TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan baru-baru ini mengatakan bahwa negaranya telah memutuskan semua hubungan dengan Israel. Sebagaimana diketahui hubungan kedua negara memburuk sejak Israel menyerang Palestina pada Oktober 2023. Lantas apa saja yang dilakukan oleh Erdogan selama ini dalam mengkritisi Israel?
"Sebagai bangsa dan pemerintah Republik Turki, kami telah memutuskan untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel, dan saat ini kami tidak memiliki hubungan dengan mereka," kata Erdogan, Rabu, 13 November 2024, sebagaimana dilaporkan Anadolu.
Dia menambahkan bahwa Ankara tidak akan mengambil langkah atau tindakan apa pun untuk menghidupkan kembali atau memajukan kerja sama dengan Israel di masa depan.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Israel membantah adanya perubahan dalam hubungan diplomatiknya dengan Turki hanya beberapa jam setelah Erdogan menyatakan bahwa ia telah memutuskan semua hubungan dengan Yerusalem. Kementerian "tidak mengetahui adanya perubahan status hubungan dengan Turki," demikian pernyataan kementerian tersebut yang dikutip oleh media lokal.
Erdogan semakin memusuhi Israel dan semakin dekat dengan Hamas sejak serangan kelompok tersebut di Israel selatan pada 7 Oktober 2023.
Sejak saat itu, Erdogan terus meningkatkan kritikannya terhadap Israel dan dibarengi dengan melakukan hal-hal berikut ini:
Sebut Hamas Bukan Teroris dan Membatalkan Lawatan ke Israel
Pada pertemuan kelompok parlemen Partai Keadilan dan Pembangunan (AK) di Ankara, Rabu, 25 Oktober 2023, Presiden Turki Tayyip Erdogan, dalam komentarnya yang paling keras mengenai konflik Gaza, mengatakan bahwa kelompok militan Palestina Hamas bukanlah sebuah organisasi teroris melainkan sebuah kelompok pembebasan yang berjuang untuk melindungi tanah Palestina.
Erdogan mengatakan bahwa sebelum 7 Oktober, dia telah berencana untuk mengunjungi Israel tetapi kemudian membatalkan rencananya akibat serangan Israel pada Palestina sebagaimana dilaporkan Anadolu.
"Hamas bukanlah organisasi teroris, Hamas adalah kelompok pembebasan, 'mujahidin' yang berperang untuk melindungi tanah dan rakyatnya," katanya kepada para anggota parlemen dari Partai AK yang berkuasa, dengan menggunakan sebuah kata dalam bahasa Arab yang berarti mereka yang berjuang demi keyakinannya, dikutip dari Reuters.
Erdogan juga mengecam negara-negara Barat yang mendukung pengeboman Israel atas Gaza serta menuduh mereka munafik karena gagal menanggapi apa yang ia sebut sebagai "pembantaian yang disengaja" oleh Israel di Gaza dengan ketegasan yang sama seperti yang mereka lakukan terhadap invasi Rusia ke Ukraina.
Sebut Israel Sebagai Negara Teroris
Pada Rabu, 15 November 2023 Erdogan menyebut Israel adalah "negara teroris" yang melakukan kejahatan perang dan melanggar hukum internasional di Gaza, mempertajam kritiknya yang berulang terhadap para pemimpin Israel dan pendukung mereka di Barat.
Hal itu disampaikannya dua hari sebelum kunjungan yang direncanakan ke Jerman untuk bertemu Kanselir Olaf Scholz. Kunjungan tersebut akan menjadi kunjungan pertamanya ke negara Barat sejak Israel mulai membombardir Gaza pada 7 Oktober 2023 sebagai respons terhadap serangan Hamas. Seperti yang diketahui, Jerman telah menyatakan solidaritas yang kuat untuk Israel.
