TEMPO.CO, Jakarta - Pendamping korban kekerasan seksual panti asuhan Tangerang, Dean Hardesviana mengatakan pihak kepolisian perlu mencurigai dua pegawai panti asuhan yang kini berstatus saksi. Menurut dia, penetapan tersangka tak cukup berhenti di tiga orang, yakni Sudirman, Yusuf Bachtiar dan Yandi Supriyadi.
Berdasarkan laporan dan aduan yang ia terima, ada banyak anak yang mengalami pencabulan dari dua pegawai panti inisial L dan W tersebut. “Dua karyawan panti ini diduga mengetahui apa yang terjadi di dalam panti selama ini. Tetapi mereka diam. Mereka tahu anak-anak diapakan oleh tiga tersangka itu. Ada juga laporan mereka juga suka pukulin anak sampai sapu patah,” kata Dean kepada Tempo, Senin, 11 November 2024.
Dean juga menyebut L dan W tersebut memegang keuangan panti secara keseluruhan. Mereka, kata Dean, diduga mengetahui ke mana saja aliran dana panti itu disalurkan. Sehingga ia berpandangan kepolisian perlu menyelidiki lebih lanjut soal keterlibatan dua pegawai panti tersebut. “Kita sudah lacak juga. Menurut kami L dan W ini harus diperiksa lebih lanjut. Mereka ini tahu uang dipakai ke mana untuk apa,” ucap dia.
Diketahui sebelumnya, Panti Asuhan Tangerang milik tersangka pencabulan anak Sudirman (49 tahun), diduga sering menerima donasi dalam jumlah besar dari kalangan selebritis dan pejabat. Namun, uang tersebut diduga dipakai untuk memenuhi gaya hidup pimpinan yayasan, Sudirman, dan dua pengasuh lainnya yang kini berstatus tersangka pencabulan dan kekerasan seksual.
Dean menaksir setidaknya donasi yang telah mengalir ke panti tersebut mencapai miliaran rupiah. “Untuk bangunan hijau itu saja, jumlahnya sekitar Rp 3 miliar lebih. Tanahnya dari siapa, dananya dari siapa, itu saya tahu. Karena saya dekat dengan dia (Sudirman). Teman saya,” kata Dean.
Dean mengungkapkan ia mengetahui ada salah satu pejabat Pemerintah Kota Tangerang yang memberikan donasi rutin setiap pekan sebesar Rp 15 juta. Jika dikalikan dalam sebulan panti tersebut menerima Rp 60 juta dari pejabat tersebut.
“Coba bayangkan Rp 60 juta per bulan dari satu orang saja. Belum lagi ada anggota kepolisian yang kemarin mengaku juga pernah berdonasi ke sana. Dia bilang ke saya, ‘aduh saya menyumbang juga ke sana’. Coba bayangkan berapa banyak,” ujar Dean.
Belakangan, Dean mengetahui influencer Deddy Corbuzier ternyata juga pernah memberikan donasi ke panti asuhan tersebut. “Baru kemarin Mas Deddy bilang, saya salah orang yang menyumbang,” ungkapnya.
Sebagai orang yang telah berteman lama, Dean mengetahui gaya hidup tersangka. Dia menduga donasi yang didapat dari belas kasihan orang lain untuk anak-anak panti digunakan untuk membeli aset.
Menurut Dean, Sudirman memiliki empat unit mobil pribadi. Ponsel Sudirman dan dua pengasuh panti asuhan lain termasuk kategori handphone mahal yang harganya sekitar Rp 23-30 juta per unit.
Dean menduga uang dari para donatur juga digunakan Sudirman untuk melakukan veneer gigi demi menunjang penampilannya. “Dengan kejadian ditangkap ini. Saya kurang tahu asetnya ini dikemanakan, disembunyikan atau dijual,” tuturnya.
“Hidup dia juga hedon. Dia rajin juga perawatan wajah di salah satu klinik kecantikan di BSD. Bisa dicek namanya ada di sana. Begitu juga dua tersangka lain. Terus juga untuk veneer gigi,” kata Dean menambahkan.
Panti Asuhan Darussalam menjadi sorotan karena terungkapnya dugaan pencabulan dan kekerasan seksual terhadap anak-anak panti yang dilakukan para pengasuhnya. Polres Metro Tangerang Kota telah menetapkan tiga tersangka, yaitu ketua panti Sudirman, 49 tahun, dan dua orang pengurus panti Yusuf Bachtiar, 30 tahun dan Yandi Supriyadi, 29 tahun. Sudirman dan Yusuf sudah ditahan sementara Yandi buron.