Perbedaan Kremasi Api dan Kremasi Air

2 hours ago 8

TEMPO.CO, Jakarta - Peradaban manusia mengenal berbagai metode menangani jenazah. Selain dikubur, ada juga yang mengkremasi jenazah. Dalam beberapa kebudayaan, kremasi dilakukan dengan kayu bakar, namun saat ini metode kremasi lebih canggih.

Pembakaran jenazah dilakukan dalam ruang kremasi khusus hingga tersisa abu dan fragmen mineral. Abu hasil kremasi kemudian dikembalikan kepada keluarga, yang dapat memilih berbagai cara untuk mengenang dan menghormati orang yang telah berpulang. Secara umum, terdapat dua jenis kremasi yang umum dilakukan, yaitu kremasi api dan kremasi air. Masing-masing memiliki prosedur dan karakteristik yang berbeda.

1. Kremasi Air

Kremasi air, atau yang dikenal sebagai akuamasi, merupakan metode kremasi berbasis air yang mempercepat proses dekomposisi tubuh melalui reaksi kimia. Proses ini menyerupai pembusukan alami yang terjadi pada jenazah yang dikubur di tanah.

Dilansir dari eirenecremations.com, akuamasi berbeda dengan kremasi api. Proses akuamasi tidak memerlukan peti mati, dan implan logam dalam tubuh tidak perlu diangkat terlebih dahulu karena tidak akan hancur selama proses berlangsung. Prosedur akuamasi berlangsung dalam beberapa tahap dan umumnya memakan waktu antara 6 hingga 16 jam.

Tahapan akuamasi dimulai dengan menempatkan jenazah ke dalam wadah baja tahan karat yang kemudian diisi dengan larutan air dan kalium hidroksida. Larutan ini memiliki komposisi sekitar 95 persen air dan 5 persen alkali, dengan jumlah alkali yang disesuaikan berdasarkan berat dan jenis kelamin jenazah.

Wadah kemudian dipanaskan hingga suhu antara 93 hingga 160 derajat Celsius dengan pengadukan yang memastikan proses berjalan merata. Selama proses ini, bahan organik dalam tubuh terurai menjadi senyawa yang larut dalam air. Hasil akhirnya berupa cairan berwarna hijau kecokelatan serta serpihan tulang. Cairan ini dibuang sebagai limbah, sementara serpihan tulang dicuci, dikeringkan, lalu dihancurkan menjadi bubuk sebelum akhirnya diberikan kepada keluarga dalam wadah atau guci kremasi.

2. Kremasi Api

Kremasi api adalah metode yang lebih umum digunakan, di mana tubuh dikremasi menggunakan suhu tinggi dalam ruang kremasi atau retort. Proses ini berlangsung antara tiga hingga lima jam, tergantung pada ukuran tubuh dan jenis wadah yang digunakan.

Sebelum kremasi dimulai, jenazah dipersiapkan dengan melepaskan barang-barang pribadi seperti perhiasan dan mengeluarkan implan medis yang berisiko, seperti alat pacu jantung. Jenazah kemudian ditempatkan dalam peti mati atau wadah kremasi khusus sebelum dimasukkan ke dalam ruang kremasi yang bersuhu antara 760 hingga 980 derajat Celsius.

Di dalam ruang kremasi, tubuh mengalami pembakaran intens hingga hanya menyisakan tulang dan bahan yang tidak mudah terbakar, seperti logam dari peralatan medis yang pernah ditanam dalam tubuh. Setelah proses pembakaran selesai, jenazah yang telah dikremasi dikeluarkan dari ruang kremasi untuk didinginkan.

Pada tahap akhir, sisa implan logam dipisahkan dan didaur ulang, sementara fragmen tulang yang tersisa dihancurkan menjadi partikel halus seperti pasir kasar. Abu jenazah hasil kremasi ini kemudian ditempatkan dalam wadah sementara atau guci kremasi yang disediakan oleh keluarga.

Pilihan Editor: Mayat Dibakar dan Meledak

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |