Ia menilai kondisi produksi pangan sepanjang 2025 menunjukkan tren kenaikan yang berpotensi berlanjut hingga awal 2026. “Dengan meningkatnya produksi pangan dari hulu dan turunnya pupuk, otomatis panen akan lebih besar,” ujar Rizal, dikutip pada Jumat (21/11/2025).
Rizal menjelaskan stok beras di gudang saat ini mencapai 3,8 juta ton dan diperkirakan tersisa sekitar 3,2 juta ton pada akhir Desember. Karena itu, ruang penyimpanan harus segera disiapkan untuk serapan dalam jumlah besar pada Februari hingga Mei.
Ia menegaskan penyerapan akan berjalan intens mengingat volume panen raya yang masuk dari berbagai wilayah.
Proyeksi produksi nasional dari Food and Agriculture Organization (FAO) turut memperkuat urgensi persiapan tersebut. Dalam laporan Food Outlook edisi November 2025, FAO memprediksi produksi beras Indonesia untuk musim 2025–2026 mencapai 36 juta ton, lebih tinggi dibanding estimasi sebelumnya, sekaligus terbesar di Asia Tenggara.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Andi Amran Sulaiman mengarahkan Bulog memperkuat kapasitas pergudangan untuk menampung kebutuhan serapan. Ia mengatakan periode Februari sampai April membutuhkan penyerapan sekitar 3 juta ton sehingga operasi gudang harus dimulai lebih awal. “Tantangannya gudang harus disiapkan dari sekarang, dan kami yakin Bulog siap,” kata Amran yang juga bertugas sebagai Menteri Pertanian.
Sepanjang 2025, stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) mencatat posisi tertinggi dalam beberapa dekade. Per 19 November, stok pemerintah mencapai 3,903 juta ton yang terdiri atas 3,719 juta ton CBP dan 183,6 ribu ton stok komersial. Dari sisi pengadaan, Bulog telah menyerap 3,325 juta ton, dengan 3,107 juta ton di antaranya untuk CBP.
Penyaluran CBP mencapai 1,094 juta ton melalui berbagai skema, termasuk Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), bantuan pangan, dan dukungan penanganan bencana. Dengan proyeksi panen raya, kapasitas gudang menjadi faktor kunci kontinuitas program penugasan pemerintah.
Sebagai tindak lanjut arahan Presiden Prabowo Subianto, Bulog akan membangun 100 Infrastruktur Pascapanen (IPP) mencakup gudang beras dan jagung, fasilitas pengering, penggilingan, silo, dan unit rice to rice. Sebanyak 51 IPP dibangun di lahan Bulog, sementara 49 lainnya memanfaatkan hibah lahan pemerintah daerah di kawasan 3TP.

2 hours ago
11

















































