TEMPO.CO, JAKARTA - Mana penulisan yang benar antara silakan atau silahkan? Meski perbedaannya hanya terletak pada huruf “h”, akan tetapi masih cukup banyak orang yang belum mengetahui perbedaanya.
Bahasa Indonesia memiliki ragam aturan kebahasaan yang perlu dipahami, terutama dalam membedakan kata baku dan tidak baku. Salah satu contoh yang kerap membingungkan adalah penggunaan kata silakan atau silahkan, mana yang benar? Simak penjelasan selengkapnya berikut ini.
Apa Itu Kata Baku dan Tidak Baku?
Kata baku adalah kata yang sesuai dengan kaidah dan aturan yang ditetapkan oleh Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Kata ini digunakan dalam situasi resmi seperti dokumen, surat menyurat, atau komunikasi formal.
Sebaliknya, kata tidak baku merupakan kata yang penggunaannya tidak sesuai dengan aturan KBBI. Kata tidak baku sering muncul dalam percakapan sehari-hari, tetapi tidak direkomendasikan untuk konteks resmi.
Kata Silakan atau Silahkan, Mana yang Benar?
Menurut KBBI, bentuk penulisan baku dari kata silahkan adalah silakan. Kata ini berasal dari kata dasar sila yang berarti "dipersilakan" atau "dipersilah." Penambahan akhiran -kan membentuk kata kerja yang menunjukkan sebuah permohonan secara sopan. Contohnya:
- Silakan masuk ke ruang rapat.
- Silakan pilih menu favorit Anda.
Sebaliknya, “silahkan” adalah bentuk yang tidak baku dan tidak ditemukan dalam KBBI. Penggunaan kata ini kerap terjadi akibat kebiasaan lisan atau salah kaprah dalam penulisan.
Contoh Kekeliruan Kata Lainnya
Selain “silakan” dan “silahkan,” berikut adalah beberapa contoh kata baku dan tidak baku yang sering tertukar:
- Aktivitas (baku) vs aktifitas (tidak baku)
- Efektif (baku) vs efektip (tidak baku)
- Apotek (baku) vs apotik (tidak baku)
- Kuitansi (baku) vs Kwitansi (tidak baku)
- Di mana (baku) vs dimana (tidak baku)
- Sekadar (baku) vs sekedar (tidak baku)
- Analisis (baku) vs analisa (tidak baku)
- Risiko (baku) vs resiko (tidak baku)
- Antre (baku) vs antri (tidak baku)
- Praktik (baku) vs praktek (tidak baku)
- Imbau (baku) vs himbau (tidak baku)
- Ustaz (baku) vs ustad atau ustadz (tidak baku)
- Miliar (baku) vs milyar (tidak baku)
Memahami perbedaan ini penting agar komunikasi tertulis lebih sesuai dengan standar yang berlaku. Penggunaan kata baku menunjukkan profesionalisme dan menghormati kaidah bahasa. Hal ini sangat penting, terutama dalam penulisan formal seperti konten SEO, surat resmi, atau karya ilmiah.
Selain itu, menggunakan kata baku dapat membantu audiens memahami pesan Anda dengan lebih baik. Pilihan yang tepat antara silakan atau silahkan adalah “silakan.” Kata ini telah sesuai dengan KBBI dan dianjurkan dalam semua bentuk komunikasi resmi.
Sebagai pengguna bahasa, masyarakat Indonesia memiliki tanggung jawab untuk menjaga kelestarian dan keakuratan bahasa Indonesia.
Oleh karena itu, selalu periksa kata-kata yang digunakan melalui KBBI untuk memastikan bahwa kita mengikuti kaidah yang benar.
Herzanindya Maulianti, berkontribusi dalam artikel ini.