TEMPO.CO, Jakarta - Saat ini, Indonesia diramaikan dengan kabar pembunuhan yang terjadi di lingkungan terdekat, yaitu keluarga. Peristiwa ini mencuri perhatian publik luas karena antara anggota keluarga yang seharusnya saling menyayangi malah justru terjadi pembunuhan.
Pembunuhan ini memiliki beragam istilah untuk menunjukkan pelaku dan korban dari anggota keluarga. Adapun, istilah dalam pembunuhan keluarga sebagai berikut:
Matrisida
Dilansir ncbi.nlm.nih.gov, matrisida berasal dari mitologi Yunani dan diisi dengan emosi yang tinggi. Pada 40 tahun lalu, psikiater Wertham menggambar analogi antara pasiennya dan sosok matrisicidal dari mitologi Yunani yang menciptakan ungkapan "Kompleks Orestes”. Istilah ini menggambarkan anak laki-laki tidak dewasa secara seksual, berorientasi homoseksual, dan terjebak dalam hubungan ketergantungan, tetapi bermusuhan dengan ibu posesif. Kondisi ini menyebabkan anak laki-laki membunuh ibu kandung.
Parisida
Parisida berasal dari bahasa Latin, parricide yang berarti membunuh orang dekat. Kata ini kemudian berkembang menjadi parricidium dengan "par" mengacu pada "pater" atau "father". Lalu, parricide diserap oleh bahasa Inggris pada abad ke-18 menjadi istilah yang lekat dengan "orang yang membunuh orang tua mereka". Pembunuhan kepada orang tua yang dilakukan anak initerjadi karena kelelahan, tekanan akademis, konflik keluarga tidak terselesaikan, dan faktor sosial lain.
Filisida
Filisida adalah pembunuhan yang terjadi ketika orang tua membunuh anak mereka. Ayah memiliki alasan historis untuk membunuh, yaitu anak tidak memiliki rasa hormat atau menolak perintah. Sebaliknya, para peneliti menyampaikan, ibu dapat membunuh anak mereka karena ketidakmampuan untuk merawat, masalah dengan ayah, atau perbedaan masalah gender.
Infantisida
Infatisida adalah pembunuhan yang disengaja terhadap bayi di bawah usia satu tahun. Pelaku dalam sebagian besar kasus ini adalah orang tua dari anak. Namun, beberapa penulis mencatat bahwa orang tua tiri atau pengasuh lainnya juga dapat melakukan tindakan ini.
Fratrisida
Fratrisida adalah pembunuhan terhadap adik atau kakak laki-laki. Fratrisida berasal dari mitologi yang memiliki salah satu cerita paling terkenal tentang kisah Kain dan Habel atau Romulus dan Remus. Si kembar kuno ini memperebutkan cinta para dewa yang menyebabkan Romulus membunuh saudaranya dan mendirikan Roma.
Sororisida
Dilansir ftm.aamft.org, sororisida adalah pembunuhan terhadap adik atau kakak perempuan. Biasanya, pelaku pembunuhan ini dilakukan oleh saudara kandung laki-laki yang memiliki diagnosis gangguan perilaku. Adapun, penyebab umum dari pembunuhan ini karena persaingan antara saudara kandung yang dapat mengarah pada perkelahian fisik tidak terkendali sampai kematian.
Uksorisida
Uksorisida adalah pembunuhan terhadap istri yang biasa terjadi karena kecemburuan seksual dan kecurigaan perselingkuhan. Biasanya, uksorisida terjadi pada perempuan usia muda yang dilakukan oleh suami mereka.
Avunkulisida
Avunkulisida adalah tindakan membunuh seorang paman. Contoh avunkulisida adalah pembunuhan Raja Arab Saudi pada 1975 oleh keponakannya.
Familisida
Familisida adalah peristiwa pembunuhan korban berganda yang dilakukan oleh pasangan dan setidaknya satu anak. Peristiwa ini menantang nilai-nilai berharga dari keluarga inti sebagai tempat yang aman. Biasanya, familisida mendapat sorotan dari media secara intens.
Patrisida
Patrisida adalah pembunuhan terhadap ayah. Risiko pembunuhan keluarga yang dilakukan anak ini dapay meningkat ketika seorang ayah menolak atau mempermalukan sang buah hati.
Intan Setiawanty turut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan Editor: Kasus Tragis Matrisida atau Anak Bunuh Ibu di Indonesia