TEMPO.CO, Jakarta - Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto merotasi puluhan perwira tinggi dari tiga matra di lingkungan strategis militer. Berdasarkan Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/133/I/2025, tertanggal 31 Januari 2025 itu, Mayor Jenderal atau Mayjen TNI Novi Helmy Prasetya menjadi salah satu perwira yang mendapatkan rotasi jabatan.
“Rotasi dan mutasi ini telah ditetapkan oleh Panglima TNI, sebanyak 65 perwira tinggi dari 30 Pati TNI AD, 24 Pati TNI AL, dan 11 Pati TNI AU,” kata Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal Hariyanto dalam keterangan tertulisnya, Senin, 10 Februari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Adapun Mayjen Novi dirotasi dari jabatan sebelumnya sebagai Asisten Teritorial Panglima TNI, menjadi Komandan Jenderal (Danjen) Akademi Militer (Akmil) TNI. Dia menggantikan Letnan Jenderal atau Letjen Rudianto, yang akan pensiun.
Selain mendapatkan jabatan baru di lingkungan strategis TNI, jenderal bintang dua itu baru-baru ini ditugaskan untuk menjabat di ranah sipil. Novi Helmy diminta Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menjadi Direktur Utama Perum Bulog, tertanggal 7 Februari 2025.
Penugasan Novi Helmy sebagai bos Bulog itu menuai sorotan dilakukan saat masih menjabat sebagai tentara aktif. Ia tidak beralih status menjadi aparatur sipil negara atau pensiun. Penugasan Novi Helmy sebagai Dirut Bulog juga telah direstui Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.
Profil Mayjen TNI Novi Helmy
Mayjen TNI Novi Helmy merupakan perwira tinggi TNI kelahiran 10 November 1971, di Bangkalan, Jawa Timur. Novi, begitu ia disapa, mengawali karier militernya sejak 1993 setelah lulus dari Akmil di Kecabangan Korps Infanteri di Komando Pasukan Khusus atau Kopassus.
Selama menjadi prajurit di Angkatan Darat (AD), Novi tercatat pernah terlibat di sejumlah operasi khusus, di antaranya operasi seroja di Timor Timur pada 1996, operasi Tribuana pada 1999, dan operasi pemberontakan Aceh yang terjadi pada 2005.
Dia mulai mengemban jabatan penting pertamanya sebagai Komandan di Grup D Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) sejak 2013. Kala itu ia bertugas menjaga pengamanan tamu naratama atau Very Very Important Person (VVIP) RI 1 di luar negeri, yaitu Rusia, Inggris, dan Jerman.
Pada 2015, Novi diangkat menjadi Perwira Menengah Detasemen Markas Besar AD dan menjabat selama tiga tahun. Setelahnya,.berturut-turut hingga 2024, ia menjabat sebagai Komandan Korem 061/ Suryakancana, Asisten Personel Kogabwilham III ke 1, Kepala Staf Garnisun Tetap I/Jakarta, dan jabatan terakhir Panglima Divisi Infanteri 3/Kostrad.
Pada Februari 2024, pria usia 53 tahun itu didapuk menjadi Asisten Teritorial Panglima TNI. Ia bertugas memimpin Staf Teritorial TNI. Tugasnya membantu Panglima TNI dalam menyelenggarakan kegiatan dan pemberdayaan wilayah.
Teranyar, pada Januari 2025, dirotasi menduduki jabatan Danjen Akmil. Tak lama berselang, dia ditunjuk Erick Thohir sebagai Direktur Utama Perum Bulog. Hariyanto menjelaskan bahwa penunjukan Novi sebagai Dirut Perum Bulog berdasarkan kesepakatan kerja sama antara TNI dan Kementerian BUMN.
“Penunjukan Mayjen TNI Novi Helmy sebagai Direktur Utama Bulog merupakan bagian dari kerja sama strategis antara TNI dan BUMN yang didasarkan pada nota kesepahaman (MoU) antara kedua institusi, yang telah dilaksanakan sebelumnya,” kata Hariyanto dikonfirmasi awak media, seperti dikutip dari Antara.
Lebih lanjut, selain karena MoU, Novi Helmy ditunjuk sebagai Dirut Bulog lantaran dianggap memiliki pengalaman di bidang pembinaan Babinsa serta memiliki jaringan yang luas. Pengalaman itu dianggap dapat mempermudah Bulog dalam menjalankan program ketahanan pangan nasional. Hal tersebut, lanjut Hariyanto, juga disetujui oleh Panglima TNI.
“Panglima TNI telah menyetujui permintaan tersebut, setelah mempertimbangkan aspek strategis dan kontribusi yang dapat diberikan oleh Mayjen TNI Novi Helmy di Bulog,” ujar Hariyanto.
Novali Panji Nugroho, Dede Leni Mardianti, dan Antara berkontribusi dalam penulisan artikel ini.