Erdogan juga mengatakan kampanye militer Israel terhadap kelompok militan Palestina Hamas termasuk "serangan paling berbahaya dalam sejarah manusia" dengan dukungan "tak terbatas" dari Barat.
"Dengan kebiadaban pengeboman terhadap warga sipil yang dipaksa meninggalkan rumah mereka saat mereka direlokasi, Israel secara harfiah menggunakan terorisme negara," kata Erdogan tentang Israel di parlemen.
Erdogan saat itu menambahkan bahwa ia akan menghubungi para pemimpin negara yang sempat abstain dalam pemungutan suara di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai gencatan senjata bantuan di Gaza.
Dikutip dari Al Jazeera, Turki pada bulan yang sama juga telah menarik duta besarnya dari Israel dan memutuskan kontak resmi dengan Netanyahu, menangguhkan upaya terbaru kedua negara untuk memperbaiki hubungan mereka yang bermasalah.
Hentikan Perdagangan Dengan Israel
Pada Mei lalu, Turki memutuskan untuk menghentikan semua ekspor dan impor ke dan dari Israel yang dimulai pada Kamis, 2 Mei 2024, kata kementerian perdagangan Turki, dengan alasan "tragedi kemanusiaan yang memburuk" di wilayah Palestina, seperti dilaporkan oleh Reuters.
"Transaksi ekspor dan impor yang terkait dengan Israel telah dihentikan, mencakup semua produk," kata kementerian perdagangan Turki dalam sebuah pernyataan.
"Turki akan secara ketat dan tegas menerapkan langkah-langkah baru ini hingga Pemerintah Israel mengizinkan aliran bantuan kemanusiaan yang tidak terputus dan cukup ke Gaza."
Diketahui kedua negara memiliki volume perdagangan sebesar $6,8 miliar pada tahun 2023. Sebulan sebelumnya, Turki juga memberlakukan pembatasan perdagangan terhadap Israel sstelah adanya penolakan Israel untuk mengizinkan Ankara mengambil bagian dalam operasi pengiriman bantuan melalui udara untuk Gaza.
Ancam Invasi Israel
Pada Juli 2024, Erdogan sempat mengancam Israel dengan mengatakan bahwa negaranya mungkin memasuki Israel seperti yang telah dilakukan di masa lalu di Libya dan Nagorno-Karabakh. "Kita harus sangat kuat agar Israel tidak dapat melakukan hal-hal konyol ini terhadap Palestina. Sama seperti kita memasuki Karabakh, sama seperti kita memasuki Libya, kita mungkin melakukan hal serupa kepada mereka," kata Erdogan dalam pertemuan Partai AK yang berkuasa di kampung halamannya di Rize seperti dikutip dari Reuters.
"Tidak ada alasan mengapa kita tidak bisa melakukan ini... Kita harus kuat agar bisa mengambil langkah-langkah ini," imbuh Erdogan dalam pidato yang disiarkan televisi.
https://www.reuters.com/world/middle-east/erdogan-says-turkey-might-enter-israel-help-palestinians-2024-07-28/
Serukan Aliansi Negara Islam
Presiden Turki Tayyip Erdogan pada September lalu, mengatakan bahwa negara-negara Islam harus membentuk aliansi melawan apa yang disebutnya "ancaman ekspansionisme yang berkembang" dari Israel.
"Satu-satunya langkah yang akan menghentikan arogansi Israel, banditisme Israel, dan terorisme negara Israel adalah aliansi negara-negara Islam," kata Erdogan pada acara asosiasi sekolah Islam di dekat Istanbul.
Ia mengatakan langkah-langkah terkini yang telah diambil Turki untuk meningkatkan hubungan dengan Mesir dan Suriah ditujukan untuk "membentuk garis solidaritas melawan meningkatnya ancaman ekspansionisme," yang menurutnya juga mengancam Lebanon dan Suriah.
NI MADE SUKMASARI | IDA ROSDALINA | REUTERS | ANADOLU | AL JAZEERA