Program Makan Bergizi Gratis dalam Sorotan Media Asing: Potensi Meningkatkan Utang Nasional

4 hours ago 6

TEMPO.CO, Jakarta - Program Makan Bergizi Gratis (MBG), sebuah inisiatif ambisius yang diluncurkan pemerintah Indonesia pada Senin, 6 Januari 2025, telah menarik perhatian media internasional.

Program ini bertujuan untuk menyediakan makanan bergizi bagi kelompok rentan, termasuk balita, santri, siswa dari berbagai jenjang pendidikan (PAUD, TK, SD, SMP, SMA), serta ibu hamil dan menyusui. Dimulai di 190 titik yang tersebar di 26 provinsi, program ini menargetkan untuk menjangkau 15 juta penerima manfaat pada akhir 2025.

Infrastruktur pendukung program ini terdiri dari 190 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), atau yang lebih dikenal sebagai Dapur MBG, yang tersebar di seluruh nusantara, dari Aceh hingga Papua Selatan. Setiap dapur diawasi oleh seorang kepala SPPG yang ditunjuk langsung oleh Badan Gizi Nasional (BGN), bekerja sama dengan ahli gizi dan akuntan untuk memastikan standardisasi kualitas gizi yang tinggi dan distribusi makanan yang efisien.

Namun, implementasi program MBG tidak luput dari sorotan dan analisis media asing. Berikut beberapa diantaranya

Agence France-Presse (AFP)

AFP menyoroti tujuan mulia MBG dalam upaya pencegahan stunting di Indonesia. Namun, mereka juga mengangkat kekhawatiran mengenai keberlanjutan skema pembiayaan program ini.

AFP menyoroti besarnya dana APBN yang dialokasikan untuk program ini, menimbulkan pertanyaan tentang dampaknya terhadap anggaran negara dalam jangka panjang. Hal ini memicu perdebatan tentang alokasi sumber daya dan prioritas anggaran pemerintah.

The Associated Press (AP)

AP mempertanyakan kemampuan keuangan Indonesia untuk menanggung biaya program ini, yang berpotensi meningkatkan utang nasional.

Selain itu, AP juga menyoroti potensi dampak negatif terhadap neraca pembayaran luar negeri, mengingat Indonesia masih bergantung pada impor untuk beberapa bahan pangan pokok seperti beras, gandum, kedelai, daging sapi, dan produk susu. AP juga menyinggung adanya potensi pengaruh dari kelompok lobi industri dalam program ini.

Malay Mail

Media Malaysia ini memberikan laporan yang lebih detail mengenai aspek pelaksanaan program. Mereka melaporkan alokasi anggaran sebesar 10.000 rupiah (62 sen AS) per makanan, dengan total anggaran Rp 71 triliun (4,3 miliar dolar AS) untuk tahun fiskal 2025.

Malay Mail juga menyoroti target ambisius program untuk menjangkau hampir 83 juta orang pada tahun 2029 dan upaya Indonesia untuk menurunkan angka stunting, yang saat ini mempengaruhi 21,5 persen anak-anak di Indonesia.

Mereka menekankan pentingnya pemantauan yang transparan dan manajemen keamanan pangan yang ketat untuk mencegah masalah seperti penggunaan bahan-bahan olahan yang tidak sehat, seperti mie instan dan sosis. Laporan ini juga memberikan gambaran tentang kerja keras para pekerja katering yang memulai persiapan makanan sejak tengah malam.

The Strait Times

Media Singapura ini memberikan konteks politik yang lebih luas, melaporkan bahwa kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo ke berbagai negara, termasuk Amerika Serikat, Cina, dan Inggris, sebagian bertujuan untuk menggalang dukungan finansial bagi program MBG.

Mereka secara spesifik menyebutkan bahwa Presiden Prabowo berhasil memperoleh komitmen pendanaan sebesar 10 miliar dolar AS dari Presiden Cina, Xi Jinping, yang sebagian dialokasikan untuk program ini.

The Strait Times juga menyoroti operasional 190 dapur yang dikelola oleh pihak ketiga, termasuk pangkalan militer, yang bekerja sejak tengah malam untuk menyiapkan dan mendistribusikan makanan.

Pilihan Editor: Diskusi Pojok Bulaksumur UGM: Makan bergizi Gratis Jangan Sampai Jadi Proyek Bancakan Korupsi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |