Risiko Baru Minuman Beralkohol di Usia 35-50: Efek Fisik yang Berbeda dari Peminum Muda

3 hours ago 5

TEMPO.CO, Jakarta - Banyak orang menganggap minuman beralkohol sebagai bagian dari gaya hidup atau cara bersantai. Namun, seiring bertambahnya usia, tubuh mengalami perubahan yang membuat efek alkohol menjadi lebih berisiko. Di usia 35-50 tahun, metabolisme melambat, organ tubuh tidak lagi sekuat saat muda, dan risiko penyakit kronis meningkat.

Dilansir dari laman Channel New Asia, kelompok usia 35-50 di Amerika Serikat tahun tercatat memiliki tingkat pesta minuman keras tertinggi pada tahun 2022. Sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa lonjakan terbesar dalam konsumsi alkohol berat antara 2018 hingga 2022 yang terjadi pada individu berusia 40-an. Para dokter juga menyoroti kekhawatiran terhadap meningkatnya kebiasaan minum, terutama di kalangan wanita paruh baya karena lebih banyak dari mereka mengembangkan penyakit hati dan jantung yang berhubungan dengan alkohol.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Para peneliti belum sepenuhnya memahami alasan di balik meningkatnya konsumsi alkohol di usia paruh baya. Namun, mereka mencatat bahwa orang dewasa dalam kelompok usia ini menghadapi tekanan dari tanggung jawab merawat anak-anak dan orang tua yang menua, meningkatnya tuntutan pekerjaan, serta tingkat kesepian yang tinggi.

"Saya tidak ingin memperburuk atau menjadi orang yang terlalu khawatir," kata Katherine Keyes, seorang profesor epidemiologi di Universitas Columbia. "Tapi saya pikir pada titik ini, itu cukup mengkhawatirkan.”

Minum alkohol di usia 55 disebut memiliki risiko yang lebih berbahaya daripada ketika usia 25 adalah karena alkohol dapat memperburuk kondisi kesehatan yang sering dialami di usia tua, seperti gangguan gula darah atau tekanan darah tinggi. 

Bahkan, disebutkan konsumsi satu atau dua minuman saja dapat menyebabkan peningkatan sementara pada detak jantung, yang berpotensi meningkatkan risiko serangan jantung atau gagal jantung.

Hal ini dilakukan dalam penelitian National Library of Medicine “Alcohol’s Effects on the Cardiovascular System” yang dilakukan di tahun 2027. Dampak ini akan meningkat atau semakin berbahaya bagi mereka yang sudah memiliki riwayat penyakit jantung sebelumnya.

Seiring bertambahnya usia, tubuh menjadi kurang efisien dalam memproses alkohol, dan toleransi terhadapnya bisa menurun. Hati bekerja lebih keras untuk memetabolisme minuman seperti martini atau manhattan. Selain itu, hilangnya massa otot secara alami yang dimulai sejak usia 30-an dapat membuat beberapa orang lebih rentan terhadap efek alkohol. Akibatnya, alkohol bertahan lebih lama dalam aliran darah serta meningkatkan konsentrasi alkohol dalam darah. Hal ini akan membuat seseorang mabuk lebih cepat dan pada gilirannya justru dapat meningkatkan risiko jatuh dan cedera lainnya. Fakta ini disebutkan oleh Johannes Thrul, profesor di Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health. 

"Jika Anda lebih muda, tubuh Anda dapat bangkit kembali dengan lebih mudah dan pulih lebih cepat," ungkap Dr Thrul. "Tapi seiring bertambahnya usia, itu semakin sulit.”

Kebiasaan minum alkohol di usia tua juga dapat berdampak negatif pada kesehatan di masa depan. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa konsumsi alkohol berlebihan dapat meningkatkan risiko gangguan kognitif di kemudian hari karena adanya kemungkinan kerusakan sel-sel otak yang disebabkan oleh alkohol. Selain itu, Ahli Bedah Jenderal AS baru-baru ini menegaskan bahwa alkohol secara langsung berkontribusi terhadap risiko kanker dan telah mengusulkan pemberian label peringatan pada minuman beralkohol.

Secara umum, minuman beralkohol juga memiliki banyak kerugian bagi tubuh daripada manfaat yang didapat. Misalnya, membuat kulit kering, memperburuk masalah kulit, mengalami penuaan dini, menyebabkan perut buncit, mengganggu kualitas tidur, membuat badan menjadi bau, menyebabkan rambut menjadi kering dan rapuh, serta membuat rambut rentan mengalami kerontokan. 

Dan sebaliknya, mengurangi minuman beralkohol dapat menurunkan risiko atau memperburuk penyakit kronis yang terkait dengan minum alkohol, kata Dr Stockwell, karena minum lebih sedikit dapat menurunkan tekanan darah dan gula darah. Serta, dalam beberapa kasus, mengurangi minuman beralkohol membantu orang menurunkan berat badan.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |