TEMPO.CO, Jakarta - Seorang admin akun media sosial Tim Penguin Nasional (TOPAN) diduga melakukan pelecehan seksual. Akun media sosial ini dikenal sebagai pendukung pasangan calon presiden Ganjar Pranowo dan calon wakil presiden Mahfud MD pada pemilihan presiden 2024.
Dugaan pelecehan ini pertama kali mencuat ke publik saat akun media sosial X milik seseorang bernama Haisa mengunggah tangkapan layar kesaksian perempuan berinisial K. “Aku sudah dapat consent dari korban dan diperbolehkan untuk up ini ke Twitter (atau X),” tulis akun milik Haisa pada Sabtu, 19 Oktober 2024.
Dalam unggahan itu, K menceritakan dugaan Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO) yang dia alami. Ia mengatakan dirinya mulai berinteraksi dengan admin berinisial A tersebut melalui sebuah server di media sosial Discord.
Mulanya, semua interaksi berjalan normal dan sewajarnya. Namun, menurut K, admin A mulai mengungkapkan ucapan-ucapan yang menjurus ke arah seksual. Pelaku juga disebut mengajak K menginap atau staycation.
K mengaku tidak nyaman dengan interaksi itu. Menurut kesaksian K, admin A bersikap manipulatif dan mulai menerornya. “Dia membuat situasi 'menakutkan' untuk aku bahkan membicarakan dia ke orang lain,” demikian tulis K dalam tangkapan layar yang dibagikan Haisa.
K pun sempat memutuskan untuk menghapus akunnya. “Tapi somehow dia mencoba reach out di media sosial lainnya.”
Korban Tak Hanya Satu
Sementara itu, Haisa, yang menjadi pendamping korban, menyatakan korban diduga tak hanya satu. “Setelah kami up di Twitter (sekarang X), ternyata banyak korban lain yang menghubungi,” kata Haisa kepada Tempo, Kamis, 24 Oktober 2024.
Lebih lanjut, pelecehan seksual ini diduga tak hanya terjadi di ranah digital. “Beberapa dari mereka memberikan kesaksian bahwa pernah merasa dirugikan di dunia nyata,” ucap Haisa. Namun, dari belasan orang yang telah menghubungi tim pendamping korban, hanya dua yang bersedia membagikan kesaksian soal dugaan pelecehan ini.
Menurut Haisa, secara garis besar, modus yang dilakukan admin A hampir sama. Pada interaksi awal, pelaku disebut memanipulasi korban dengan menceritakan kisah sedih untuk membuat korban berempati. Kemudian, pelaku diduga melontarkan ucapan-ucapan seksual hingga mengirimkan foto-foto tak pantas. "Setelah itu ada ajakan-ajakan bertemu di ruang privat," kata Haisa.
Iklan
Selain K, seorang perempuan berinisial S juga mengaku dirinya merasa dirugikan oleh admin A. Bedanya, S mengalami pelecehan ketika berinteraksi dengan pelaku di dunia nyata.
Pendamping korban yang lain, Kiwi, mengatakan pelaku memaksa S untuk melakukan tindakan seksual yang tak senonoh. Namun, Kiwi tidak merinci seperti apa tindakan itu. “Tindakan tersebut meliputi kontak fisik yang berlebihan, dan itu semua terjadi di bawah pengaruh alkohol,” tutur Kiwi. Menurutnya, admin A juga meneror media sosial S.
Tindak Lanjut Akun Tim Penguin Nasional
Kiwi mengatakan korban dan tim pendamping sudah dihubungi oleh ketiga admin Tim Penguin Nasional lainnya. Mereka telah melakukan diskusi bersama dalam sebuah forum kecil. Menurut Kiwi, dari hasil diskusi tersebut, ketiga admin sepakat untuk menonaktifkan dan memutus akses admin A secara permanen dari akun X maupun Discord TOPAN.
Selain itu, para admin juga menegaskan tidak memberikan toleransi terhadap segala jenis tindakan kekerasan seksual. “Kami berkomitmen dalam menciptakan ruang aman bagi semua pihak dan tidak akan mentolerir setiap tindakan Kekerasan Seksual dalam bentuk apapun,” demikian tertulis di akun @timpenguinnas pada 19 Oktober 2024.
Meski begitu, satu poin yang juga disepakati dari diskusi itu adalah akun TOPAN akan diistirahatkan sementara. “Akun twitter Tim Penguin Nasional akan cooldown untuk sementara waktu sampai waktu yang ditentukan,” tutur admin TOPAN melalui akun X.
Tempo telah melakukan upaya konfirmasi lanjutan kepada akun Tim Penguin Nasional. Namun, hingga berita ini ditulis, admin akun tersebut belum memberi respons.
Pilihan Editor: Tim Monitoring KPK Kecelakaan di Bali, Kapal yang Ditumpangi Terbalik