Program Part Silama dari Dosen Umuka Solo Beri Solusi Pakan Praktis bagi Peternakan Domba

3 hours ago 7

Tim Part Silama UMUKA SOLO mengunjungi Pusdiklat Jatam Kabupaten Karanganyar dalam rangka kolaborasi pembuatan Silase bagi para peternak. (Istimewa)

KARANGANYAR, JOGLOSEMARNEWS.COM – Tiga dosen Universitas Miuhammadiyah Karanganyar (UMUKA) Solo kembali mengibarkan kiprah prestasinya, yakni Ina Nurtanti (Ketua Program Studi S1 Peternakan), Desna Ayu Wijayanti (Ketua Program Studi D3 Produksi ternak) dan Dzikrina Aqsha Mahardika (dosen Program Studi Ilmu Komunikasi) mendapatkan dana hibah dari Kemendiktiksaintek Republik Indonesia melalui jalur Hibah Pengabdian Dosen Pemula dengan mengusung Pendampingan SMART Silase Management: Teknologi Pengolahan Hijauan Pakan atau disingkat PART SILAMA yang fokus di peternakan domba Pusdiklat Jamaah Tani (Jatam) Muhammadiyah Karanganyar.

Ide gagasan Part Silama muncul karena melihat problematika di masyarakat ketika musim kemarau, di mana para peternak kesulitan mendapatkan pakan bagi hewan ternaknya. Saat rumput sulit ditemukan, para peternak sering kali terpaksa membeli pakan tambahan dengan harga tinggi dan hal tersebut membebani biaya produksi serta menurunkan keuntungan bagi usaha peternakan. “Part Silama hadir memberikan solusi bagi para peternak, berkolaborasi dengan Peternakan Pusdiklat Jatam Kandank D’Mumtaz tim dosen Umuka membekali peternak keterampilan praktis membuat silase, sebagai cara sederhana, murah, dan efektif untuk mengawetkan pakan hijauan dengan tetap menjaga kandungan nutrisi di dalamnya,” ujar Ketua Tim Part Silama, Ina Nurtanti dalam siaran persnya, Selasa (16/9/2025).Ina menjabarkan teknologi dari Part Silama dapat meminimalisasi pengeluaran peternak saat musim kemarau. “Teknologi ini memungkinkan peternak menyimpan pakan hingga berbulan-bulan tanpa khawatir kualitasnya turun. Jadi saat musim kemarau, pakan tetap tersedia,” terangnya.

Program ini juga memperkenalkan pendekatan SMART, sehingga diharapkan dapat memberikan nilai tambah karena peternak tidak hanya diajari keterampilan teknis, tetapi juga manajemen pakan secara berkelanjutan. Kegiatan sosialisasi Part Silama mengenai Silase dihadiri 29 peternak, materi sosialisasi disampaikan dengan metode presentasi interaktif, diskusi kelompok, dan demonstrasi teknis. Peternak diajarkan langkah-langkah membuat silase dan praktek secara langsung mulai dari pemilihan bahan baku seperti rumput gajah, jagung, atau daun leguminosa, teknik pencacahan, pencampuran dengan molase atau inokulan, hingga proses pemadatan di dalam wadah drum plastik atau silo sederhana.

Salah satu peserta, Burhan Effendi, mengaku terbantu dengan adanya Part Silama, “Dulu kami bingung kalau musim kemarau. Rumput habis, harus beli pakan mahal. Sekarang kami jadi tahu caranya membuat silase. Ternyata mudah, hanya pakai drum bekas sudah bisa,” tuturnya.

Anggota tim, Desna Ayu Wijayanti menegaskan tim akan selalu memonitor kualitas silase yang dihasilkan peternak dan mendorong terbentuknya kelompok peternak binaan. “Kami ingin program ini tidak berhenti pada pelatihan, tetapi benar-benar menjadi kebiasaan baru bagi peternak dalam mengelola pakan,” tuturnya.

Pemanfaatan sumber daya lokal secara optimal akan mendukung konsep ekonomi sirkular di desa. Potensi pengembangan silase di Kabupaten Karanganyar sangat besar mengingat ketersediaan hijauan cukup melimpah di musim hujan. Jika teknologi ini diadopsi secara luas, bukan tidak mungkin Karanganyar bisa menjadi salah satu daerah percontohan ketahanan pakan nasional. “Program Part Silama juga menjadi bukti nyata kontribusi perguruan tinggi dalam pemberdayaan masyarakat. Umuka Solo berkomitmen untuk terus menghadirkan inovasi tepat guna dalam menjawab permasalahan di masyarakat”, ucap anggota tim lainnya, Dzikrina Aqsha.

Program ini, lanjut Dzikrina, sejalan dengan upaya pemerintah dalam mewujudkan swasembada daging dan susu melalui peningkatan produktivitas ternak. Teknologi silase yang mudah, murah, dan ramah lingkungan dapat menjadi jawaban untuk menjamin ketersediaan pakan sepanjang tahun. Dengan dukungan akademisi, peternak, dan pemerintah daerah, sinergi yang terbangun diharapkan mampu memperkuat sektor peternakan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Kehadiran program sosialisasi dan pendampingan teknologi silase di Peternakan D’Mumtaz Karanganyar dirasa tidak hanya memberikan solusi praktis atas permasalahan pakan, tetapi juga membuka jalan menuju kemandirian peternak. Inovasi sederhana ini diharapkan mampu memberikan dampak nyata yang berkelanjutan. “Inilah bukti bahwa ketika kampus dan masyarakat bersinergi, maka lahir solusi yang tepat guna dan bermanfaat luas,” tutup Ina.
Ali

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |