TEMPO.CO, Jakarta - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menegaskan bahwa Joko Widodo dan keluarganya sudah bukan lagi kader partai banteng, meski masih memiliki Kartu Tanda Anggota (KTA).
“Saya tegaskan kembali bahwa Pak Jokowi dan keluarga sudah tidak lagi menjadi bagian dari PDIP,” kata Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto di Sekolah Partai PDIP, Jakarta Selatan, Rabu, 4 Desember 2024.
Hasto mengatakan, putra dan menantu Jokowi, Gibran Rakabuming Raka dan Bobby Nasution, sudah tidak lagi menjadi anggota PDIP ketika dicalonkan oleh partai politik lain.
Apalagi, kata Hasto, pencalonan mencederai konstitusi dan demokrasi dengan dibuktikan pelanggaran etik berat Hakim Mahkamah Konstitusi Anwar Usman.
Anwar Usman dijatuhi sanksi berat oleh Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi karena Putusan MK Nomor 90/PUU-XXI/2023 tentang batas usia calon presiden dan calon wakil presiden.
Hal itu dibuktikan dengan pengiriman surat dari DPC Kota Surakarta, tempat KTA Gibran berasal, yang memberitahukan bahwa berdasarkan Undang-Undang Partai Politik dan andil-andil partai, keanggotaannya secara otomatis berhenti.
Jokowi merespons santai terkait pemecatannya dari PDIP.
"Ya berarti partainya perorangan," ucap Jokowi ketika ditemui awak media di rumahnya, Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Jawa Tengah, Kamis, 5 Desember 2024.
Saat ditanya apakah saat ini tidak lagi terafiliasi dengan partai politik tertentu, Jokowi mengulang kembali jawabannya. Jokowi belum mau berandai-andai soal rencana masuk partai politik.
"(Sekarang tidak terafiliasi partai?) Ya partainya jadi perorangan, ya udah itu," ucapnya.
Golkar siap terima
Sekretaris Jenderal Partai Golkar Sarmuji mengatakan, partainya terbuka menerima Presiden ke-7 RI itu bila mempertimbangkan untuk bergabung.
"Tentu Golkar akan menerima dengan tangan terbuka sebagaimana menerima orang lain," katanya di kompleks Parlemen Senayan, Jakarta pada Kamis, 5 Desember 2024.
Namun, dia mengatakan, keputusan tersebut berada di tangan Jokowi. Dia menilai, mantan Wali Kota Solo itu sebagai sosok yang merdeka dan bebas dalam menentukan pilihan partai politiknya.
"Saya meyakini Pak Jokowi pasti akan melakukan pertimbangan banyak untuk masuk ke partai politik," ujarnya.
Tak hanya Jokowi, dia mengungkapkan bahwa partainya bakal menerima Gibran ataupun anggota keluarga Solo lainnya bila tertarik. Dia mengungkapkan, partai pimpinan Bahlil Lahadalia ini tak tebang pilih dalam menyaring calon kader.
"Siapa saja, asal setia dengan Pancasila dan UUD 1945 pasti kami terima," ucapnya.
Menurut dia, jika Jokowi mempertimbangkan untuk bergabung dengan partainya maka akan menjadi keuntungan tersendiri. Sebab, ujar Sarmuji, pengaruh mantan kepala negara dua periode itu masih cukup besar di masyarakat.
Namun, dia mengungkapkan hingga kini belum ada pembahasan ihwal bergabungnya Jokowi ke Golkar. Sarmuji berujar, belum menemui lagi mantan Gubernur Jakarta tersebut.
Gerindra: Belum dibahas
Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad belum bisa memastikan apakah pintu Gerindra terbuka untuk Jokowi dan keluarganya bila bergabung ke partai besutan Prabowo Subianto itu.
"Saya gak bisa jawab, karena hal ini belum pernah dibahas di dalam partai. Dan saya tidak bisa mengatasnamakan partai Gerindra dalam menjawab hal ini," katanya di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, pada Kamis, 5 Desember 2024.
Namun, Dasco memastikan bahwa menantu Jokowi, Bobby Nasution, telah menjadi bagian dari Partai Gerindra. Bahkan, Bobby maju di pemilihan gubernur atau Pilgub Sumatera Utara (Sumut) menggunakan KTA Gerindra.
"Seingat saya kalau Pak Bobby itu sudah punya KTA Gerindra memang pada waktu mendaftar di Pilgub Sumut," ujar Dasco.
ANNISA FEBIOLA | EKA YUDHA SAPUTRA | NOVALI PANJI NUGROHO | SEPTIA RYANTHIE